Cinta Pada Istri Urakan - Bab 577 Matikan Lampu Baru Membalas Dendam

Laras baru pertama kali melihat seorang legenda yaitu Darius.

Beberapa tahun sebelumnya, saat Darius masih di dunia, Gavin membawanya pergi menjenguk Bobi, Bobi (anak Darius) yang di saat itu benar-benar kurus, penampilannya terlihat pendek dan kecil dibandingkan dengan anak seumuran lainnya.

Juga dari tempat Gavin, dia sudah mengetahui bahwa di dunia ini masih ada pahlawan tanpa nama seperti Darius.

Laras menggosok tangannya, berjalan sampai di hadapan Darius dengan sangat hormat, dan berkata : “Kak Darius, aku sudah mendengar banyak tentang kamu, akhirnya hari ini bisa bertemu dengan diri kamu, aku Laras, sangat terhormat bisa bertemu dengan kamu.”

Darius merasa terkejut atas pujiannya, di saat yang sama juga sangat merasa tidaknyaman, juga menggosokkan tangannya, baru berani mengulurkan tangannya untuk bersalaman tangan.

Sebenarnya di hadapan mereka Laras adalah seorang kerdil, dia juga masih menunduk dan membungkukkan kepalanya, di hadapan Darius yang tinggi dan besar sudah seperti anak yang gugup.

Bentuk Laras ini, membuat seluruh orang di tempat terheran-heran.

Gavin : Mengapa dibuat-buat begitu, ini bukanlah dirimu yang sebenarnya, segera kembali seperti semula.

Weiner : Astaga kakak ipar, kamu begitu serius kami pun merasa tidak terbiasa.

Sonny : Kakak ipar jangan membuat-buat seperti itu, kami juga bukan tidak tahu karakter mu yang sebenarnnya.

Jino : Eh, ini siapa?

Dan juga Jenny yang tercengang : Ternyata kamu adalah Laras yang seperti ini.

Gavin batuk dua kali dengan ringan, “Ehem ehem, Darius, ini adalah istriku Laras, maaf sudah bercanda di depanmu, kamu tidak perlu mempedulikannya.”

Sebenarnya Gavin ingin mencairkan suasana canggung, tetapi sekali mengatakannya, membuat Darius canggung, dia datang bertamu di kediaman Gavin, bagaimana mungkin bisa tidak mempedulikan istri dari kediaman Gavin?

Laras menggunakan sikunya menyenggol dada Gavin, lalu berkata kepada Darius dengan tersenyum : “Kak Darius, anggap saja rumah sendiri, bebaslah sedikit.”

“Baik, baik, Bobi sering membahas tentangmu, dia berkata sebelumnya kamu sering membelikan hadiah dan mengirimkannya untuknya, dia ingin langsung mengatakan terima kasih di hadapanmu, sayangnya…… aku menggantikannya untuk mengatakannya, terima kasih.”

Sekali membahas Bobi, siapa pun merasa sakit hati.

Saat Bobi pergi, Laras dan Gavin belum berbaikan, juga bertemu Romo yang koma berat, dia selalu tidak bisa meluangkan waktu untuk mengunjungi Bobi, tidak disangka saat ini justru sudah menjadi antara dunia surga dan dunia manusia yang tidak akan bisa bertemu lagi.

Tepat saat seluruhnya mengingat perasaan sedih itu, tiba-tiba koki menghidangkan sepiring besar berisikan ikan panggang, “Semuanya, mari makan.”

Seluruhnya duduk berturut-turut, tepat sepuluh orang mengelilingi meja.

Hari ini kediaman Gavin tidak ada keluarga yang lebih tua, seluruhnya bisa minum dengan sangat senang hati.

Jenny duduk di sebelah Laras, hanya berdua perempuan, berbicara pun lebih nyaman.

Sekarang melihat Jenny lagi, Laras menyadari, di matanya sudah tidak ada kecenderungan jahat dan kecemburuan seperti sebelumnya, sebagai gantinya adalah kepuasan dan kehangatan, dan juga semakin banyak bersabar oleh perubahan kondisi pada hidup.

Sebelumnya Jenny gigih dengan Gavin, lalu menjadi agen di badan pemerintah selama empat tahun, saat ini sudah menjadi wanita karir.

Tidak peduli seberapa bangganya seorang wanita, sampai sudah di usia menikah dan berada di sisi orang yang semua sudah menikah, juga bisa menjadi benci menikah.

“Dimana dua anakmu?”

“Di rumah lama bersama kakek nenek mereka, liburan langsung pergi, nenek juga pergi kesana, jadi malam tahun baru ini kita merayakan di rumah lama.”

“Aku sangat iri padamu.”

Laras tersenyum, mengamati Darius sekilas, dan bertanya : “Kapan kalian mempunyai anak?”

Tanpa disembunyikan mata Jenny melihat ke bawah sekilas, itu adalah reaksi yang sangat cepat, senyum canggungn dan juga bukan sopan, berkata dengan rendah : “Sedang menyiapkan kehamilan.”

Laras melihatnya tidak ingin berbicara banyak, dia juga mengetahui perilakunya dan tidak bertanya lagi, sejak setelah mereka pulang selalu mendengar Jenny dan Darius sudah segera menikah, selalu mengatakan sudah segera, tetapi belum ada waktu yang pasti, dia berpikir mereka selalu ada rencana tersendiri.

“Ingin mempunyai anak, harus menikah dulu,” Dia tidak bertanya, sebaliknya Jenny membahasnya duluan, “Pengadilan selalu belum membuka vonis terhadap Darius, juga tidak ada pernyataan, aku tidak masalah, tetapi dia ingin menunggu dan memahami masalah ini baru memikirkan masalah menikah.”

“Oh, begini juga baik, setelah masalah ini sudah selesai, baru memulainya lagi. Ck, waktu ditarik benar-benar cukup lama, kecepatan di birokrasi begini juga sangat……” Laras belum selesai berbicara, Gavin langsung datang ke sini, dengan bahaya membuatnya tidak berani lanjut mengatakannya.

“Sangat apa? Lanjut katakan saja.”

“Ehem ehem, kami sedang mengobrol antar perempuan, bisakah kamu tidak ikut?”

Gavin memegang dagunya sambil melihatnya, memakan sesuap makanan, tanpa tergesa-gesa, lalu baru berkata dengan nada bicara memperingatkan : “Hutang USB belum kuhitung.”

“Eh, apakah ingin memberiku bonus atau sesuatu? Tidak peduli seberapa salahnya paling tidak kamu bisa memberiku pujian?”

Gavin mengangkat alisnya, memiringkan matanya, “ innocent.”

Laras lanjut dengan ekspresi lucu, “Ha, nanti aku merubah namaku menjadi Laras Innocent, juga cukup enak didengar.”

Gavin melihatnya sekilas, memutuskan untuk tidak mempedulikannya, menunggu malam hari dan mematikan lampu baru membalas dendamnya.

Laras merasakan sebuah aura membunuh, tetapi, dia tidak peduli, saat dia memberontak paling-paling mengupas kulit mati yang ada di belakang tumitnya.

Selama pesta, Jordan dan Darius duduk bersebelahan, karena berhubungan dengan Jenny, mereka sangat menghormati dan ramah terhadap satu sama lain.

Jordan berbicara dengan jujur dan berkata : “Darius, masalah kamu dan adikku kamu tidak perlu khawatir, meskipun saat ayah ibu pertama mengetahuinya ada sedikit menggerutu, tetapi sekarang sudah tidak ada sama sekali. Haih, gadis yang begitu besar, sudah menjadi gadis tua, seluruh keluarga kamipun mengharapkan dia segera untuk menikah.”

Darius setuju dengan malu-malu, “Baik, baik.”

Jordan juga membahas : “Besok saat malam tahun baru, kamu ikut merayakan bersama keluarga kami saja.”

Sekejap Darius ragu-ragu, ragu-ragu dan berbicara : “Itu……sebenarnya aku sudah sepakat dengan pemilik taman Cinta Kasih, besok bisa pergi ke sana membantu.”

Jenny bertanya dengan tidak yakin : “Kapan kamu janjinya, mengapa tidak membahasnya denganku?”

Darius : “Kamu pulang menemani orang tuamu untuk merayakan malam tahun baru saja, aku pergi menemani para anak-anak di taman Cinta Kasih.” (tempat Bobi anak Darius dulu)

“……” Sekejap wajah Jenny berubah, tetapi di hadapan kerumunan semua orang, dia merasa tidak baik untuk marah.

Jordan melihat ekspresi mereka berdua, juga tidak berani banyak bicara.

Setelah selesai makan, seluruhnya masing-masing pergi, yang mempunyai rumah langsung pulang, yang tidak mempunyai rumah langsung pulang ke unit.

Jenny dan Darius jalan di jalan yang sama, Darius justru membalikkan kepalanya dan berkata : “Jenny, sudah tahun baru, kamu bersama kakakmu pulang ke rumah saja.”

Jenny selalu bersabar untuk tidak marah, dia belum mulai menginterogasi, sebaliknya dia membuka mulut dan menyusulnya.

Dia semakin marah, langsung menahan lengannya, dan berkata : “Darius, aku selalu mengatakannya kepadamu tahun ini merayakan tahun baru di rumahku, ayah ibuku pun ingin bertemu denganmu, kamu juga meresponlah dan melihat mereka, mengapa kamu ingin pergi ke taman Cinta Kasih?”

Darius mengetahui hatinya marah, menahan amarahnya dan berkata : “Jenny, masalah kita berdua ditunda dulu, pengadilan belum ada hasilnya.”

“Jika pengadilan selalu tidak ada hasil, kamu juga selalu tidak akan menikahiku?”

“……”

Melihat bentuknya yang terdiam, Jenny tidak bisa menahan dan mulai terisak, “Jika ditunda lagi, aku pun sudah tidak akan bisa melahirkan anak.”

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu