Cinta Pada Istri Urakan - Bab 81 Dia Bahkan Tidak Ingat Namaku (1)

Menurut Manda, Aaron adalah anak bodoh dari keluarga pemilik kekayaan, menghamburkan uang seenaknya, tidak bekerja, hanya tau makan minum dan bersenang-senang, ia adalah seorang pria yang sangat kaya, Manda hanya tidak ingin mengatakan tujuan sebenarnya dia datang kemari, makanya dia mengatasnamakan Presdir Pradipta.

Namun di mata penjaga, Manda hanyalah salah satu dari sekelompok orang yang ingin mendekati mereka para orang-orang kaya.

Yang satu tidak ingin pergi, yang satu tidak ingin melepaskan, kedua penjaga melototi Manda di depan pintu.

--“Nona, trik kamu ini tidak mempan untuk mengelabui kami, jika kamu mengandung anak dari tuan kami, maka aku akan benar-benar mengagumimu.”

--“begitu banyak gosip tentang Aaron, aku buta jika aku suka sama dia, cepat biarkan aku masuk”.

Tepat ketika kedua orang tersebut saling bertatapan mata, tiba-tiba Rendra berjalan keluar dari dalam, dia mengenali Manda, tetapi... tidak ingat dengan namanya.

Mata Manda berbinar, “Walikota, walikota, dia tidak membiarkan aku masuk.”

Penjaga itu sangat malu dan dengan cepat menjelaskan : “dia bilang mencari Presdir Pradipta, tapi tidak ada undangan.”

“siapa yang bilang mencari Presdir Pradipta? kamu ini tidak hanya buta, juga tuli....” setelah selesai bicara, Manda berbisik “gawat” dan segera mengubah sikap dan nada bicaranya, “hehehe, kamu salah paham, aku bilang kenal dengan Presdir Pradipta, tapi aku tidak bilang mencari dia.”

“ini.... bukankah sama? Penjaga merasa agak bingung, membantu para orang kaya membentengi penggoda juga sangat melelahkan.”

Rendra memberikan perintah dengan baik “biarkan saja dia masuk.”

Penjaga tidak berani membantah, dia memberi hormat dengan membungkukkan badan, “baik, nona silahkan masuk.”

Tetapi Manda sekarang sudah tidak ingin masuk, orang yang dia cari sudah keluar, untuk apa lagi dia masuk kedalam?!

Rendra tersenyum lebar, terpancar aura lembut dan mulia dari tubuhnya, berkata: “masuklah, pesta seperti ini lebih cocok untuk anak muda seperti kalian, aku sebaiknya pulang lebih awal untuk tidur.”

Senyuman ini, membuat Manda terpesona, sikap tenang dan dewasa itu tidak dimiliki oleh semua pria seusianya, dia benar-benar tidak bisa menolaknya.

Dia mempunyai ide dan bertanya : “Walikota Rendra, Laras ada tidak didalam?”

Sudah tau, sengaja bertanya.

Rendra menghentikan langkahnya dan berbalik badan, lalu berkata: “mereka tidak datang, bukankah makan dengan kalian di lantai bawah?”

“oh hehe, kami sudah selesai, kakek dan yang lainnya sudah pulang, aku kira Laras kesini, jadi aku kesini untuk mencari dia, aku malam ini menginap dirumah mereka.” Alasan ini, sempurna, dia diam-diam memuji dirinya sendiri.

Rendra tidak banyak berpikir, dengan santai ia berkata: “kalau begitu aku telepon mereka saja, kebetulan aku juga ingin mencari Gavin untuk ngobrol.”

“oh, oke...” jantung Manda berdegup kencang, kedua tangannya tidak berhenti memegangi ujung bajunya, tidak terlihat memalukan kan!

“hei, ini aku... kalian dimana?... oke, aku keatas mencarimu.” Rendra mengucapkan beberapa kata lalu menutup telepon, “ayo jalan, mereka sedang di lantai paling atas.”

“lantai atas? apa aku boleh naik keatas?”

“ikuti aku, kamu boleh naik keatas.”

“oh oh.” Manda menghela nafas, untung saja tidak ketahuan.

Didalam lift yang tertutup hanya ada mereka berdua, Rendra dengan santai bertanya, “kamu adalah kakaknya Laras?”

Manda senang tapi kecewa. Ternyata dia sudah tidak ingat lagi denganku, “iya benar, aku adalah kakak sepupu keduanya, namaku Manda, waktu itu hampir jatuh dari panjat tebing, kamu yang menyelamatkan aku.”

Rendra merasa canggung dan tersenyum dengan sopan, “oh, aku ingat aku ingat, kamu takut dengan ketinggian.”

“iya, hehe.”

“nanti sesudah sampai di lantai atas, kamu sebaiknya jangan berdiri dekat jendela.”

Baru mengobrol beberapa kata, lift pun sampai, luas lantai atas lebih kecil dari Hall Cahaya Humpre, tetapi seluruh bagian lantai atas terbuat dari kaca, seolah ditutupin oleh penutup kaca yang besar, dibawah terlihat pemandangan malam yang indah, diatas terlihat hamparan bintang yang luas.

Disini juga adalah sebuah dunia kecil, dengan kolam renang, sofa, bar dan lainnya.

“kamu tidak apa-apa?”

Manda menganggukkan kepala, “tidak apa-apa, asalkan kaki berdiri dengan kuat saja tidak masalah.” Dia mengomel dalam hati, sangat teliti, sangat perhatian, sangat lembut, betapa gagahnya.

Rendra benar-benar mencari Gavin untuk mengobrol, keduanya duduk diatas sofa lalu mulai mengobrol, Laras dan Manda duduk disisi lain, berbaring dan menikmati langit malam yang begitu luas.

“sudah jangan dilihat lagi, tidak akan lari kok.” Laras bercanda.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu