Cinta Pada Istri Urakan - Bab 168 Menyembunyikanmu Di Dalam Rumah

Gavin tersenyum tipis dan berkata : "Bukan Sandra yang hebat, Rendra seharusnya juga tidak bersedia untuk meminta kepada Aaron hanya demi hal ini, dia melakukannya karena kakak sepupu Sandra."

"Kakak sepupu Sandra? Apakah saudara sepupu kalian juga? Yang mana?"

"Bukan, ayah Sandra adalah paman Rendra, kakak sepupu Sandra itu adalah saudara dari pihak ibu Sandra, tidak ada hubungannya dengan kami. Kakak sepupunya itu......adalah mantan pacar Rendra."

"........." Laras membuka mulutnya dengan sangat terkejut, dia saja masih belum begitu mengerti soal hubungan yang berputar-putar dan rumit ini, namun tiba-tiba saja sudah muncul sosok mantan pacar, benar-benar sangat mencengangkan.

Tadi saat berada di dalam toko pakaian itu, dia mendengar bualan manajer di depannya, dia berkata kalau Sandra adalah tamu VIP kelas berat, bekingannya sangat besar, kakak sepupu laki-lakinya adalah seorang walikota, kakak sepupu perempuannya adalah seorang artis terkenal.

Siapa itu namanya? Siapa yah?

Laras berusaha keras untuk mengingatnya, dia menyesal sekali tadi tidak mendengarkannya dengan jelas.

"Siapa itu namanya?.......adududuh, aku tidak bisa mengingatnya."

Saat Gavin melihatnya memejamkan kedua matanya bagaikan sedang sembelit, dia berbaik hati memberitahunya, "Ariel Tatum."

"Benar benar benar!" Laras merasa gembira, akhirnya dia mengingatnya juga.

Ariel Tatum, artis perempuan nomor satu yang saat ini paling terkenal di Indonesia, tidak ada yang tidak mengenal dirinya.

Dalam beberapa tahun terakhir, dalam industri hiburan terjadi sebuah keanehan, artis-artis yang aktingnya jelek dan tidak memiliki karya apapun sangat populer, sedangkan artis-artis yang aktingnya bagus dan juga memiliki karya yang bagus malah tidak populer, ada orang yang mengambil jalur menjadi seorang idola, ada yang mengambil jalur menjadi seorang aktris ataupun aktor yang sesungguhnya.

Sedangkan kemunculan Ariel sudah memecahkan keanehan itu, dia adalah salah satu dari sedikit orang yang sangat populer, memiliki akting yang bagus, menghasilkan karya-karya yang bagus dan berhasil masuk ke dalam box office, dia adalah seorang artis besar yang sesungguhnya.

Dia tidak hanya cantik, tubuhnya juga sangat indah, dia juga pernah mendapatkan banyak penghargaan sebagai aktris terbaik.

Yang paling penting adalah, dia juga adalah seorang duta amal, dia sangat antusias untuk melayani masyarakat dan mengikuti berbagai kegiatan amal.

Setelah Laras mengetahui tentang hal ini, akhirnya dia mengerti kenapa kakak pertama menolak Manda dengan begitu terus terang.

Jika kamu pernah mencicipi makanan lezat dari laut dan juga darat, mungkinkah kamu masih merasa kalau sup yang hambar dan sayur-sayuran ada rasanya?

Jika Rendra pernah memiliki wanita yang begitu cantik dan luar biasa seperti wanita itu, tentu saja dia tidak akan melirik gadis muda cantik dari keluarga biasa seperti Manda.

"Kamu bilang kalau kakak pertama melakukannya untuk Ariel, kalau begitu apakah kakak pertama masih belum dapat melupakannya? Kalau memang begitu kenapa mereka bisa putus?"

Gavin sedikit menyesal karena sudah mengungkit tentang Ariel, begitu dia sudah membicarakan topik ini, maka pasti tidak akan ada habisnya.

"Jarang-jarang aku bisa ada waktu kosong untuk menemanimu keluar dan menikmati dunia kita berdua saja, bisakah kita tidak usah membicarakan orang lain?"

"Makanya kamu kasih tau aku, bukankah setelah itu sudah beres?"

Laras benar-benar merasa sangat tertarik akan hal ini, jika dia tahu sedikit lebih banyak, maka dia juga bisa membujuk Manda untuk menyerah terhadap Rendra.

"Kamu beritahu aku dong?" dia menarik-narik dan juga menggoyang-goyangkan lengan baju Gavin seperti anak kucing, "Ya ya ya? Ok tidak? Suamiku tercinta?"

Saat Gavin mendengar suaranya yang lembut dan halus itu, dia mana mampu menahan dirinya lagi, dia segera membocorkan segala yang dia tahu kepada Laras.

"Karena Sandra, maka Rendra dan Ariel juga sudah saling mengenal sejak kecil, beberapa tahun yang lalu aku dengar kalau mereka berdua berpacaran, namun beberapa tahun kemudian mereka putus, orang rumah sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk mereka, bahkan rumah barupun sudah didekor untuk mereka, tapi mereka malah tiba-tiba putus."

Laras mendengarkannya dengan seksama, "Terus gimana?"

"Ini adalah segala hal yang aku tahu."

"Hah?"

"Aku hanya pulang sekali dalam beberapa tahun, bisa tahu hal ini saja sudah bisa dibilang lumayan."

Laras cukup kecewa, meskipun apa yang Gavin katakan itu tidak salah, "Masa kamu tidak mempedulikan perasaan saudaramu sendiri? Kamu tidak menanyakan alasan mereka putus?"

Gavin menjawabnya dengan santai : "Apa hubungannya denganku?"

"........." Laras memutar bola matanya, orang ini benar-benar sangat dingin.

Karena tidak mendapatkan informasi apapun dari Gavin, Laras mau tidak mau tidak bertanya-tanya lagi soal ini, namun dia bisa mencari informasi mengenai Ariel lewat internet.

Di suatu sore awal musim panas, bertiup angin sepoi-sepoi, kota yang sibuk ini berangsur-angsur memelan.

Namun jalanan masih tetap terlihat ramai.

Trotoar untuk pejalan kaki di samping pusat perbelanjaan masih dipenuhi dengan orang-orang, Gavin menggenggam tangan Laras dan melangkah dengan perlahan-lahan di atasnya, mereka terlihat tidak ada bedanya dengan pasangan kekasih lainnya.

Dia benar-benar adalah pria yang hidup di bawah sorotan cahaya, setiap tindakan yang dia lakukan terlihat mempesona dan penuh dengan daya tarik, membuat lawan jenis sangat terpesona kepadanya, bahkan dari jarak sejauh beberapa meter.

Di sepanjang jalan Laras selalu dapat merasakan tatapan kecemburuan dari segala arah yang ditujukan kepada dirinya.

"Wow, pria itu tinggi sekali......Wow, yang paling penting bukan tinggi badannya, namun wajahnya yang tampan itu."

"Cepat lihat ke sana, ada Oppa yang sangat tinggi, benar-benar tampan sekali."

"Wow, kenapa bisa ada pria setampan ini, benar-benar sangat menarik, aku sudah jatuh ke dalam pesonanya."

Selain terdengar seruan-seruan yang semacam itu dari lawan jenis, juga terdengar teriakan kemarahan yang datang dari sesama jenisnya, "Pacarmu berada di sini, jangan menatap pria lain."

Laras menoleh dan menatap Gavin serta berkata dengan lirih : "Aku rasa aku harus menyembunyikanmu di dalam rumah."

"Kenapa?"

"Lihat mereka semua, begitu melihatmu langsung menggila seperti itu."

"Oh, aku sudah terbiasa."

Laras memicingkan matanya lalu memelototinya dengan cemburu, "Terbiasa ditatap oleh orang lain?"

Gavin berkata dengan datar : "Semua prajurit kecil yang berada di pangkalan militer juga akan menggila setiap kali melihatku."

"Karena sangat membencimu?"

"Emm."

Laras diam-diam menolehkan kepalanya ke depan, percakapan ini sama sekali tidak lucu, namun entah mengapa bagaikan sudah menotok saraf tertawanya, dia berusaha keras untuk merapatkan bibirnya agar tidak tertawa keras.

Di sampingnya ada sebuah air mancur, lampu-lampu yang berada di dalam kolam air mancur itu berwarna-warni dan menyala dengan terangnya, benar-benar sangat indah.

Air mancur yang ada di tengah-tengah terus menyemprotkan airnya, menambahkan rasa dingin kepada malam hari di awal musim panas.

"Cepat lihat, kolam permintaan." Laras menunjuk tengah-tengah kolam dengan antusias, "Hari ini kolam ini menyemprotkan airnya, aku sudah beberapa kali lewat sini tapi tidak pernah menyemprotkan airnya, kamu punya uang koin tidak? Aku mau membuat permintaan."

Gavin merasa malu, "Justru karena perilaku bodohmu yang seperti inilah yang membuat kolam air mancur ini harus sering diperbaiki."

"........." harus ngomong sefrontal itu yah?

Melihat Laras memelototinya dengan tidak senang, dia terpaksa mengalah, dia tersenyum dan berkata : "Ok, ok, ayo kita membuat permintaan, mau koin tidak? Kebetulan aku punya."

Laras mengambil koinnya dengan cemberut sambil bertanya : "Bukannya kamu bilang itu bodoh?"

"Tidak tidak tidak, bagaimana bisa hal yang seromantis ini dibilang bodoh?" Gavin membalikkan bahu Laras agar dia menghadap ke kolam air mancur, "Cepat cepat, buat permintaan."

Laras menggenggam koin itu di tangannya lalu menyatukan kedua tangannya dan memejamkan matanya, setelah itu dia diam-diam membuat permintaan ke dalam kolam air mancur itu.

Kemudian dia membuka matanya dan melemparkan koin yang ada di tangannya itu dengan sekuat tenaga, koin itu melengkung di langit malam dan jatuh secara akurat di tengah-tengah kolam air mancur.

Di detik selanjutnya, dari dalam tengah kolam air mancur yang gelap itu tiba-tiba terdengar suara makian seorang pria, "Orang tidak berotak mana yang kembali melemparkan barang ke dalam kolam, memangnya tidak melihat tulisan yang ditulis besar-besar 'Dilarang melempar barang' itu?!"

Laras langsung membatu.

Gavin juga merasa sangat malu.

"Hari ini aku harus mengatakannya dengan sangat jelas kepada siapapun itu, kenapa selalu melemparkan barang ke dalam kolam?!"

Suaranya semakin lama semakin mendekat, suara petugas kebersihan yang sedang bekerja di tempat tersembunyi terdengar semakin jelas.

"Cepat lari!" Laras menarik Gavin dan segera melarikan diri dari sana.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu