Cinta Pada Istri Urakan - Bab 122 Tubuhmu Dipasangi Bom

Tuan Black dan dua orang saudara yang lain benar-benar merasa jijik terhadapnya, gaya nyonya Pradipta ini dan gaya prajurit wanita itu benar-benar berbeda jauh sekali.

"Sh*t, muntah di tanganku, benar-benar menjijikkan sekali." seorang pria mengelap tangannya ke pakaian Laras dengan jijik.

"F*ck, ini satu lantai semua muntahannya dia?!" pria yang satunya lagi mengeluh dengan sedih dan marah, kakinya terasa lengket, situasinya sekarang masih tidak jelas apakah mereka bisa melarikan diri atau tidak, lalu masih harus mengerjakan pekerjaan melelahkan ini, benar-benar rugi sekali.

Tuan Black memarahinya : "Apa yang kamu keluhkan, cepat kerjakan jika ingin selamat."

Laras yang baru saja muntah sudah merasa lebih enak sedikit dibandingkan sebelumnya, dia berkata dengan benci, "Kalianlah yang menjijikkan, jelas-jelas kalian adalah manusia, tapi malah melakukan semua hal yang dilakukan oleh binatang, memangnya kalian tidak merasa bersalah kepada orang tua yang sudah membesarkan kalian selama ini?"

"Apa yang kamu katakan?"

"Aku berkata kalau kalian masih lebih menjijikkan dibandingkan apa yang baru saja aku muntahkan itu!"

Tuan Black sangat murka, seluruh kebenciannya terhadap Gavin langsung naik menuju ke otak, "Pasang semuanya, pasang yang banyak."

Laras tidak tahu apa yang sedang mereka pasangkan di tubuhnya, jadi dia menunduk untuk melihatnya, alamak, matanya yang tidak bisa terbuka karena takut seketika itu juga langsung membesar sebesar lonceng perunggu.

Barang yang tersusun sebaris-sebaris itu, kenapa begitu mirip dengan bom yang biasa digunakan oleh para penjahat di film-film?!

"Jika kamu tidak menurut, aku akan meledakkan tubuhmu menjadi serpihan-serpihan!" Tuan Black berkata sambil menggertakkan giginya.

"........." Pikiran Laras tiba-tiba kosong, dia benar-benar merasa takut sampai kedua kakinya terasa lemas dikarenakan bau mesiu yang sangat kuat.

Segera sesudahnya, Laras ditarik keluar, begitu dia keluar dan menghirup udara segar, dia langsung merasa jauh lebih enakan, ruang bawah tanah itu pengap dan juga lembab, semakin membuatnya mabuk laut.

Di sekelilingnya adalah lautan luas yang tidak berujung, hampir tidak terlihat garis batas antara langit biru dan lautan yang luas itu, lautan dan juga langit bergabung menjadi satu, benar-benar spektakuler.

Keindahan yang seperti ini membuatnya sedikit merasa terkejut.

Tuan Black melangkah ke depan, kedua pria kekar yang ada di sampingnya langsung menariknya untuk berjalan, dari jauh dia langsung bisa melihat pria yang berdiri di tempat paling tinggi di kapal yang lain.

Tempat dia berdiri sangat tinggi, orangnya juga tinggi, apalagi dia berdiri di samping seorang pria pendek dan gemuk, mereka berdua disandingkan seperti itu, semakin menonjolkan tubuhnya yang tinggi dan juga tegap

Nimo, itu adalah Nimo, Laras tidak bisa menahan dirinya untuk tidak merasa bersemangat

Dia berdiri melawan angin, matanya yang penuh dengan tekad menatap dirinya, meskipun jarak mereka cukup jauh, namun Laras dapat merasakan tatapan matanya yang membara.

Meskipun wajahnya adalah wajah Nimo, namun bentuk tubuhnya adalah bentuk tubuh yang sudah sangat dikenalnya, anginnya sangat besar, membuat rambutnya beterbangan menutupi matanya, mata Laras tiba-tiba terasa berair.

Laras tidak tahu bagaimana situasinya saat ini, jadi dia tidak berani memanggil dirinya.

Gavin juga sudah melihatnya, tubuhnya yang kurus dan lemah, bibir dan wajah kecilnya yang pucat, tatapan matanya yang terlihat ketakukan, yang terutama adalah tubuhnya yang dipasangi bom, Gavin hampir ingin meledak di tempat.

"Navi, apa yang kamu lakukan terhadapnya?" Suaranya tidak besar, namun penuh dengan amarah, dia juga datang dengan menggunakan kapal barang itu, namun dia malah tidak tahu kalau Laras juga berada di atas kapal itu.

Dia begitu mencintai dan memanjakannya, menyayanginya seperti putrinya sendiri, dia bahkan tidak tega melihatnya menderita sedikit saja, sekarang dia malah disiksa oleh mereka sampai menjadi seperti itu, dia benar-benar hampir gila.

Navi berkata dengan nada meremehkan : "Yang penting aku tidak menidurinya, dia juga tidak kehilangan kedua tangan dan kakinya, bukankah itu sesuai dengan kemauanmu, dia dalam keadaan utuh dan tidak terluka?"

Tatapan mata Gavin yang dilumuri racun menatap Navi dengan tajam, bahkan meskipun dia mengulitinya, dia tetap tidak bisa menghilangkan rasa bencinya terhadap Navi dari dalam hatinya.

Laras dibawa ke depan, saat ini barulah dia bisa melihat Jenny yang sedang telungkup di atas dek, lantainya sudah dipenuhi dengan darah, pakaian Jenny juga sudah dibasahi oleh darah, jadi dia tidak tahu lukanya di bagian mana, yang jelas semuanya tertutup dengan darah.

Kedua kakinya bergetar, seluruh tubuhnya juga bergetar, namun setakut apapun dirinya, dia tetap tidak ingin jatuh di hadapan Gavin dan Jenny, meskipun dia harus mati, dia tetap harus mati dengan terhormat.

Di hadapan saingan cintanya, dia juga memiliki harga dirinya, dia tidak boleh terlihat lemah.

"Aku sudah membawa orangnya kemari, mana helikopternya?" Navi bertanya, semakin lama waktu berlalu, maka akan semakin tidak menguntungkan mereka.

"Aku tidak membawa ponsel, tidak bisa menghubungi mereka."

Navi langsung melemparkan ponselnya kepada Gavin tanpa basa-basi, "Jangan mencari-cari alasan denganku, cepat telepon."

Gavin mengambil ponselnya dan menelepon nomor pusat komando, "Halo."

"Bos, aku Jordan."

"Kenapa tidak melindungi Laras dengan baik?!"

"Maaf......"

"Apa gunanya mengatakan maaf sekarang."

Di saat yang bersamaan, Hendro yang sedang bertugas di pusat pemantauan segera menekan serangkaian kode pada keyboard untuk menyalin informasi dari ponsel Navi.

Jordan sengaja memperpanjang waktu, dia bertanya : "Bos, bagaimana dengan Jenny?"

"Luka kecil, tidak akan mati."

Navi tiba-tiba lepas kendali dan berteriak, "Jangan berbicara omong kosong, katakan intinya!"

Gavin menahan emosinya dan berkata : "Sebuah helikopter, bisa datang berapa lama lagi?"

"Paling cepat juga membutuhkan waktu setengah jam."

Tatapan mata Gavin yang bagaikan kolam yang dalam menatap Navi, "Setengah jam."

"Tidak mungkin begitu lama."

"Harus diatur, harus mengajukan permohonan, harus dikirim, bukankah itu semua membutuhkan waktu?"

Navi tidak percaya, dia tertawa dan berkata : "Jangan menganggapku seperti anak berumur 3 tahun, di wilayahku, alat transportasiku adalah helikopter, kamu jangan sengaja menunda-nunda waktu. Dalam waktu 10 menit, jika aku tidak melihat helikopter, aku akan membuang si cantik Jenny ke dalam laut, jika dalam 15 menit masih tidak ada, aku akan segera meledakkan bom yang terpasang di tubuh nyonya Pradipta, lebih baik kita semua mati bersama-sama."

Saat ini, Jordan berkata : "Bos, sudah boleh."

Gavin mengerti maksud perkataannya, "Baik, 10 menit, segera pergi mengaturnya."

Sudut bibir Navi memperlihatkan senyum puas, dia tidak rela menjadi binatang yang terpojok dalam pertarungan, dia dari dulu bukanlah orang yang akan menyerah pada nasib.

Di sisi yang lain, Jenny terus telungkup di atas lantai, darah segar yang mengalir ke atas dek semakin lama semakin banyak, perlahan-lahan berkumpul menjadi sebuah genangan, seiring dengan kapal yang bergoyang, genangan darah itu ikut mengalir keluar dengan tidak beraturan.

Jenny juga sudah sekarat, sudah tidak terlihat kesombongan yang sebelumnya dia perlihatkan.

Laras berada di samping Jenny, genangan darah itu benar-benar sangat mengejutkannya, dia tidak pernah melihat hal yang seperti ini, bahkan tidak pernah menyangka kalau lingkungan pekerjaan Gavin dan Jenny ternyata seperti ini.

Melihat Jenny terbaring disana dengan nafas yang terdengar sangat lemah, Laras sekali lagi merasa kagum akan wanita ini dari lubuk hatinya yang terdalam, demi Gavin dia rela mengambil resiko kehilangan nyawanya, seorang wanita bersembunyi di dalam kumpulan serigala, apakah dia benar-benar tidak merasa takut?

Demi cintanya pada pria itu, dia bahkan tidak peduli akan nyawanya sendiri, cara mencintai yang seperti ini, Laras benar-benar merasa sangat kagum sekali kepadanya.

"Jenny, kamu tidak apa-apa bukan? Bangunlah, Jenny?" Laras berusaha memberontak, "Lepaskan aku, aku juga tidak akan bisa kabur, untuk apa mencengkramku dengan begitu erat? Lepaskan tanganku!"

Dua orang pria kekar itu benar-benar tidak mencengkramnya dengan erat lagi, dia melepaskan dirinya dari cengkraman mereka lalu langsung berlutut di samping Jenny, kedua tangan Laras diikat di belakang tubuhnya, jadi dia mendorongnya dengan dagunya, "Jenny, Jenny, apakah kamu bisa mendengar suaraku?"

Wajah Jenny sudah seputih kertas, bibirnya juga terlihat sangat pucat, terlihat bagaikan hampir tidak ada darah sedikitpun, dia membuka matanya perlahan-lahan dan berkata : "Laras, tubuhmu dipasangi bom, apakah kamu takut?"

Takut, tentu saja dia takut, namun, dia tiba-tiba tertawa dan berkata : "Aku tidak takut, Gavin pasti akan menyelamatkanku."

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu