Cinta Pada Istri Urakan - Bab 4 Pacarku Sedang Hamil

Bab 4 Pacarku Sedang Hamil

Anna mengedipkan matanya, mengingatkan Gavin dengan berbisik, "tekanan darah ayahmu tinggi, jangan membuatnya marah lagi."

"...." dia masih bisa berkata apa lagi? Masih bisa berkata apa lagi! "ayah, apakah ayah benar-benar harus memaksaku menikah?"

Allan tahu kalau dia sudah menang, dia berkata dengan santainya : "kamu sendiri yang memutuskan, tidak ada yang memaksamu, bagaimanapun juga pak Reno mengajakku minum teh, kebetulan mau sekalian membicarakan masalah pekerjaanmu."

Reno yang dibicarakan oleh ayahnya adalah komandan tertinggi di seluruh pasukan, Reno Sutedja. Gavin sangat kesal sekali, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa, atasan sudah menekan, dia hanya bisa mengikuti.

"pacarku.... Sedang hamil...." tiga kata itu diucapkan oleh Gavin dengan sangat lirih.

"apa?" kedua orang tua Gavin sangat kaget.

Anna sangat kaget, "gadis dari keluarga mana? Bawa pulang ke rumah biar kami lihat."

Wajah Allan berubah serius, "sejak kapan kamu mempunyai pacar?"

Gavin: "jika aku ingin mencari pacar, hanya butuh hitungan menit."

Allan mengerutkan alis, padahal hatinya diam-diam sangat bahagia, tetapi wajahnya malah menyalahkan, "kenapa begitu tidak hati-hati, sekarang apa rencanamu?"

Anna masih menunjukkan wajah yang bahagia, "cepat bawa pulang ke rumah, kita bicarakan soal pernikahan kalian."

Gavin melihat perjanjian pernikahan itu, "bagaimana dengan putri keluarga Wiratama?"

Anna: "ini sudah zaman apa? Masih saja ada perjodohan? Kolot sekali."

Allan menelengkan kepala dan melotot kepadanya, tetapi dengan datar berkata : "huh, bukankah kau tadi ikut menjodohkannya?"

Anna: " Allan, bukankah kau yang lebih dulu mengungkit masalah ini?"

Allan merasa sedikit kehilangan muka, jadi dia berkata dengan sedikit marah : "kita bicarakan hal yang penting, Gavin, kamu juga sudah tidak muda lagi, kamu berani menghamili pacarmu, jadi kamu juga harus berani bertanggung jawab."

Gavin tanpa suara menelan air ludahnya, apakah bercandanya sudah kelewatan?

Allan membalikkan badannya, sambil berkata "bawa pulang ke rumah untuk dikenalkan" lalu pergi.

Bawa pulang untuk dikenalkan, aku harus membawa siapa untuk dikenalkan?

--

Laras dalam perjalanan pulang, tetapi tetap saja bertemu Nadira dan kelompoknya.

Di dalam kampus mereka tidak berani macam-macam, tapi jika sudah di luar kampus itu lain hal.

Tetapi Laras juga bukan seorang pengecut, dia menghitung jumlah orang di depannya, "1, 2, 3.....8, 9, Nadira kau ikut atau tidak, mau kuhitung sekalian tidak?"

Nadira melihatnya, "10 menit dari sekarang aku mau lihat kau masih bisa sombong atau tidak! Semuanya maju, pukul sampai mati, jika terjadi masalah, aku yang akan bertanggung jawab."

Satu lawan sembilan, Laras seketika dikepung....

Di rumah keluarga Atmaja, sebuah mobil Land Rover putih berhenti di depan pintu, ini adalah mobil pribadi Gavin yang paling tidak mencolok.

"tuan muda Gavin, senang bertemu dengan anda, saat menerima teleponmu saya mengira sedang bermimpi, hahahaha." Rama Atmaja tidak berusaha menutupi kegembiraannya, menjabat tangan Gavin lalu mulai berbicara, ini adalah calon menantunya.

Keluarga Pradipta dari dahulu adalah pemimpin di bidang militer dan politik, anak tertua keluarga Pradipta, Gavin dipanggil "pria single yang paling diincar", dia adalah pemimpin di bidang militer, politik dan bisnis, kekuasaannya paling besar, finansialnya paling kuat, yang paling utama adalah wajahnya yang tampan tanpa tandingan.

2 tahun yang lalu komandan Allan dikarenakan sakit jadi terpaksa harus pensiun dini, semua orang merasa sangat sayang, tetapi Gavin di usia 26 tahun sudah menjadi mayor jendral yang paling muda di militer, pencapaiannya lebih besar dari pada ayahnya.

Saat ini 2 tahun sudah berlalu, Gavin sudah menambahkan beberapa medali militer di pundaknya, kekuasaannya juga semakin besar.

Pria yang luar biasa seperti ini tiba-tiba mendatangi rumah keluarga Atmaja, membuat seluruh keluarga Atmaja sangat bersemangat.

Nagita Wicaksono menarik baju suaminya, memberi dia kode untuk tidak bersikap terlalu memalukan, biar bagaimanapun juga keluarga pihak perempuan harus sedikit kuat, jadi jika anaknya sudah menikah nanti dapat dihormati.

Gavin tidak menjabat tangan Rama Atmaja sama sekali, dia menarik tangannya dan mundur selangkah ke belakang, sedikit menganggukkan kepalanya dan berkata, "paman, bibi, maksud kedatangan saya kemari sudah saya katakan dengan jelas melalui telepon, kalau begitu, dia di mana?"

Di telepon, Gavin dengan sungguh-sungguh berkata ingin menikah dengan "nona Atmaja ", Rama sangat kaget, juga sangat bahagia.

Rama mundur ke belakang dan tersenyum, Nagita tertawa dengan senangnya, "tuan muda Gavin tidak usah sungkan, juga tidak usah khawatir, dengar anda mau datang melamar, penampilan sangat penting, jadi gadis kecil itu masih sedang dandan di atas."

Rama menarik istrinya untuk menyuruhnya diam, dengan sopan mengundang dia untuk masuk ke dalam, "tuan muda Gavin, silakan masuk dan duduk."

Rama adalah seorang veteran, setelah dia pensiun dari tentara, dia mengundurkan diri dari pekerjaan yang diberikan oleh negara dan terjun ke dunia bisnis, saat itu dia sangat berterima kasih kepada komandan Allan atas promosinya, sekarang dia juga menghormati dan mengagumi putra Allan yaitu Gavin.

Masuk ke ruangan lalu duduk.

Rama sekarang bisa dibilang cukup berhasil, tetapi dulu dia mulai dari nol, jadi dia sangat memperhatikan pernikahan putrinya. Dia paling suka membawa putri sulungnya untuk menghadiri jamuan malam, lalu mendengar pujian untuk putri sulungnya itu.

Bagi dia, dia sangat menikmati pujian itu.

Setelah duduk sebentar, Nagita membawa putrinya Maira Atmaja pelan-pelan turun ke bawah, Maira yang sudah berdandan sangatlah cantik bagaikan peri, pipinya kemerahan, bibirnya yang merah sedikit terbuka, jalan dengan anggunnya.

Gavin masih tetap duduk di sana, tidak melihatnya, tidak berbicara, tidak tertarik sama sekali.

Tidak lama kemudian, dari luar terdengar suara makian seorang gadis muda, di dalam terlalu sepi, jadi dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakan orang yang ada di luar.

" Laras apakah kau sudah gila, bahkan jalan saja bisa jatuh sampai seperti ini, matamu buta atau otakmu rusak?"

"dengan penampilanmu yang seperti itu, bagaimana bisa pergi denganku?! Aku harus mencari orang lain lagi, menurutku kau sengaja, iya kan? Kau tidak ingin membantuku kan?"

"aku memanggilmu bakpau, kau benar-benar seperti bakpau, dipukul tidak bisa balas pukul, dimarahi tidak bisa balas memarahi, bisakah kau kuat sedikit?! Aku melempar tembaga ke dalam air saja masih ada gemanya, aku memarahimu kenapa seperti bicara dengan udara saja?!"

Mendengar dari suaranya, sepertinya nona nomor 2 keluarga Atmaja, Manda Atmaja sudah pulang, dibelakangnya diikuti dengan Laras yang diam saja.

"ayah, ibu, aku sudah pu....lang." saat baru memasuki rumah, Manda langsung terdiam, semuanya ada di dalam rumah, kakak pertamanya berdandan bagaikan bidadari yang turun ke dunia, tetapi ayah dan ibu menunjukkan wajah yang cemas, di atas sofa ada seorang pria yang memakai baju seragam tentara.

Pandangan mata Manda seketika tertarik kepadanya, wajah pria di depannya ini tajam dan tampan, sepasang kakinya yang panjang diluruskan, seragam tentara yang berwarna hijau gelap membungkus bahu yang lebar dan pinggang yang ramping, yang paling penting adalah, di sekeliling tubuhnya bagaikan dilingkupi oleh cahaya keemasan, tetapi matanya sangat dingin, ekspresinya dingin dan angkuh bagaikan seluruh alam semesta ini ada di dalam genggamannya.

Gavin merasakan pandangan menilai gadis itu, dia memiringkan kepalanya, wajahnya menunjukkan kalau dia tidak senang.

Nagita yang cepat tanggap segera menarik putrinya lalu memperkenalkannya : "tuan muda Gavin, ini adalah putriku yang kecil bernama Manda, dia adalah gadis yang terus terang, berbicara apa adanya, dia juga yang meramaikan rumah kami, asalkan ada dia, di rumah pasti selalu ada tawa."

Di telepon Gavin hanya berkata mau menikah dengan "nona Atmaja ", mereka juga tidak tahu apakah itu Maira ataukah Manda, hanya saja mereka merasa seharusnya adalah Maira yang lebih tua, biar bagaimanapun Manda baru berumur 20 tahun, masih belum cukup dewasa.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu