Cinta Pada Istri Urakan - Bab 874 Doktor Mai Kecelakaan

Gavin mengejek berkata, “Seharusnya tidak bisa bertahan lama, tunggu mereka sudah selesai pada dasaranya juga langsung tidur, lalu kamu boleh pergi. ”

Seperti yang diisangka, perkataan baru saja terlontar, dua orang yang tengkurap di depan jendela di atas sudah selesai, menutup jendela, tidak ada sedikitpun gerakan.

Jerome mengacungkan jempol ke Gavin, “Ayo kita pergi. ”

“Bukan kita, tapi kamu. ”

“Kamu ingin masuk untuk mencari obat? Aku sudah menggeledah semua tempat, sungguh tidak ada. ”

Gavin tersenyum, “Kalau kakimu bisa, kamu mau keluar sendiri atau mau ikut denganku, kalau tidak bisa, tinggal sini aja, tunggu aku keluar. ”

Jerome terdiam, selanjutnya langsung menggerak-gerakkan kaki, kaki kanan bagian mata kakinya terasa sakit yang menusuk tulang, kalau tidak menggunakan tenaga tidak terasa, sekali menggunakan tenaga bisa sakit.

“Gimana?”

“Tidak bisa jalan lagi. ”

“Kalau begitu duduk di sini tunggu aku saja. ”

Jerome menjamin sekali lagi, “Aku sungguh sudah menggeledah semuanya, tidak ada obat, kalau ada aku pasti mengambil dan membawanya di tubuhku, sejak kecil aku juga menunggu obat penyelamat nyawa. ”

Gavin tersenyum, menepuk pundak pria itu berkata: “ Jeremi sudah mengambil pulang sampel cairan racun dari Profesor Michael, kalau tidak mengambil obat, ambil sampel. ”

Jerome sekali lagi menghentikan, “Dia tidak mengambil barang apapun pulang. ”

“Apa?”

“Dia tidak membawa pulang sampel cairan racun, saat dia turun dari mobil aku berada di ruangan depan, dia pulang dengan tangan kosong, tidak membawa apapun. ”

Gavin tidak percaya.

“Ini sungguhan, sebenarnya kalau kamu tidak percaya aku, boleh, tapi kamu mau tahu satu hal, aku lebih tidak sabaran lagi dibanding kamu mau mendapatkan obat penawar, kalau tidak mendapatkan obat penawar, mendapatkan sampel cairan juga boleh, tapi tidak ada, sungguh tidak ada. ”

Gavin bergumam dalam hati, “Apa mungkin pria itu tidak langsung pulang, masih pergi ke tempat lain?”

Jerome : “Sampel cairan racun di pasar gelap sangat laris, tidak bisa memenuhi permintaan, pasti dia begitu mendapatkan langsung menjualnya. ”

Gavin melihat jam, sudah berlalu satu jam lebih, sekarang segera balik ke rumah sakit langit juga sudah mau terang, pria itu sudah berjanji ke Laras sebelum langit terang pasti akan pulang ke sisinya, pria itu tidak boleh mengingkari janji terhadap wanita itu.

“Ayo pergi. ” Jerome berkata, “Kalau tidak pergi lagi, langit segera terang. ”

Gavin tidak banyak bicara lagi memapah Jerome, membantu dia memanjat tembok dan pergi.

“Pak Gavin, apa berminat melihat teman baikku? Dia di dalam rumah sakit di Los Angeles. ”

“Nguyen Song?”

“Oh ya, obat penawar sudah tidak ada efek terhadap dia, dia sekarang setiap hari menerima siksaan dari racun ular, tidak akan mati, tapi juga tidak akan hidup lama lagi. ”

Jantung Gavin tiba-tiba sakit, bertanya: “Apa yang sedang kamu isyaratkan?”

Jerome menggeleng, “Aku tidak mengisyaratkan apa-apa, kalau Profesor Michael terus tidak berhasil meracik obat penawar, Kalau begitu, nyonya Gavin juga akan sampai ke tahap seperti teman baikku ini, kalian mempersiapakan batin lebih awal juga ada baiknya. ”

Gavin marah mencengkram kerah baju pria itu, “Ini juga kamu yang melakukan?! Kalau terjadi apa-apa dengan istriku, kamu juga jangan berpikir untuk hidup. ”

Jerome meremehkan tersenyum ringan, “Orang semacam aku ini, apa masih bisa takut mati?”

Angin fajar berhembus, menghembus mengandung pisau yang dingin, daun di pinggir jalan bergoyang, membuat gelap malam yang sunyi ini semakin terasa dingin dan khidmat.

Rumah sakit, Gavin dengan langkah kaki yang terburu-buru kembali ke ruang UGD, di depan pintu UGD seakan sudah didatangi lebih banyak lagi pihak keluarga, satu per satu ekspresi wajahnya berat, pihak keluarga yang awalnya meraung menangis sekarang sudah duduk terdiam di lantai, dipapah dan dirawat oleh anggota keluarga lainnya.

Tiba-tiba, 3 pelbet didorong keluar dari UGD, orang yang terbaring di atas ranjang beroda, kelapa tertutup dengan kain putih, adalah mayat, orang di sekitar langsung saja mengelilingi, menangis suasana kacau sekali.

Segerombolan orang mengelilingi ranjang beroda, berjalan pergi menuju kamar mayat.

Di dalam kekacauan, Gavin kedengaran perbincangan dua orang dokter di depan pintu UGD, “Apa sudah menemukan pihak keluarga ranjang nomor 3?”

“Belum, identitasnya saja belum dipastikan. ”

“Apa tidak bawa kartu identitas yang bisa membuktikan identitasnya?”

“Sudah mengeledah semua badan juga tidak menemukan sesuatu barang yang bisa membuktikan identitasnya, ponsel juga tidak ada, dia mengenakan jubah putih, aku pikir apa mungkin seprofesi dengan kita. ”

“Di jubah putihnya apa ada tanda?”

“Tidak ada, ini yang aneh. ”

Langit di luar sana perlahan jadi terang, Gavin tidak ada waktu untuk lanjut tetap di sana, buru-buru berjalan ke dalam.

Ranjang Laras nomor 4, saat dia melewati ranjang nomor 3, sekalian melihat sekilas.

Tidak melihat tidak tahu, sekali melihat, hah, dia menghentikan langkah kaki, melihat pasien yang tak sadarkan diri di ranjang nomor 3, ini bukannya Profesor Michael?!

Hanya kelihatan Profesor Michael memejamkan sepasang mata terbaring di sana, dalam mulutnya tertancap saluran tenggorokan, di wajahnya terdapat banyak luka, selimut tipis berwarna putih yang menutupi tubuh pria itu, juga sudah dinodai beberapa tempat oleh darah segar, rambut pria itu yang awalnya berwarna keemasan, rambut keemasannya juga terlekat bercak darah, kelihatannya basah, ada sedikit bau amis darah.

Gavin hanya berhenti beberapa saa, melangkahkan kaki berjalan ke sisi Laras.

Laras belum terbangun, tapi, sekujur tubuh wanita itu sedang gemetaran, paras wajahnya juga lebih pucat lagi dibanding sebelum dia pergi.

“Laras... ” Gavin langsung membungkukkan badan, memegang erat tangan Laras, “Laras, aku sudah kembali, apa kamu bisa kedengaran?”

Belum sempat dia habis bertanya, sekali Laras menyentuh telapak tangan pria itu, langsung mengenggam erat pria itu, dia hanya bisa menggunakan cara ini untuk memberitahu ketakutan dan kegelisahannya saat ini.

Gavin tentu saja bisa memahami, malam ini UGD tidak terlalu tenang, berentet meninggal 3 orang, Laras seorang diri di sini, tidak bisa berbicara tidak bisa bergerak tidak bisa membuka mata, dia tentu saja bisa takut.

“Laras, aku di sini, aku jaga kamu, kamu jangan takut. ” Gavin menarik gorden, membatasi ranjang pasien dengan dunia luar, lalu membuka selimut dan baring masuk ke dalam ranjang, pria itu mencoba menggunakan kehangatan tubuhnya sendiri untuk menghangatkan tubuh Laras yang dingin.

Perlahan, tubuh Laras tidak begitu gemetaran lagi, wanita itu juga tidak terlalu takut lagi, meski tubuhnya masih dingin, dia juga bisa dengan tenang tertidur di dalam pelukan pria itu.

Tidak berapa lama, akhirnya langit jadi terang, sinar matahari yang terang dan cantik menerobos kaca jendela UGD, terasa hangat melihatnya.

Bulu mata Laras agak bergerak, dia merasakan sinar cahaya yang silau merangsang bola matanya, dia sudah bisa membuka mata, dia sudah merasakan kehangatan sinar matahari.

Dengan perlahan, Laras membuka mata, yang pertama masuk ke dalam pandangan matanya adalah wajah tidur Gavin yang dekat.

Dia tidak bergerak, takut sekali dirinya bergerak bisa membangunkan pria itu, semalam pria itu semalaman tidak tidur, susah payah bisa tertidur sebentar, biarkan dia tidur lamaan.

Laras diam dan melihati pria itu, baru beberapa hari saja, dia sudah kurus sekali, menghitam, juga lemas, di dagu dan ujung mulutnya bermunculan rambut janggut pendek berwarna abu-abu tua, kelihatannya sudah menua beberapa tahun saja.

Dilihat-lihat, dari mata Laras keluar air mata, hari-hari yang begitu banyak musibah dan masalah, sebenarnya kapan baru bisa berakhir?!

Tepat pada saat ini, tiba-tiba ada orang di samping berbicara, suaranya sangat dekat, seperti di samping saja.

“Cepat lihat dia, dia sepertinya ingin berbicara. ”

“Apa mau mencabut selang tenggorokan?”

“Tidak bisa, tulang belakangnya terluka parah, menekan saluran pernafasan, harus pasang selang tenggorokan baru bisa bernafas. ”

“Apa laporan hasil pemeriksaannya sudah keluar?”

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu