Cinta Pada Istri Urakan - Bab 312 Perselingkuhan Benar Terjadi

Di hari ketiga pada bulan Desember, pernikahan antara Tanu dan Maira dilaksanakan dalam pusat keramaian.

Keluarga Dibyo adalah keluarga terkenal, dari abad sebelumnya sudah menjadi keluarga terkenal di kota; Keluarga Atmaja adalah keluarga muda yang penuh dengan talenta, sangat mudah menjadi pusat perhatian masyarakat, Rama dan Nagita adalah seseorang yang berkedudukan tinggi, rumor perceraian menyebar kemana-mana, putri menikah seperti rekayasa, jadi, sensasinya lebih terkenal daripada perusahaan.

Lagipula alasan lain perceraian ini menjadi pusat perhatian adalah rumor masalah mental Maira, seperti gila, jadi hari ini ingin melihat apakah rumor itu benar.

Di pagi hari adalah tradisi penjemputan pengantin wanita, ada beberapa kamera yang merekam perjalanan.

Maira muncul dengan indahnya di depan semua orang, tidak ada masalah sama sekali, rumor bahwa mental dia tidak normal hilang dengan sendirinya.

" Siapa bilang Maira gila, bukannya dia baik-baik saja berdiri di sana. "

" Memang, Keluarga Dibyo tidak bodoh, Maira kalau memang gila, bisakah Keluarga Dibyo menerima menantu ini?! "

" Sepertinya terakhir kali Keluarga Dibyo mengundurkan pertunangan menyebabkan serangan besar bagi Maira, depresi sebentar, sekarang sudah baik. "

" Apakah itu adalah depresi, penyakit keturunan, Nyonya besar di keluarga Dibyo juga ada penyakit, sekarang menikah dengan menantu yang depresi, anak yang dilahirkan kelak juga akan terkena depresi, jadinya penyakitan. "

" Apakah kalian tidak tahu, Tanu sudah memiliki seorang putra. "

" Oh hal ini aku juga sudah pernah mendengar, wanita hamil yang muncul di perjamuan pernikahan terakhir kali, dia sudah lama melahirkan seorang putra untuk Tanu, ibu dan anak sudah tinggal di Amerika. "

" Maira bisa menahannya, dia mungkin benar-benar mencintai Tanu. "

Di malam hari, acara makan malam yang utama akan dimulai.

Para tamu datang satu demi satu, para tamu yang diundang selain kerabat Keluarga Dibyo dan Atmaja, ada banyak selebriti bisnis, dan juga pejabat tinggi pemerintah.

Kedudukan Keluarga Dibyo di Kota sangat penting dan kuat, meskipun mengalami kerugian besar, akan tetapi tidak akan jatuh miskin, jadi mereka masih menghargai Keluarga Dibyo.

Latar belakang Keluarga Atmaja bahkan lebih mengagetkan, tidak usah membahas adik Rama, seperti Keluarga Pradipta yang sangat terkenal juga menghadiri acara pernikahan, sungguh jarang, seketika semua orang menantikan acara pernikahan.

Lagipula, Keluarga Dibyo memiliki banyak hubungan kerabat, hubungan yang tidak begitu akrab dengan kerabat dalam kerjasama, semua melihat Keluarga Pradipta datang, baru datang.

Ruang perjamuan terbesar di hotel didekorasi bagaikan lautan bunga, dibawahnya sudah dipenuhi oleh kerabat-kerabat.

Gavin dan Laras diatur untuk duduk dimeja utama, sedangkan Romo dan Reni duduk dimeja tamu.

Reni melihat Laras duduk dimeja utama, semakin emosi, " Romo, kakakmu melakukan sesuatu sangat tidak adil, kalau sudah tahu kita diatur untuk duduk sudut sini, aku tidak akan datang. Kamu lihatlah, nyonya Dibyo dan nyonya Wicaksono pasti menertawakan aku di sana. "

Romo: " duduk dimana saja bukannya sama saja? Laras hanya mengikuti Gavin duduk dimeja utama. "

Reni: " Hm, menantumu hebat sekali. "

Romo: " Menantuku juga menantumu. "

Reni: " Jangan jangan jangan, aku hanya ada satu putri, namanya Lana Atmaja. "

Romo menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya, berhenti berbicara.

Acara pernikahan sudah mulai, dengan acara pembukaan pernikahan yang romantis, Maira yang cantik bagaikan malaikat, menggandeng tangan Rama, berjalan dengan perlahan dari karpet merah, berjalan menuju Tanu.

Semua cahaya lampu menyorot kearah pengantin wanita, semua pandangan tertuju pada pengantin wanita, akan tetapi pandangan Tanu menuju pengiring pengantin yang berada dibelakang pengantin wanita. Dia sangat berharap, pengantin wanita hari ini adalah Manda.

Kalau dia sadar lebih awal, menyadari perasaannya dari awal, ketika orang tua mengatur calon menantu, dia dapat memilih Manda.

Rama menyerahkan tangan Maira ke tangan Tanu, dan memesan beberapa kata.

Adegan seperti ini, membuat banyak orang menangis.

Disaat semua orang melihat sepasang pasangan yang seperti boneka Disney diatas panggung, dua layar besar di sebelahnya tiba-tiba menyala, semua orang mengira ini kejutan.

Tapi, ketika semua orang penuh penasaran melihat kesana, dilayar muncul gambaran seorang pria dan wanita memeluk di gang, antara satu dan yang lain saling bertanya-tanya, tanggapan pertama semua orang adalah mereka melakukan hal yang tidak dapat dijelaskan.

Para tamu gempar.

Semua lampu di aula padam, hanya lampu diatas panggung yang menyala, sehingga gambar diatas layar terlihat jelas, seperti menonton di bioskop.

Para tamu gempar bukan karena gambar itu, tetapi seorang pria dan wanita pada gambar, tak disangka adalah pengantin pria dan pengiring pengantin wanita yang berada diatas panggung.

Pengantin pria dan pengiring pengantin wanita.

Tanu dan Manda.

Laras menatap dengan mata yang lebar, dengan tidak yakin melihat layar, serasa setiap sel ditubuh merinding semua, tanganya yang kecil sambil gemetaran menarik tangan Gavin, bertanya dengan gugup: " ini benarkah? beritahu aku, orang itu bukan Manda. "

Gavin hanya terdiam, lihat terlalu banyak trik seperti ini, yang didengar belum tentu benar, yang dilihat belum tentu nyata, hanya melibatkan Manda, dia mengerutkan keningnya.

Para tamu berdiskusi dengan keras, sama sekali tidak menghindari apapun.

" Lagipula wajahnya tidak terfoto sepenuhnya, kemungkinan ada kesalahan, Manda? tidak mungkin. "

" Cepat lihat, sudah ada disitus web, gambar lebih jelas, benar itu Manda. "

" Ya Tuhan, Tanu dan Manda, aku tidak kaget dengan Tanu, tetapi dengan Manda, bagaimana bisa menggoda saudara ipar sendiri? "

" Ternyata Keluarga Atmaja tidak membuat aku kecewa, memang hancur, satu demi satu generasi berantakan."

Rentetan kejadian sedikut kacau, penggugat diatas panggung masih tertegun dengan kondisi, Nagita yang duduk dimeja utama bergegas naik keatas panggung, menangkap Manda dan menamparnya.

Manda tidak menghindar, langsung tertampar sampai terduduk dilantai.

" Apakah kamu pantas begitu dengan kakakmu? hal apa yang kamu lakukan ini?! " Nagita menarik kerah Manda, mengangkat tangannya dan memukul beberapa kali, " dasar tidak tahu terima kasih, aku tidak pernah memperlakukanmu dengan buruk, aku memperlakukanmu seperti putriku sendiri, pantaskah kamu begitu terhadap kakakmu, pantaskah kamu begitu terhadap Keluarga Atmaja? "

Manda kaget hingga tertegun, wajahnya terasa sakit, hatinya lebih sakit.

Tanu melihat kejadian, bergegas kepanggung dan melindungi Manda, berteriak kepada Nagita: " jangan pukul dia, siapa yang berani memukul dia aku akan bertarung dengannya!"

Para tamu menarik nafas melihat kejadian, perselingkuhan ini benar terjadi.

Seluruh pemikiran Maira menjadi runtuh, ini adalah pernikahan yang ditunggunya sejak lama, akhirnya dia menikah dengan Tanu, akhirnya menjadi nyonya muda DIbyo, tetapi semua ini apa. Pertunangannya hancur, bahkan pesta pernikahannya juga hancur, dia menjadi orang yang sangat memalukan didunia.

" Aa! " Maira menjerit, sebuket bunga ditangannya jatuh dilantai, bunga bertebaran dimana-mana, kedua tangan memegang kepalanya, menggelengkan kepalanya seperti orang gila, mulutnya terus berteriak.

Kondisi dia sekarang ini, sangat jelas tidak normal.

Nagita sangat ingin memukul Manda sampai mati, ini sangat keterlaluan, juga harus memikirkan perasaan Maira, dia memutarkan badannya dan memeluk Maira, menasehatinya sebisa mungkin, " Rara, Rara jangan takut, ibu masih ada disini, ibu tidak akan mengijinkan orang lain mengganggumu, Rara, Rara?"

" aku tidak mau menjadi kakaknya, aku tidak mau jadi bagian keluarganya, aku tidak mau ...."

" Iya, kamu bilang benar, ibu yang ceroboh, kedepan dia tidak ada hubungan dengan kita. " Nagita memeluk Maira, memutar kepalanya dan menatap dengan mata yang tajam kepada Manda, " Manda, kamu bisa melakukan hal seperti ini, jangan menyalahkan kalau aku kejam, keluarga kita tidak ada putri yang tidak punya hati nurani seperti kamu.”