Cinta Pada Istri Urakan - Bab 732 Bagaimana Kamu Bisa Begitu Bahagia

Laras merasa ragu, tetapi Almora dan Alvin sudah mengangkat gelasnya, “Aku datang mengendarai mobil, jadi tidak bisa meminum alkohol.”

Almora tersenyum berkata: “Aku juga mengendarai mobil, emangnya Tuan Jin bukan? Kita semua datang mengendarai mobil, palingan nanti pulang mengupahkan supir saja, ayolah, minum sedikit.”

Laras tidak berdaya, “Baiklah, aku hanya minum segelas, tidak dapat meminum banyak.”

“Oke.”Almora mengangkat gelasnya, karena mejanya terlalu besar, dia berdiri dan berjalan ke arah Alvin, “Tuan Jin, aku bersulang denganmu.” Kemudian berjalan ke arah Laras, “Direktur Atmaja, aku bersulang denganmu, terimakasih atas bantuan kalian.”

Almora berdiri dan mengangkat kepalanya, langsung menghabiskan anggur merah dalam gelas.

Alvin adalah seseorang yang suka meminum alkohol, dia sangat senang menemaninya, jadi dia juga menghabiskannya.

Dalam situasi seperti ini, Laras juga segan hanya maminum sedikit, dia melihat pada anggur merahnya, untungnya tidak banyak, jadi dia menemani mereka menghabiskan semuanya.

Baru saja meminumnya, dia langsung merasa bau alkoholnya agak aneh.

Dia tidak terlalu mengerti tentang alkohol, bagus atau buruknya alkohol, dia juga tidak dapat membedakannya.

“Ayo, segelas lagi.”

Almora berkata, Laras menutup gelas dengan tangannya, dan menolak, “Aku sudah bilang, hanya segelas, kalau tidak pamanmu akan mencium bau alkohol setelah aku pulang.”

Almora mengambil kembali botol anggur merahnya, “Ok ok, kamu jangan memamerkan cintamu, aku tahu kalian sangat mencintai satu sama lain, kalau begitu, Tuan Jin, mari kita minum......”

Almora langsung duduk di sebelah Alvin, mereka minum sambil membahas tentang pertunjukan realitas.

Laras duduk di hadapan mereka, dapat melihat setiap gerakan mereka dengan jelas, Almora benar-benar pandai memuji, sedangkan Alvin, mungkin karena ada orang lain, dia kelihatannya lebih sopan, tidak sembarang menyentuh Almora.

Laras makan sendiri, karena mereka tidak memakannya, jadi dia akan menghabiskannya, hidangan di meja ini tidak murah, sayang kalau menyia-nyiakannya.

Namun, pada saat makan, tiba-tiba dia merasa pusing, dan sumpit di tangannya tidak dapat menjepit daging.

Apa situasinya? Efek anggur ini begitu hebat? Ketika minum bersama Gavin juga tidak pernah pusing seperti ini.

Laras menahan tangannya di atas meja, dan kedua orang di hadapannya masih bercanda, tetapi dia sudah tidak bisa melihat jelas penampilan mereka.

“Prank.....” Gelasnya dijatuhkan ke lantai olehnya.

“ Laras.” Akhirnya Alvin melihat keanehannya, dia segera mendekatinya, “ Laras, ada apa denganmu?”

Sebelum kehilangan kesadaran, Laras hanya tahu Alvin memapahnya, kemudian dia langsung tidak sadar diri.

“ Laras ? Laras ?” Alvin sangat khawatir, dia segera mengambil ponsel dan memanggil ambulans.

Namun Almora berjalan pelan-pelan mendekatinya dan mengambil ponselnya.

“Berikan padaku, aku ingin memanggil ambulans!” Alvin berteriak, memelototinya dengan tatapan ganas.

Almora tersenyum, “Kelihatannya aku tidak salah menebak.”

“Apa maksudmu?”

“Kamu jatuh cinta padanya?”

“……”

“Lihat pada penampilanmu yang gugup, tenang saja, ini karena efek obat.”

Wajah Alvin tidak membaik, dia sangat tidak suka dengan perasaan seperti ini, pikirannya diketahui orang lain membuatnya terasa sangat tidak nyaman.

“Kamu memberikan obat padanya?!” Karena marah, nada suaranya menjadi rendah.

“Ya, untuk memuaskan dirimu.”

“?”

“Kamu tidak dapat menjebak Gavin, namun tidak sulit bagimu untuk mendapat tubuhnya, sekarang adalah kesempatan yang baik.”

“....... Apakah kamu gila!”

“Emangnya kamu tidak mau?” Almora malah bertanya, “Kamu menidurinya, mungkin saja bisa merusak hubungannya bersama Gavin, di depanku kamu tidak perlu berpura-pura menjadi pria sejati, kamu menyukainya dan ingin menidurinya, emangnya kamu ingin menyangkal?”

Alvin terdiam.

“Hiks, kamu tersenyum dalam hati saja, malam ini semua keinginanmu akan terkabul, di lantai atas adalah hotel, tidak sulit untuk memesan sebuah kamar hotel, haruskah aku mengajarimu?”

Alvin menundukkan kepalanya menatap Laras, dia sudah pingsan dan tidak sadar sama sekali.

“Kalau kamu tidak takut pada Gavin, kamu boleh menidurinya hingga besok pagi, kalau kamu takut, maka selesai melakukannya, kamu harus membersihkannya, setelah bangun, dia tidak akan mengetahuinya.”

“Almora.” Alvin pertama kali merasa takut pada seorang wanita, dia menggertakan giginya berkata, “Dia membantumu, kamu malah melakukan ini padanya, kamu benar-benar sangat kejam, tetapi..... aku harus berterima kasih padamu.”

Almora sulit menggambarkan suasana hatinya saat ini, dia sakit hati mendengarnya benar-benar mengakuinya, dan juga merasa kali ini dia melakukan hal yang kebetulan memuaskan dirinya.

Alvin menggendong Laras dan berkata: “Aku tahu keinginanmu, tenang saja, kamu membantuku, aku juga tidak akan lupa membalasmu.”

Selesai berkata, Alvin menggendong Laras dan langsung berjalan menuju keluar, dia sudah tidak sabar.

Almora ikut di belakang, dan mengingatkannya: “Kamu keluar seperti ini, terlalu pamer, sebaiknya aku naik bersama kalian, kamu pergi menungguku di luar tangga listrik, aku akan pergi check in.”

Keduanya bertindak secara terpisah, Almora dengan cepat membuka sebuah kamar dengan kartu identitasnya, mengambil kartu kamar dan bergegas ke lift, “Kamar 1808.”

Pintu lift terbuka, dan seseorang keluar dari dalam, mengintip Alvin dengan tatapan penasaran.

Almora segera menghalangi wajah Laras dengan tubuhnya dan terburu-buru berkata, “Kakak, kamar kami ada di lantai 18, kamu langsung pergi setelah mengantar kami ke kamar.”

Orang-orang di dalam keluar dan mereka segera masuk. Lift tidak berhenti di tengah jalan, langsung mencapai lantai ke-18.

Alvin menggendong Laras berjalan di depan, Almora mengambil kartu kamar dan mengikuti di belakangnya, dia mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa foto mereka.

Suara menggesek kartu, pintu kamar terbuka, Alvin membuka pintu dengan tendangan kaki, menggendong Laras dan masuk ke dalam.

“Tuan Jin, selamat menikmatinya.” Almora berdiri di pintu, dia memegang ponsel, dan tidak berhenti memotret hingga pintu tertutup.

Begitu pintu ditutup, seluruh tubuh Almora terasa tak berdaya, tersenyum konyol, kemudian matanya memerah, dan air matanya mengalir. Dia berjalan terhuyung-huyung, menangis sambil tertawa, bagaikan wanita gila.

Di pintu masuk lift, dia tidak terburu-buru turun, dia bersandar ke dinding dan duduk tak berdaya, menundukkan kepalanya, dan mencari akun WeChat Gavin, lalu mengirimkan foto Alvin menggendong Laras padanya, serta lokasi hotel.

Dia juga sengaja memilih foto yang bisa melihat nomor kamar dengan jelas.

Almora sedang duduk di koridor, menyandarkan punggungnya ke dinding, mulutnya mengomel, “ Laras, bagaimana kamu bisa begitu bahagia? Aku akan melihatnya, begitu Gavin melihat kamu ditiduri pria lain, apakah dia akan tetap memperlakukanmu seperti sebelumnya.”

Setengah jam kemudian, Gavin bergegas ke hotel tempat dia berada, Almora menunggunya di depan pintu, “Paman muda, paman muda......”

“Di mana Laras ?” Suara gemuruh terdengar di lobi hotel.

“Di atas, ikuti aku, ikuti aku.” Almora berjalan di depan, dan Gavin mengikutinya di sepanjang jalan.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu