Cinta Pada Istri Urakan - Bab 501 Putriku Sangat Berharga

Laras sangat kesal, jelas-jelas Gavin yang membuatnya marah, kenapa sekarang bersikap seperti Laras yang membuatnya marah?

Di dalam ruangan lift yang sempit, Laras menggunakan pandangan yang galak memberitahunya sudah boleh melepaskan tangannya.

Tapi, Gavin malah tidak melepaskan, malah menguncinya di dalam sudut, mengangkat dagu kecilnya, mendekat dan menciumnya.

"......" Pandangan Laras menyipit, lehernya tertarik mundur, tidak bisa galak lagi.

Sudut bibir Gavin tertarik, tersenyum, di depan publik, dia masih sangat menjaga citranya, sebenarnya juga tidak benar-benar menciumnya.

Lift baru sampai ke lantai 1, Gavin membawanya keluar, tidak berani terlalu kuat menyeretnya, hanya saja tangannya masih tidak melepasnya.

Begitu dia memberontak, Gavin menggunakan mata yang berapi-api melihatnya, seperti mengatakan-----Kalau kamu bergerak lagi maka aku akan memaksa cium.

Membuat jantungnya tidak berhenti berdetak, bisa-bisanya dipaksa menjadi patuh.

Di bawah rumah sakit ada supermarket, Gavin juga tidak memilih, mengambil 2 porsi makanan sederhana, menyuruh pelayan memanasinya, langsung memakannya.

Laras masih sangat mengkhawatirkan anak-anak di rumah, "Apa Pandu bisa menjaganya dengan baik? Kamu cepat makan langsung kesana."

"Sekarang sudah tau mengkhawatirkan mereka ya?"

"......" Benar, tunggu marahnya sudah hilang, akal sehatnya kembali, dia memang tidak seharusnya marah dengan anaknya, dan juga dengan gegabah langsung keluar dari rumah, tapi, pelaku yang membuatnya marah bukankah juga dia?!

Gavin dengan curiga bertanya: "Kamu sebenarnya hari ini kenapa?"

"Tidak apa-apa, tidak perlu kamu urus."

"Kamu selalu berkata seperti itu, tau tidak aku bisa sedih?"

"Cih, tidak nampak kok."

Gavin memberhentikan sumpitnya, memutar kepalanya dan menatapnya lurus, matanya tidak berkedip, "Juga wanita berhati baja seperti kamu baru tidak bisa melihat."

"Kamu......"

"Kamu tidak mau bilang maka aku menganggap kalau kamu sedang datang bulan, suasana tidak baik, setelah selesai makan video call anak-anak, minta maaf pada mereka."

"Urusan rumahku tidak perlu kamu ikut campur."

Gavin memberhentikan sumpitnya lagi, dengan galak melihatnya.

Kali ini, Laras langsung meletakkan sumpitnya, berkata: "Kamu sedang melototi apa, yang aku bilang tidak salah, kita tidak mempunyai hubungan apapun, apa hakmu mengurus urusan keluargaku?"

"Hubungan berhubungan intim bisa tidak?!" Ucap Gavin blak-blakan.

"......" Laras marah dan malu, kalimat lawannya terlalu tinggi, dia tidak bisa melawannya, kalimat ini, membuatnya sampai wajahnya memerah.

Gavin sekalian mengeluarkan handphonenya, dia dengan panik berkata: "Aku bisa menelepon mereka sendiri, kamu jangan mengurus terlalu banyak bisa tidak?"

"Aku tanya kepada Pandu sebentar keadaan anak-anak."

"......"

Gavin menelepon Pandu, maksud Pandu adalah, kedua anaknya mungkin terlalu asing dengannya, jadi setelah selesai makan menonton kartun dengan baik, tidak ribut juga tidak berisik, sementara dia masih bisa menghadapinya.

Gavin melihat waktu, berkata: "Aku jam 8 pulang, kamu jaga sebentar lagi."

Laras diam-diam meliriknya, sambil makan dan pura-pura ceroboh bertanya : "Kamu masih mau berbuat apa?"

"Menenangkan kecurigaan hati seseorang."

"......"

Hari kedua, setelah Gavin mengantarkan anak-anak ke TK, membeli beberapa sourvernir tangan, pergi ke rumah sakit menjenguk Romo.

Ketika Gavin datang, Laras sedang tidak disana, hanya ada Romo seorang di dalam ruang inap.

Romo tampak bersemangat, hanya saja sudah terlalu lama koma, dia masih belum bisa berjalan, melihat Gavin datang, terkejut, juga tidak terkejut.

"Pa......"

"Sudah kubilang jangan memanggil aku papa, aku tidak sanggup menerimanya."

"Presdir Atmaja."

Romo tidak menjawab, setengah duduk di atas ranjang dengan dingin.

Gavin meletakkan sourvenir kebawah, lalu mengeluarkan sebuah handphone dari sakunya, "Hanya saja Laras menyuruhku membawanya kesini dari rumah."

Romo sekejap menjadi kesal, "Mendengar perkataanmu ini, maksudmu kamu sudah tinggal bersama dengan Laras?"

"Tidak, tapi setidaknya harus ada yang menjaga anak-anak bukan?"

Romo mengerutkan keningnya, wajahnya tidak senang, "Bawa kemari."

Gavin menyerahkan handphone padanya, "Semalam sudah dicas penuh, sudah bisa diaktifkan."

Romo menerima handphonenya, setelah diutak atik sebentar, dia membuka sebuah rekaman, rekamannya sangat panjang, didepannya terdengar suara bersik, setelah 10 menitan lebih, baru terdengar suara orang.

Tapi Romo tidak mendengarnya lagi, perkataan yang menyakiti perasaan orang itu, dia tidak ingin mendengar untuk kedua kalinya.

"Ini adalah suara Reni?" Gavin langsung bereaksi, "Ini adalah rekaman di hari pada saat ada kecelakaan?"

Romo mengangguk, "Benar, dengan adanya rekaman ini, setiap menitnya bisa menggugatnya sampai dia masuk penjara."

Tidak tau apakah Laras ada mengatakan padamu tidak, dia sudah menggugat Reni dengan alasan pembunuhan sengaja, karena buktinya tidak cukup, pengadilan menolak gugatannya."

"Dia tidak bilang."

"Setelah anda kecelakaan, dia dan anak-anak diusir dari mansion Atmaja, dia tidak ingin kakek meninggal dengan tidak jelas, maka dia menggugat Reni. Tapi setauku, Reni menggunakan beberapa hubungan, agar dokter Jin dan suster Feng yang di penjara Australia mengganti kesaksian mereka, mengatakan kalau video pengakuan salah itu direkam dalam keadaan dipaksa, oleh karena itu pengadilan tidak menggubrisnya."

"Dengan adanya rekaman ini, dia tidak bisa membantah lagi, tapi......" Romo terdiam, hatinya masih sangat dilema.

Gavin melihatnya kesulitan, berkata: "Anda pikirkan dengan jelas, kalau butuh bantuanku, atau mau menyelidiki sesuatu, anda katakan saja."

Romo memejamkan matanya, dengan pelan berkata: "Terimakasih."

Dapat didengar, saat ini, suasananya sangat tidak bik, koma begitu lama, dia pasti sudah melihat banyak hal dengan jelas.

Setelah beberapa saat, keadaan Romo sudah pulih, dia membuka mata menatap Gavin lurus, dengan intonasi tidak senang bertanya: "Untuk apa kamu datang mengganggu putriku lagi? Apakah kamu tidak tau bagaimana orangtuamu dan keluargamu mengusir putriku?"

"Masalah ini, aku sangat minta maaf, aku bersedia menggunakan seluruhku untuk menggantinya."

"Kamu salah, sangat banyak hal yang tidak bisa diganti, penderitaannya beberapa tahun yang lalu aku paling tau, aku sebagai papa, melihat putriku diperlakukan seperti itu, bahkan aku mempunyai niat untuk membunuh orang."

Jujur saja, Gavin sepertinya sangat mengerti perasaan Romo, kalau Nana diganggu orang lain, dia juga akan membunuh orang, walaupun dia akan dipenjara.

"Aku sungguh sangat minta maaf, kejadian yang dulu aku tidak bisa mengubahnya, aku hanya berharap anda bisa mempercayaiku sekali, aku akan baik kepadanya selamanya."

"Kamu akan mengganti profesi, atau akan pensiun?"

"......"

"Kamu masih mempunyai pekerjaan yang sangat berbahaya, sebuah perintah militer, kamu tetap akan meresikokan nyawamu, kalau begitu bagaimana kamu bisa menjamin akan baik kepadanya selamanya?"

"......"

"Jendral Pradipta, kita jangan menggabungkan semua masalah, kamu membantuku, tidak berarti aku akan menyerahkan putriku padamu lagi, putriku sangat berharga."

"Aku mengerti, aku tidak akan memaksa."

Saat ini, Laras sudah kembali, begitu membuka pintu langsung melihat kalau Gavin juga sedang disana, "Kenapa kamu datang? Apa yang kamu katakan kepada papaku? Jangan mengganggu dia beristirahat."

Romo melihat Laras bersikap seperti itu pada Gavin, malah sangat senang, sudut bibirnya tidak bisa ditahan untuk tersenyum.

Gavin menjelaskan: "Bukankah aku mendengarkan perintahmu membawa handphone kemari?"

"Sekarang handphone sudah dibawa kemari, kamu sudah boleh pergi."

"Habis manis sepah dibuang?"

"Ehn, kamu ada pendapat?"

"Tidak ada, kalau begitu aku pergi dulu, nanti aku akan menjemput anak-anak, mau membawa mereka datang kemari tidak?"

Romo yang mendengarnya, langsung mengangguk, "Mau, aku sangat merindukan mereka."

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu