Cinta Pada Istri Urakan - Bab 912 Ternyata Semuanya Di sini

“Beri aku sedikit waktu lagi.” Amanda berusaha sekuat tenaganya untuk menenangkan suasana hati Ralph. Mereka sudah kenal dari kecil dan sangat memahami satu sama lain. Amanda sangat tidak asing dengan kelemahan karakter Ralph, dia tidak bisa diajak kompromi dengan kekerasan, tapi bisa diajak kompromi dengan bicara lembut.

Dan juga, begitu cepat tidak menganggap orang yang dikenalnya.

“Ayah angkatku awalnya memutuskan untuk mengambil nyawa Jerome, tapi kemudian dia memerintahkan untuk menangkapnya hidup-hidup, apa kamu tahu kenapa?”

“Kenapa?” Harus tahu saja menangkap Jerome hdup-hidup, itu lebih sulit dibandingkan harus langsung membunuhnya.

“Dia adalah petunjuk yang disediakan oleh Profesor Sugi Ona, obat penawar butuh serum darahnya, dia dulu pernah teracuni. Dia adalah percobaan** satu-satunya yang berhasil menghilangkan racun itu, jadi di tubuhnya ada antibodi.”

“Benarkah? Kamu tidak berbohong padaku kan?”

“Selain serum darah Jerome, juga butuh obat herbal. Obat herbal ini adalah obat penghambat. Obat ini juga diperlukan untuk penawar racun. Aku tidak pernah tahu apa itu, tapi aku sangat akrab dengan baunya, ada bau itu di tubuhmu sekarang."

Setelah Ralph mendengarkan Amanda, dia menundukkan kepalanya dan mencium bau di tubuhnya sendiri, "Bau apa?"

“Kamu di gunung pernah memegang apa, atau pernah memakan apa?”

"Kalau yang dipegang banyak sekali, kalau yang dimakan...karena kita sudah beberapa hari di sana dan tidak ada nasi untuk dimakan. Jadi kita semua terpaksa memetik buah liar di sana.”

“Buah liar yang semacam apa, apa boleh kamu membawanya pulang untuk aku lihat?”

“Boleh saja, tidak masalah. Tapi apa kamu sangat yakin?”

Amanda berkata dengan serius sekali lagi, “Beri aku sedikit waktu saja, aku akan mengerahkan seluruh kemampuanku.”

Setelah mulai terbiasa dengan kegelapan di kamar itu, Amanda juga bisa melihat wajah Ralph dengan sangat jelas. Sebenarnya, perihal Nguyen Song yang teracuni itu adalah hal yang paling disesali dalam hati Ralph.

“Waktu yang dimiliki Nguyen Song benar-benar tidak banyak, begitu juga orang-orang yang tidak bersalah itu. Aku hanya ingin menyelamatkan Nguyen Song dan kamu ingin menghasilkan banyak uang. Jadi tujuan kita berdua tidak berlawanan, bagaimana menurutmu?”

Ralph menaruh kedua tangannya di pinggang, lalu diam sejenak.

Yang tidak diketahui oleh Ralph adalah yang ada di dalam kamar ini bukan hanya dia dan Amanda saja. Jika dia berbuat macam-macam dengan Amanda, perang ini bisa-bisa akan meledak lebi awal tanpa Ralph bisa mempersiapkannya.

“Tapi, Tuan Jeremi minta aku untuk menghabisi orang tua itu, aku juga tidak enak kalau tidak melakukannya.”

“Aku juga hanya menebak, Profesor Sugi Ona adalah orang terpenting dalam penelitian obat penawar ini. Tidak boleh tidak ada dia, kamu coba cari ide !” sambil berkata, Amanda berjalan satu langkah ke depan, dan menarik sudut baju Ralph, dan menggoyangkannya pelan, “Aku tahu pasti kamu punya ide bagus, aku mohon.”

Cara memohon ini sangat ampuh jika digunakan ke Ralph, Ralph membungkuk sedikit dan maju ke depan lalu bibirnya ditempelkan di samping telinga Amanda, lalu berkata dengan suara pelan, “Karena kamu sendiri sudah mengatakan seperti ini, aku pasti akan membantumu melakukannya. Itu hanya masalah kecil, menurutku..

Mengenai password kamar dari profesor itu, selain Tuan Jeremi yang tahu, aku juga tahu. Entah kenapa Tuan Jeremi sekarang sedang terpikat dan gila-gilaan untuk mencari barang berharga itu. Tidak tahu sebenarnya barang apa itu sampai harus menghabiskan seluruh tenaga semua orang hanya untuk mencarinya. Bagaimana pun dia telah memerintahkanku untuk menghabisi profesor itu, aku tinggal cari alasan untuk menghabisinya di luar, dengan begini kan sudah selesai?”

“Kapan rencananya kamu membawa Profesor Sugi Ona keluar? aku mau berdiskusi sebentar dengannya, aku percaya jika demi pasien, pasti Profesor Sugi Ona mau membantu sebisanya.”

“Besok dini hari, aku akan memanggilmu.”

“Baiklah.”

Setelah mencapai kesepakatan, Ralph tidak bisa menahan dirnya untuk membuka kedua tangannya kemudian merangkulnya, pelukan ini tidak seperti pelukan tadi yang begitu agresif. Pelukan ini seperti seorang kakak yang ingin melindungi dan memanjakan adiknya, “Kamu ini ya, sama saja seperti dulu, belajar kedokteran sampai malah jadi bodoh.”

“Aku kan ini demi kepentingan umat manusia.”

“Kamu dasar alasannya banyak sekali.”

Amanda mendorongnya pelan dengan hati-hati, “Hari ini sudah malam, tidurlah lebih awal.”

Ralph tiba-tiba tersenyum, “Aku minta maaf soal yang tadi, Sebenarnya aku...sebenarnya aku tidak terlalu suka melihatmu begitu dingin denganku.”

Amanda pun ikut tersenyum, “Bukan bermaksud dingin terhadapmu, tapi aura membunuh di tubuhmu itu terlalu besar, siapapun pasti takut ketika melihatmu.”

“Amanda, di dunia ini, aku hanya percaya kepadamu seorang, kamu jangan sampai membohongiku.”

“Bukannya aku juga sama saja.”

Ralph pun mengangguk, “Baiklah, kalau begitu kamu istirahatlah lebih awal, selamat malam.”

“Selamat malam.”

Ralph pun pergi meninggalkan kamar, Amanda pun akhirya bisa menghela napas lega, kening dan punggunya penuh keringat dingin. Ketika berjalan maju, dia baru menyadari kedua kakinya sudah lemas.

Setelah yakin Ralph sudah pergi, Amanda pun memanggil, “Dia sudah pergi, keluarlah.”

Pintu lemari pun dibuka, keluarlah Jerome dari dalam lemari. Gavin bersembunyi di belakang lemari baju, Darius dan Jino bersembunyi di bawah ranjang.

“Apa kamu sudah mendengar semuanya?” tanya Amanda dengan suara pelan.

Gavin balik bertanya, “Apa ucapannya itu bisa dipercaya?”

Amanda, “Sekarang hanya bisa mempercayainya, password kunci itu hanya dia yang bisa membukanya.” Amanda dalam hati membatin, aura yang dimiliki pria ini begitu besar sampai rasanya bisa membuat orang ingin jadi hambanya saja.

Jino, “Bos, selama dia membawa Profesor keluar, aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk melindungi keselamatan Profesor Sugi Ona. Jika dia tidak memegang janjinya dan tidak membawa Profesor keluar, kalau begitu kita tembak saja, bagaimana pun cepat atau lambat tetap akan ada tembak-tembakan.”

Gavin melirik ke Jino, “Kamu begitu inginnya menembak ya? apa karena di luar negeri, tidak perlu latihan, jadi tanganmu gatal?”

Jino tersenyum kecut, “Uhuk uhuk, tidak kok.”

Jerome, “Kalian bawa pergi Profesor Sugi Ona. Semua perbuatan buruk Jeremi, aku yang akan membalasnya. Amanda, nanti kalau waktunya tiba, kamu dan Profesor Sugi Ona ikutlah dengan mereka.”

Amanda, “Tdiak mau, kamu sendirian bagaimana mungkin bisa menghadapinya. Apalagi kamu masih terluka, aku akan menemanimu.”

Jerome menggelengkan kepalanya, “Jangan lagi ambil resiko. kalau bisa keluar satu ya harus keluar.

Amanda, “Bagaimana cara menghadapi Jeremi, kita bisa merencanakannya nanti, Sekarang yang paling penting adalah menyelamatkan dan membawa keluar Profesor Sugi Ona, dan memintanya segera menyelesaikan meneliti dan membuat obat penawar itu.”

Gavin memotong pembicaraan, dan bertanya, “Mengenai obat penghambat dan serum darah yang kamu ucapkan tadi, apa itu benar?”

Amanda merasa heran, “Kamu bisa Bahasa Vietnam?”

Gavin, “Bisa paham sedikit-sedikit.”

Ini lebih dari sekadar kata biasa. Kata-kata obat penghambat dan serum darah ini cukup sulit dipahami. Percakapannya dengan Ralph tadi sepenuhnya menggunakan Bahasa Vietnam, ini saja dia bisa paham, itu berarti dia bisa Bahasa Vietnam tidak sedikit.”

Seketika itu, Amanda merasa kalau pria itu cukup tidak bisa ditebak, dan dia bahkan mulai menghawatirkan posisi Jerome sekarang.

Amanda bertanya ke Jerome dengan menggunakan bahasa Vietnam, “Mereka sebenarnya siapa, kamu mencari di mana orang-orang yang membantumu ini?”

Jerome, “Ini tidak penting. Ayo kita rencanakan apa yang akan kita lakukan besok. Kapten Gavin, silahkan memberi perintah, semuanya akan mendengarkan sesuai perintahmu.”

Gavin membuat keputusan tegas, “Rencanaku cukup sederhana, setelah menyelamatkan Profesor Sugi Ona, kita semua pergi bersama-sama dari sini.”

Amanda mengangguk, “Aku setuju, kita pergi dari sini bersama-sama.”

Jerome masih saja menggelengkan kepala, dia tidak bisa tahan lagi melihat Jeremi akan menggali kuburan leluhurnya, serta menemukan gunung emas yang dijaga oleh kakenya selama beberapa generasi, “Aku masih ada urusan.”

Amanda, “Jerome, kalau kamu tidak pergi, aku juga tidak mau pergi.”

Keduanya terus berdebat dengan suara pelan mereka. Percakapan di antara mereka berdua sepenuhnya menggunakan Bahasa Vietnam, sehingga Darius dan Jino bahkan tidak bisa ikut bicara karena tidak mengerti.

Di saat itulah, ada suara keras di pintu ‘Bruakkk’ , Ralph langsung menendang pintu dari luar.

"Ternyata semuanya ada di sini!"

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu