Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1105 Kelicikan Amanda

Jika Yuka kelelahan karena begadang untuk waktu yang lama pada detik sebelumnya, maka pada detik ini, dia seperti disuntik obat penyemangat, rasa gelisah, bingung, marah, dan takjub memenuhi sekujur tubuhnya.

"Laras, kamu telah mengetahuinya, benarkan? Siapa yang menyebarkannya?"

Dalam hal mengemudi, Laras sebenarnya masih pemula. Biasanya Pandu yang menyetir, dia jarang berkesempatan untuk memegang kemudi. Oleh karena itu, dia menyetir dengan sangat lambat, sebagain besar perhatiannya terfokus pada kemudi.

Untungnya, puncak keramaian telah berlalu. Pada jam ini, tidak ada banyak mobil di jalan. Mobil dikemudikannya dengan stabil.

Dia belum sempat berbicara, Yuka menduga lagi, "Mungkinkah rekan kerjanya atau karyawan di toko?"

"Bahkan jika karyawan menggosipkan urusan pribadi bos mereka, gosipan itu juga tidak akan menyebar sampai ke lingkaran-lingkaran lain. Semua karyawan merupakan orang dalam, tahu bahwa mereka adalah abang beradik, kalian yang merupakan kekasih. Siapa yang tidak bermoralitas hingga sengaja memfitnah orang?"

Pikiran Yuka kacau, siapa lagi yang akan melakukan ini, dia tidak bisa menemukan seorang yang dianggap mungkin dalam benaknya.

"Amanda sendiri yang menyebarkannya." kata Laras.

"Apa?" Wajah Yuka penuh kekagetan, "Tidak mungkin, siapa yang akan membuat lelucon tentang hidupnya sendiri, apalagi ini juga berpengaruh terhadap reputasi Dirga dan dirinya sendiri, mustahil.”

Laras berkata dengan serius, "Ketika aku mendapat informasi ini dari Gavin, reaksiku persis dengan reaksimu sekarang. Informasi ini didapatkan Gavin sesuai kenyataan yang ada, bukan sengaja memfitnah Amanda."

Yuka "…"

Laras bertanya, "Apakah kamu ingat pada setahun yang lalu, Amanda memberi tahu semua orang bahwa dia tidak mengerti Bahasa Mandarin?"

"Iya, dia selalu berbahasa Inggris pada waktu itu, sekarang bahasa Mandarinnya juga tidak terlalu bagus, selalu bercampur dengan bahasa Inggris."

Laras menggelengkan kepala, "Amanda menipu semua orang. Gavin menemukan bahwa dia mengambil bahasa Mandarin sebagai mata kuliah pilihan saat belajar di luar negeri. Dia tidak hanya bisa berbahasa Mandarin dengan fasih, juga mengenal huruf dan bisa menulis." Semua ini ditemukan Gavin saat mengumpulkan informasi. Sekolah tidak mungkin memalsukan informasi. Ditemukan juga guru dan teman-teman Tionghoa sekelasnya yang dapat membuktikan bahwa dia bisa berbahasa Mandarin. Dengan kata lain, Amanda memiliki studi mendalam tentang bahasa Mandarin sejak tahap sekolah. Selain itu, Dirga sudah bisa berbahasa Mandarin sejak kecil, tidak mungkin bahwa Amanda yang selalu mendengarnya belum bisa bicara dan mendengar Bahasa Mandarin pada setahun yang lalu.

Ini adalah kebohongan pertamanya.

Kedua, di rumahnya yang direnovasi, kamar mandi tidak pernah mengalami kebocoran, tetapi malah mulai bocor setelah dia tinggal di dalamnya, bocor hingga menetes di lantai bawah. Poin ketiga dan yang paling penting adalah ketika dia bunuh diri, pintunya tidak tertutup, jika pemilik lantai bawah mengetuk pintu dan tiada yang membuka pintu, dia mungkin telah meninggal, tapi pintunya malah kebetulan tidak tutup, sulit bagi pemilik lantai bawah untuk tidak menemukannya.

Lampu merah di depan menyala, Laras menghentikan mobil dengan mantap. Dia menoleh dan melihat Yuka. Gadis kecil ini belum pernah mengalami realitas kehidupan yang kejam, tidak tahu betapa jahatnya hati orang-orang di luar. Dia tidak pernah terpikir semua kelicikan di balik layar ini. Sekarang, setelah mendengarkan analisis Laras, dia terbengong.

Yuka merasa kepalanya sangat sakit. Kedua tangan menekan pelipis, menekannya dengan kuat, "Pikiranku kacau sekali."

"Kamu jangan merasa kacau dulu, masih ada." Laras menghela nafas, melanjutkan, "Gavin juga telah memeriksa kejadian Amanda pada malam itu, seluruh proses operasi penyelamatan pada malam itu tidak ada yang bermasalah. Masalahnya adalah jumlah pil tidur yang dikonsumi Amanda sama sekali tidak mematikan."

Pada saat ini, lampu hijau menyala, mobil di belakang membunyikan klakson, Laras berhenti sejenak, lalu melajukan mobil.

"Gavin juga menyelidiki catatan medis Amanda di luar negeri. Dia menderita insomnia parah dan harus meminum pil tidur. Dia sangat kebal terhadap pil tidur semacam ini, dosis yang ditelannya tidak akan mematikannya."

"Tidak hanya itu, untuk memastikan ada orang yang mengetuk pintunya pada pagi itu, dia sengaja berutang berbagai biaya properti. Pihak properti akan datang ke rumahnya setiap tanggal 3 untuk mengirim tunggakan. Walau pemilik lantai bawah tidak naik pada hari itu, pihak properti juga akan mendatangi rumahnya. Hanya saja waktu penemuannya akan sedikit lebih lambat, dia akan tertidur sedikit lebih lama."

Jika bukan Laras yang mengatakan semua ini, Yuka tidak akan percaya. Berdasarkan pengetahuannya, dia benar-benar tidak menduga Amanda ternyata selicik ini. Dia menggigil, bulu kuduk berdiri, suaranya gemetaran, "Apakah Dirga tahu?"

"Butuh sedikit waktu bagi Gavin untuk menyelidiki semua ini, aku langsung memberitahumu begitu aku mendapatkan informasi ini. Gavin belum memberitahu Dirga, aku khawatir bahwa Dirga belum tentu percaya dengan semua ini.”

Dirga juga merupakan seorang yang berpengalaman dalam, berbagai jenis pertarungan yang dialaminya jauh lebih banyak daripada Gavin. Dibandingkan dengan Gavin, Dirga lebih percaya Laras.

Selain itu, hubungannya dan Amanda tidaklah dangkal, dia secara pribadi mengalami proses penyelamatan Amanda, jadi dia belum tentu akan percaya semua ini.

“Jadi, apa yang harus dilakukan sekarang?” Yuka kehilangan akal, dia berada dalam keadaan panik.

Tengah bicara, mobil sudah tiba di depan rumah Ona, Laras menghentikan mobil dan menghibur, "Aku akan mencari kesempatan untuk memberi tahu abang sepupuku. Jika dia percaya, maka itu yang terbaik, jika dia tidak percaya, dia setidaknya tetap akan curiga, asal dia curiga, maka dia pun akan memeriksanya sendiri. Pada akhirnya, apa yang akan dia lakukan, kita semua tidak tahu. Yuka, kamu bukan lawan Amanda, jadi kamu tidak perlu melakukan apa pun, cukup fokus pada apa yang harus kamu lakukan saja. Mengenai rumor yang beredar, ayahku telah mengurusnya. Jika masalah ini tidak ditangani dengan baik, maka akan menjadi skandal besar Keluarga Ayubi. Keluarga Ayubi baru saja pulang negeri dan belum berdiri kokoh, jika skandal ini tersebar, sulit bagi mereka untuk hidup tenang di kota ini."

Yuka masih saja sangat gelisah, "Apakah itu akan berdampak padanya"

"Kamu malah masih mengkhawatirkannya, tidakkah kamu harus mengkhawatirkan dirimu sendiri? Jika masalah ini tidak tertangani dengan baik, reputasimu akan hancur. Kamu yang hanya berpacaran dengan pria yang dicintai malah akan disebut sebagai pihak ketiga yang merusak hubungan orang lain, terlalu menyedihkan."

Yuka tidak berdaya, memegang tangan Laras dan berterima kasih padanya. Tanpa Laras, dia masih dibodohi dalam kebohongan yang nyaris sempurna. Dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk menemui Dirga, takut menstimulasi emosi dokter Amanda, takut Dirga akan merasa kesulitan.

Laras menghela nafas dan membujuk, "Apa yang paling kamu butuhkan sekarang adalah tidur nyenyak, tidak perlu memikirkan apa pun." Subteksnya adalah tidak berguna juga walau kamu berpikir banyak, kamu tidak akan bisa melawan Amanda.

"Aku, aku tidak tahu, aku selalu tidak fokus dalam pekerjaanku akhir-akhir ini. Tahukah kamu betapa bahayanya ketidakfokusan dalam bekerja di ruang gawat darurat? Ibuku juga sering membujukku untuk melepaskan hubungan ini. Aku tidak bisa tidur sama sekali."

Melihat dia yang menderita, Laras tidak bisa berbagi beban pun untuknya. Proses ini harus dijalaninya sendiri, tidak ada yang bisa membantunya.

Laras menghibur, "Tetap saja kamu harus tidur, kalau benar-benar tidak tahan, katakan saja padaku, aku pastinya berpihak padamu dan akan selalu mendukungmu."

Rasa sedih dan tersentuh mengisi perasaannya pada saat bersamaan, Yuka menangis, "Terima kasih, Laras, aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih atas segala yang kamu lakukan untukku."

"Sesama teman tidak usah mengatakan hal-hal ini. Jika kamu benar-benar berterima kasih padaku, maka dengarkan kata-kataku."

Yuka mengangguk. Setelah mengobrol sebentar, dia pun turun dari mobil dan pulang.

Laras juga pulang.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu