Cinta Pada Istri Urakan - Bab 446 Diusir dari Kediaman Pradipta

Kediaman Gavin

Laras tidak pernah menyangka bahwa dia akan kembali ke rumah ini dengan status yang seperti ini.

Duduk berhadapan dengan para tetua keluarga Pradipta, dan mertuanya juga mengundang orang yang berkedudukan tinggi serta berkuasa, salah satu dari mereka saja sudah cukup untuk menindas dia.

Di sisi Laras hanya ada Romo, akan tetapi, lebih tinggi berpolitik daripada berdagang, lebih tinggi bermiliter daripada berpolitik, Romo adalah seorang pedagang, pedagang luar negeri, dia sama sekali tidak memiliki kedudukan di hadapan para-para jendral militer.

Seperti Aaron, Rendra, Weiner, dan yang lain datang kemari karena mendengarkan kabar, mereka juga tidak boleh sembarang memihak, hanya bisa berdiri ditengah saja.

Anna berkata dengan terus terang: "Laras, maksudku sudah sangat jelas, karena Gavin ingin bercerai, aku sebagai ibunya juga tidak bisa menghalanginya, bercerailah, kamu keluar dari rumah ini tanpa membawa apapun."

Romo memukul meja dengan marah, “Kalian ini sungguh keterlaluan, maksud dari Gavin memberikan Laras surat perjanjian cerai ini adalah dia tidak ingin membebani Laras di kemudian hari, apakah itu sama dengan apa yang kamu maksudkan? Gavin baru meninggal beberapa hari saja, sementara jasad masih belum mendingin, kalian langsung salah mengartikan niat baiknya?”

"Orang tersebut sudah meninggal, jika masih peduli apakah maksud dan tujuan dia, apakah itu masih berarti? Yang aku tahu hanya Laras seperti anjing gila yang membuat keributan di upacara pemakaman Gavin, dan membuat papa Gavin marah hingga stroke, menantu yang seperti ini aku tidak sanggup untuk membayarnya.”

“Anna, apakah kamu masih mempunyai hati nurani? Anak gadisku menikah ke keluarga Pradipta, merasakan betapa banyak penderitaan, sekarang suaminya meninggal, kamu langsung mengusir dia dengan tanpa belas kasihan, kamu sungguh kejam. “

“Hei, kamu tidak melihat sifat dan perilaku anak gadismu, dia yang sedang mempersulit aku, dan jelas-jelas dia yang mempermalukan aku, anak gadis yang seperti ini, kamu sebagai papa kandung juga ada kesalahanmu, kamu adalah orang tua yang tidak bisa mendidik anak.

“Kamu… …”

Laras menarik tangan ayahnya, mengelengkan kepala untuk memberitahukan ayahnya untuk tidak ribut lagi, bagaimanapun juga mereka yang rugi, dia tidak ingin ayahnya ikut merasakan penghinaan karena dia.

Dia berdiri dan berkata: “Aku tidak akan pernah mengambil satu sen pun dari harta keluarga Pradipta, aku boleh menulis surat perjanjian, apapun yang terjadi aku tidak akan pernah mengambil satu sen pun harta keluarga Pradipta, tetapi pernikahan ini, aku tidak akan bercerai.”

Anna tersenyum menghina, “Oh, tahun ini kamu baru berusia 22 tahun, kamu bisa hidup sebagai seorang janda selama berapa tahun lagi? Tidak mungkin seumur hidup ini kamu tidak akan menikah lagi, anakku sudah meninggal, bercerai ataupun tidak bercerai itupun sama saja, aku hanya tidak ingin kamu masih ada hubungan dengan keluarga Pradipta, bahkan sebagai janda keluarga Pradipta saja, terlalu menjunjung tinggi kamu.

Romo sangat marah, dari awal dia sudah mengetahui bahwa susah berurusan dengan ibu Gavin , untung saja Laras tidak tinggal serumah dengan kedua orang tua Gavin, tetapi bisa dilihat bahwa, Gavin sering melakukan perjalanan bisnis dan jarang di rumah, berapa banyak kesengsaraan dan penderitaan yang dia rasakan selama di rumah keluarga Pradipta ini ? !

Romo merasa marah dan juga merasa bersalah, kalau bukan karena pada saat itu dia sendiri tidak peduli dengan anak gadisnya sendiri, mungkin hal tersebut tidak seperti sekarang ini.

Memikirkan hal ini membuat Romo merasa sangat marah, dia menarik pergelangan tangan Laras, kemudian berkata: “Laras, sudahlah, bercerai saja, Gavin sudah meninggal, apa gunanya kalau kamu tidak ingin bercerai? Masih ingin berada disini melihat wajah-wajah tersebut dan dihina oleh mereka.”

Laras menanggis sambil menggelengkan kepala, "papa, Gavin belum meninggal, dia belum meninggal, aku tidak ingin bercerai, aku tidak ingin bercerai."

"kamu tidak ingin bercerai, tetapi tetap harus bercerai, " Anna berkata dengan tegas, "Gavin sudah menandatangani di surat perjanjian cerai ini, bahkan ada persetujuan dari jenderal militer, pernikahan militer dapat diceraikan secara sepihak, jika kamu tidak setuju juga tidak ada gunanya.”

“... …” Laras tertegun, dan bertanya balik, “Aku tidak setuju, Apakah kalian masih ingin memaksaku untuk bercerai? Apakah ada peraturan yang seperti ini?”

“Ini adalah alasannya, Keluarga kami tidak bisa memuat pembawa sial yang seperti kamu, kamu keluar dari sini.”

“... ..” Air mata Laras mengalir deras hingga membasahi wajahnya, melihat semua pembantu-pembantu kediaman Gavin ditahan oleh prajurit-prajurit yang dibawa mertuanya, dan melihat Weiner, Sonny, dan yang lain berani marah akan tetapi tidak berani bersuara, kemudian melihat kakak dan adik ipar saling memberikan isyarat dari mata, tetapi terlihat tidak berdaya, tiba-tiba Laras merasa sangat tidak berdaya.

Gavin oh Gavin, aku mengetahui bahwa kamu melakukan semua ini demi kebaikanku, tetapi, apakah kamu tau, niat baikmu melakukan hal yang salah, sekarang ibumu ingin mengusirku.

Aula di kediaman Gavin sangat besar, biasa yang jarang ada orang, Laras merasa luas dan sepi, hari ini kedatangan banyak orang , semuanya memenuhi setengah dari aula tersebut, kediaman Gavin yang seperti ini, membuat dia merasa sangat-sangat asing.

Sebelumnya, tiba-tiba Gavin membawa dia pulang, dan mengatakan bahwa ini adalah rumah dia, Laras tidak terbiasa, membutuhkan waktu yang lama untuk menyakinkan diri sendirinya bahwa ini adalah rumah dia, namun sekarang, mereka bagaikan dewa-dewa, datang menghakimin dia dirumahnya, dan bermaksud mengusir dia dari rumah ini.

Dia sudah tinggal di rumah ini hampir dua sampai tiga tahun lebih, selama Gavin Pradipta masih ada, Laras adalah majikkan muda di kediaman gavin ini, semua orang sangat menghormati dan menyayanginya.

Setelah Gavin meninggal, bersama dengan status dia sebagai majikkan muda, dan membawa pergi kasih sayang dari semua orang, dia tidak rela, namun dia tidak berdaya.

Tanpa Gavin, Laras di dalam mata mereka bukan siapa-siapa, penghormatan yang dasar saja pun tidak dapat.

Romo membanting cangkir teh, menunjuk Anna dengan jari dan menggertak dia: “Kamu sungguh keterlaluan, kamu mengetahui bahwa dia baru berusia 22 tahun, menggertak dia karena dia masih muda? Apakah ada mertua yang seperti kamu? Apakah ada orang tua yang seperti kamu? Suaminya sudah meninggal, apakah dia tidak sakit hati? Apakah kamu begitu memandang rendah dia, bahkan membiarkan dia hidup menjanda untuk anakmu beberapa tahun saja tidak boleh?”

“Kamu sendiri saja hanya bilang beberapa tahun saja, kamu sebagai papa kandungnya sendiri saja tidak berani menjaminkan bahwa dia seumur hidup tidak akan menikah dengan orang lain lagi, apabila pada akhirnya akan menjadi istri orang lain, mengapa harus memilih mengambil gelar sebagai janda keluarga Pradipta?”

“Kamu… … Kamu benar-benar keterlaluan sekali, kalian Keluarga Pradipta satu-satu kelihatannya memiliki molaritas yang tinggi, tetapi menggertak gadis kecil di sini, apakah ini benar?”

“Jangan mengira kami sedang menindasmu karena orangmu sedikit, menghormati orang yang sudah meninggal, aku hanya menuruti keinginan terakhir anakku, mengusir makhluk jahat yang serakah dan tidak tahu malu ini, kenapa tidak?

“Kamu … …” , saking marahnya Romo merasa ingin muntah darah, dia hidup puluhan tahun, belum pernah semarah ini.

Laras menarik lengan baju ayahnya, “papa, lupakah saja … …” nada yang seperti suara dengungan nyamuk, dengan lemas dia meningkatkan intonasinya lagi, “papa, lupakan saja, kita … … kita … …”

Belum selesai berbicara, Laras hanya merasa pusing, kemudian pingsan dan jatuh ke bawah lantai.

“Laras, Laras? Bangun-bangun, kamu jangan menakut-nakuti papa.”

“Nyonya, Nyonya… …” Pembantu-pembantu tidak peduli dengan hambatan, mereka bergegas lari ke arah Laras.

“Kakak ipar, semuanya minggir, antar kakak ipar ke rumah sakit dulu.”

Suasana menjadi sangat kacau, para petua keluarga Pradipta juga tidak tega, bagaimanapun ini adalah urusan keluarga Pradipta, sekarang Allan setengah lumpuh di tempat tidur, hanya Anna yang bisa mengambil keputusan, apabila Anna ingin mengusir menantunya, Apa lagi yang bisa mereka katakan ?!

Romo menggendong Laras yang sudah tidak sadar diri, dan membentak Anna, “Kamu jangan pernah menyesal !”

Romo membawa Laras ke rumah sakit, dia bersumpah, selama dia masih hidup, dia tidak akan mengizinkan keluarga Pradipta untuk menyakiti Laras lagi.

Dengan cara yang seperti ini Laras membawa ketidakpuasan, membawa penghinaan, dan membawa kekecewaan, meninggalkan kediaman Gavin, meninggalkan rumah ini.

Di dalam mobil, Romo tidak bisa menahan tangisan, karena terlalu kasihan dengan anak gadisnya, sambil menyetir sambil berkata: "Laras, bangun… bangun, kita akan segera sampai di rumah sakit, bangun-bangun, Laras?"

……

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu