Cinta Pada Istri Urakan - Bab 92 Pria Mesum (2)

Jenny mengusap-usap lehernya yang sakit, dia tertawa dan berkata : "Di situasi seperti tadi jika kamu tidak mengambil tindakan itu, maka aku tidak tahu harus berbuat apa, akulah yang seharusnya berterima kasih."

Meskipun wajahnya adalah wajah Nimo, namun tatapan matanya tetap adalah tatapan mata Gavin, dia masuk ke dalam lagi dan mengambil sebuah jubah mandi, lalu dia menyerahkannya kepada Jenny sambil memalingkan wajahnya, "Cepat pakai."

Jenny mengulurkan tangannya dan menerima jubah itu, dia menatap Gavin dengan lembut dan penuh dengan perasaan, jari-jarinya sengaja mengenai tangannya.

Gavin segera menarik tangannya kembali lalu berbalik sambil berkata : "Tidak seharusnya kamu datang kemari dan membuat dirimu menerima perlakuan yang seperti ini, untuk apa kamu melakukannya?"

"Tetapi aku mengkhawatirkanmu, kapten Hendro tidak pernah bisa menghubungimu, setiap hari aku melewati hari dengan tidak tenang."

Dia menghela napas, "Tempat ini sangat terpencil, aku hanya tidak mempunyai kesempatan untuk keluar dan mencari sinyal. Kamu tahu dari mana kalau aku berada di sini?"

Jenny : "Aku dengar dari kapten Jino kalau disini adalah salah satu markas segitiga emas, terakhir kali kamu menghubungi kapten Hendro, kamu sedang berada di dekat sini, jadi aku menyimpulkan kalau kamu sedang berada disini, karena itu aku langsung mengajukan kepada atasan agar ditugaskan kemari."

Gavin berusaha menahan suaranya dan menegurnya dengan marah : "Kamu benar-benar sembarangan, kamu berani datang kemari hanya karena berdasarkan sebuah spekulasi, bagaimana jika aku tidak berada disini? apa yang akan kamu lakukan malam ini?"

Jenny tidak menjawab pertanyaannya secara langsung, melainkan berkata dengan tegas : "Firasatku mengatakan kalau orang yang aku cintai berada disini."

"......." Gavin sangat marah sampai tidak bisa mengatakan apapun.

Jenny tertawa lalu berkata dengan santai : "Kamu jangan lupa kalau aku juga adalah seorang pasukan khusus yang luar biasa, aku juga pernah menjadi mata-mata, apakah kamu merasa kalau kemampuanku dalam beradaptasi tadi sangat buruk? Apakah aku malah menyusahkanmu?"

Begitu memikirkan soal luka-luka yang ada di tubuhnya, Gavin tentu saja tidak dapat menyangkal kalau dia dapat menebak situasinya bagaikan seorang dewa, "Meskipun begitu kamu tetap harus mempertimbangkan untung ruginya, apakah hal ini sepadan sampai kamu harus berkorban seperti ini?"

"Jika aku merasa sepadan, maka itu sudah cukup, dari sisi pekerjaan, ini adalah tugasku, dari sisi pribadi, jika hanya dengan berada di situasi seperti ini baru aku bisa mendapatkan perhatianmu, maka aku sangat bersedia melakukan hal ini."

"Kamu benar-benar sudah gila!"

Di luar dan di kamar sebelah terdengar suara jeritan-jeritan, setelah terjadi sebuah kasus yang melibatkan nyawa seseorang, mereka masih dapat bertindak seperti tidak terjadi apa-apa dan tetap melakukan hal itu dengan bahagianya, hal ini cukup membuktikan kalau orang-orang ini benar-benar sudah tidak mempunyai hati nurani, tidak takut akan siapapun.

Jenny menunjukkan posisinya dengan tegas, "Atasan mengirimku untuk membantumu, kecuali aku mati, jika tidak, aku pasti akan bersama denganmu untuk sepenuhnya menghancurkan segitiga emas."

"......." Gavin memerintahkannya sebagai seorang atasan, "Disini aku adalah atasanmu, aku memerintahkanmu untuk segera pergi dari sini."

"Jenderal Gavin, sepertinya untuk sementara ini aku tidak dapat menuruti perintah anda, karena sebelum aku datang kemari, aku sudah mendengar mama Sanci berkata kalau ada tamu yang sangat kaya sudah membooking kami selama setengah bulan."

Tatapan mata Gavin menajam, dia bertanya : "Apakah orang itu adalah Navi?"

Jenny mengangguk, "Aku dengar mama Sanci memanggilnya Kak Navi."

"Jadi, semua yang Tuan Black katakan tentang setelah tanggal 15 bulan Januari dia akan membawaku untuk bertemu dengan Kak Navi, sepertinya bukan sebuah kebohongan."

Jenny tertawa lagi dan berkata : "Aku juga dengar saat mama Sanci sedang berbicara di telepon, dia mengungkit soal kota Jakarta, dia berkata kalau nanti dia mau pergi ke Jakarta, dia meminta kak Navi yang sebagai tuan rumah untuk menyambutnya."

Gavin segera teringat sesuatu, "Benar sekali, Navi adalah Lembu, saat itu Lembu berada di Jakarta, Navi yang menggunakan identitas sebagai Lembu terus berada di Jakarta dan sama sekali tidak tersentuh oleh hukum, lalu pihak kepolisian malah tidak mampu berbuat apa-apa."

Jenny : "Sayang sekali Lembu sekarang sudah menghilang."

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu