Cinta Pada Istri Urakan - Bab 886 Dia Menggunakan Bahasa Vietnam

Semalam Gavin pergi ke pusat penelitian, sebenarnya sebelum dia pergi, Hendro sana sudah mendapatkan informasi dari penyadap otomatis, tulang punggung tim penelitian, juga dokumen penting, sudah dipindahkan saat tengah malam setelah terjadi sesuatu Profesor Michael .

Mungkin saja, Jeremi sudah memutuskan untuk memindahkan pada saat menemukan bahwa di pusat laboratorium ada penyusup, kalau tidak, pergerakan mereka juga tidak akan secepat ini.

Pada saat Gavin pergi semalam, pusat penelitian sudah kosong melompong, hanya ada lampu yang menyala di setiap ruang pasien di gedung baru, pusat laboratorium gedung lama sudah dikosongkan, termasuk ular berbisa yang dipelihara Profesor Michael yang dijelaskan Laras.

Ini jelas merupakan persiapan pindah di muka.

Gavin mencoba mencari sedikit petunjuk di barang yang tersisa di dalam, namun, terakhirnya dia juga pulang dengan kecewa.

Terakhir Almora juga dengan tak berdaya menelepon orang rumahnya, karena dia benar-benar tidak ada jalan lain lagi.

Farah menangis dengan sangat sedih di telepon, dia sudah melihat berita Alvin tertangkap di televisi, hanya saja dia terus tidak bersedia menghadapi, terus tidak berani memverifikasi kepada Almora.

Sekarang, mendengar anak gadisnya sendiri dalam keadaan hamil diusir oleh istri sah orang, sebagai mama, benar-benar sangat sakit hati.

Karena keracunan, Almora tidak cocok naik pesawat jarak jauh, setelah berdiksusi, hanya bisa menyuruh Farah datang kemari untuk menjaga Almora.

Tidak heran, pusat penelitian diperiksa, dari pasien yang diobati Profesor Michael sana, begitu diperiksa, ada 20-an lebih pasien yang keracunan, yang paling lama sudah ada setengah tahunan, gejalanya sama persis dengan Nguyen Song, sejauh ini masih tinggal di ruang pasien spesial di pusat penelitian.

Tentu saja, pasien ini sudah dikunci oleh pusat penelitian, sebelumnya keluarganya juga pernah mengantarkan ke sangat banyak rumah sakit, negara yang berbeda ada banyak rumah sakit terkenal, tapi terakhirnya, masih saja obat rumah sakit kecil ini yang ampuh, keluarganya hanya bisa mengantarnya kesini lagi.

Pasien ini adalah pembisnis yang besar dan mempunyai sangat banyak uang.

Kebohongan tidak bisa ditutupi selamanya, pelan-pelan kabar ini mulai beredar di lokal, satu ke sepuluh, sepuluh ke seratus.

Namun, sebelum diperiksa, pemerintah lokal masih menutupi informasi dengan ketat, hanya memeriksanya dengan diam-diam.

Sudah tidak ada keharusan untuk tetap tinggal di Los Angeles, Gavin memutuskan kembali ke Miami, bergabung kembali dengan Darius dan Jino.

----

Miami, di pelabuhan, Jino sebagai status pelancong sedang berbaring di kursi sandar pinggiran pantai.

Setelah berjemur disini selama beberapa hari, seluruh tubuhnya menjadi lebih gelap, kulit yang berwarna gandum membuat garis otot di tubuhnya lebih tampak jelas, garis dan balok itu sangat berbeda, tidak hanya ada wanita cantik yang memberikannya pandangan mempesona, bahkan ada pengintai yang ingin mengundangnya untuk mengikuti audisi film.

Darius sambil minum minuman dingin berjalan kemari, sekalian memberi satu kepadanya, "Jino, apa tidak memikirkan sebentar untuk berpindah pekerjaan? Aku tadi lihat pengintai itu lumayan tulus, harusnya kamu pergi coba. "

Tau hanya bercanda, Jino juga menjadi bandel, "Menjadi polisi tak terkalahkan baru cocok denganku. "

Kedua orang saling melihat, tertawa bersama.

Darius duduk di sebelah kursi sandar, dia memakai kemeja bunga lokal dan celana besar, sepasang sepatu lubang warna-warni sangat mencolok, awalnya dia juga ingin sama seperti Jino mengganti warna kulitnya, tapi luka di tubuhnya terlalu banyak, demi tidak mengundang keanehan semua orang, dia masih dengan low profile mengenakan kemeja.

Jino: "Kak Darius, menurutmu kapan bos akan menghubungi kita?"

Darius: "Dia ada rencananya sendiri, kita tidak perlu menerka terlalu banyak. "

Jino: "Tapi kapal pesiar itu sudah kita awasi begitu lama, juga tidak ada keanehan lain, apa mungkin informasi bos ada kesalahan?"

Darius menggeleng, "Kapan analisisnya pernah salah?"

Jino: "Benar juga. "

Darius: "Dia menyuruh kita mengawasi, kita awasi saja, tidak ada keanehan karena kita masih belum menemukannya. "

Di saat ini juga, seseorang pria menggunakan pakaian formal serba hitam tiba-tiba naik ke kapal pesiar, dibelakangnya juga diikuti beberapa kelompok, tampak seperti seorang bos dari sebuah geng.

Jino langsung mengambil teropong untuk melihat, "Itu Jerome, juga ada sebuah mobil polisi berhenti di depan pintu kapal pesiar, harusnya dia baru pergi ke kantor polisi untuk melapor. "

Darius dengan heran bertanya: "Kapan dia pergi keluar?"

Jino terdiam, memutar kepala melihat Darius, "Aku mengawasinya daritadi tidak melihatnya ada turun dari kapal pesiar. "

Darius: "Aku juga tidak melihat, kalau begitu kapan dia keluar?"

Jino menghela nafas, di intonasinya ada semacam rasa tidak rela yang tersembunyi, "Hari ini adalah waktunya pergi ke kantor polisi untuk melapor, dia daritadi sudah keluar, hari ini begitu pulang langsung pergi melapor, makanya kita hanya melihatnya naik ke atas kapal, tidak melihat dia turun dari kapal. Kak Darius, karena memang sekarang pasti kalau Jerome ada di atas kapal pesiar, kalau begitu hari ini kita naik ke atas cari tau lagi?"

Hari itu ketika mereka baru sampai, langsung naik ke atas kapal pesiar memeriksanya, tapi tidak mendapatkan apa-apa, tidak hanya tidak melihat murid luar negri yang hilang, Yuka Ona, juga tidak melihat ketua baru rajatua yang dirumorkan, Jerome.

Darius sedikit ragu, "Lihat nanti dulu, pusat penelitian Los Angeles sana sudah disita, menurutku, kalau bos tidak ada perkembangan apapun disana, harusnya akan datang, nantinya, kita baru diskusi lagi. "

Jino mengangguk, "Baik, kalau begitu tunggu kabar dari bos saja. "

Di sisi lain, di kapal pesiar, begitu Jerome naik ke kapal pesiar, mobil polisi langsung pergi, polisi mengantarnya kembali, hanya ingi memastikan kalau Jerome benar-benar sudah kembali ke kapal pesiar.

Di antara semua teman gengnya, tidak peduli tampilan luar ataupun auranya, Jerome adalah yang paling menonjol, dia tidak berbicara, aura sekitar tubuhnya sangat bermartabat, teman gengnya yang disamping melihatnya, tidak ada yang berani maju berbicara, semuanya tanpa terasa memberikan jalan utuknya.

"Disana ada pergerakan apa?" Dia bertanya orang sebelah.

Seluruh orang disana saling melihat, tidak ada yang berani keluar menjawab.

"Apa tidak ada yang tau?" Jerome semakin marah, kepalan tangannya menonjok pintu kapal pesiar, pintu kapal biru putih itu tercetak beberapa tetes darah, "Kong, kamu katakan!"

Nguyen Kong dengan gemetaran maju, suaranya bergetar, "Tid-tid..... tidak menemukan apa-apa. "

"Kenapa tidak menemukan apa-apa?! Dia bisa menemukan kita, kenapa kita tidak bisa menemukan mereka? Apa kita pantas diperiksa mereka? Kalian satu per satu, apakah tidak ingin berbisnis yang benar dan mendapatkan uang? Apakah masih ingin melewati hari-hari yang dulu yang saling membunuh dan hidup dengan tidak tenang?"

Di pinggiran pelabuhan, Darius dan Jino menggunakan teropong melihat mereka, Jino bertanya: "Kak Darius, kamu bisa bahasa bibir, kamu lihat dia sedang berkata apa, berbicara di dek luar, harusnya bukan rahasia penting apa. "

Darius melihat dengan teliti, tapi dia mengatakan: "Aku memang mengerti bahasa bibir, tapi aku tidak mengerti bahasa Vietnam, dia menggunakan bahasa vietnam. "

Jino: "....... " Kalau begitu memang tidak ada cara lain lagi.

Mereka hanya bisa melihat Jerome disana marah besar, tapi tidak tau dia sedang berbicara apa.

Lobang di otak Darius terbuka besar, mulai asal menebak, "Apakah dia juga sedang mencari Yuka Ona, untuk membuktikan dia tak bersalah, tapi bagaimanapun tidak mendapatkannya?"

Jino: "Ehn, tampaknya sepertinya begitu. "

.... …

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu