Cinta Pada Istri Urakan - Dia Hanya Akan Memburuk dari Hari ke Hari

Saat Laras dan Manda sampai di rumah sakit, Gavin juga baru saja tiba. Setelah mengantar anak-anak ke taman kanak-kanak, dia langsung bergegas ke rumah sakit setelah mendapat telepon dari Laras.

Mungkin karena sudah kebiasaan profesional, Gavin selalu berhati-hati. Demi keamanan agar terhindar dari hal yang tida dinginkan, dia dengan sengaja melaporkan ke kantor polisi.

Gelombang udara dingin yang kuat ini masih belum berlalu, suhu dingin di luar ruangan masih sangat terasa. Salju di sisi utara jalan juga belum sepenuhnya meleleh. Orang-orang berlalu lalang di jalan dan sepanjang jalan terlihat kabut putih.

Begitu turun dari mobil, Laras dan Manda berlari masuk ke dalam rumah sakit. Gavin berlari bersama mereka dan bertanya, "Di mana Maira sekarang?"

"Pertolongan pertama, di ruang operasi."

"Apakah telepon Nagita sudah terhubung?"

"Dia tidak menjawab teleponnya, jangan mengharapkannya lagi."

Mereka bertiga bergegas ke ruang operasi. Seorang dokter sedang menunggu mereka di luar. Dokter itu terlihat cemas dan tangannya memegang setumpuk dokumen.

"Dokter, dokter," Manda tampak megap-megap, "Aku adalah adik Maira, bagaimana keadaannya sekarang?"

"Kamu akhirnya datang. Kami sudah menelepon anggota keluarganya tetapi tidak dijawab dari tadi. Ini adalah pemberitahuan penyakit kritis sebelum dan sesudah. Ini adalah formulir persetujuan pertolongan pertama. Keduanya harus ditandatangani oleh anggota keluarga."

“Aku yang menandatanganinya, aku akan menandatanganinya.” Tangan Manda gemetar, tetapi dia menandatangani semua dokumen dengan cepat tanpa ragu-ragu.

Dokter berkata: "Kondisi pasien sangat kritis, anggota keluarga diharapkan untuk siap secara mental."

Manda tidak sempat menanyakan lebih spesifik, dokter sudah berbalik dan masuk ke ruang operasi. Saat ini hatinya sangat kacau dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya tahu bahwa dia mondar-mandir di pintu ruang tunggu.

Laras juga cemas. Pertama, dia khawatir tentang situasi Maira. Kedua, dia tidak tahu apa yang sedang dilakukan Nagita yang tidak bisa dihubungi dari tadi. Nyawa putrinya dalam bahaya, tetapi dia masih sempat untuk menikmati liburan musim semi dengan selingkuhannya.

Gavin mundur diam-diam ke samping dan membuat panggilan, " Dekan Bines, ini Gavin."

"Aku tidak tahu apakah Anda punya waktu sekarang. Aku ingin bertemu denganmu sebentar."

"Benar, itu berkaitan dengan kondisi Maira."

"Baik, terima kasih Dekan Bines."

Setelah menutup telepon, Gavin membawa Laras dan Manda ke kantor Dekan Bines.

Bines adalah direktur Departemen Luka Bakar. Meskipun dia bukan dokter yang merawat Maira, tetapi dia sangat tahu tentang situasi Maira. Selain itu, Dekan Bines sebelumnya adalah seorang dokter militer dan staf bawahan Gavin. Kakinya pernah terluka saat menjalankan misi. Setelah lukanya sembuh, dia dipindahkan ke rumah sakit untuk terus melayani masyarakat.

Dalam beberapa tahun terakhir, meskipun mereka telah jarang bertemu dan dalam karier mereka, masing-masing telah berkorban secara diam-diam, tetapi mereka peduli satu sama lain dan selalu memperhatikan satu sama lain.

Terakhir kali saat keduanya bertemu, waktu itu Gavin lolos dari maut, Gavin pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis. Bines bergegas menemuinya setelah mengetahui hal itu.

Saat Bines berpindah karir, Gavin sangat merekomendasikannya dan memberinya evaluasi tertinggi.

Jadi, mencari Dekan Bines adalah pilihan yang tepat.

Sebelum ketiganya tiba di kantor, Bines sudah berada di luar untuk menyambut mereka. Bines dengan hormat memberi hormat militer kepada Gavin. "Bos Pradipta, sudah lama tidak berjumpa. Apakah semuanya baik-baik saja? Anda masih terlihat sangat muda dan tampan, sedangkan aku sudah beruban."

Gavin juga memberi hormat militer, dan kemudian keduanya saling berpelukan, Gavin bercanda: "Jika di lihat dari jumlah uban, seharusnya aku yang memanggilmu bos."

Bines tertegun seketika, bahkan bos seperti dia bisa mengatalan lelucon? ! Kemudian dia juga ikut tertawa, lalu dia berpikir mungkin berkat dari Nyonya Pradipta yang terkenal ini yang ada disamping Gavin.

"Ini kakak ipar?"

Laras agak tersanjung dan cepat membungkuk, "Anda terlalu berlebihan."

"Kakak ipar, namaku Bines. Dulu aku adalah seorang prajurit bawahan bos Pradipta, dan aku sangat mengagumimu."

Laras merasa segan. Di depannya, dokter direktur yang sudah beruban. Ubannya lebih banyak dari rambut hitam. Dia juga memanggilnya "kakak ipar" dan berkata "mengaguminya". Ini benar-benar terlalu berlebihan. "Panggil aku Laras."

Gavin tersenyum, menepuk bahu Bines, kemudian menoleh ke arah Laras: "Dia adalah Tuan muda rambut putih. Saat aku berumur 20 tahun, waktu pertama kali bertemu dengannya, dia memang seperti ini. Bahkan, dia satu tahun lebih muda dariku. Tidak aneh jika dia memanggilmu 'Kakak ipar'."

Laras menyeringai sebentar.

"Ini adalah Manda, putri bungsu Rama, kakak Maira," Gavin memperkenalkannya, "Dia juga istri adik sepupuku, kakak iparku."

Bines mengenal Manda. Manda sering mengunjungi Maira. Dia pernah melihatnya beberapa kali. Hanya saja, dia tidak menyangka bahwa Manda adalah istri Rendra.

"Nyonya Pradipta, untungnya... Silakan duduk dulu. Aku tahu kalian khawatir dengan kondisi Maira. Aku juga ingin berbicara tentang masalah ini dengan anggota keluarganya yang lain selain Nagita."

Manda sangat cemas, "Anggota keluarga selain Nagita, hanya aku sendiri. Dekan Bines, karena aku dan Nagita mengalami sedikit perselisihan, jadi aku tidak ingin mempengaruhi kondisi dalam bangsal karena permasalahan kami, jadi aku tidak begitu sering mengunjungi kakakku. "

Bines segera mengerti apa yang dia maksud, dan mengoreksinya: "Nagita tidak datang sesering dirimu."

"Apa?"

"Aku tidak akan membahas dia datang atau tidak, yang ingin aku katakan adalah situasi Maira sangat berbahaya, dia mengalami infeksi sistemik dan kegagalan organ. Dia bisa pergi kapan saja."

"... Begitu parah?... Tapi bukankah sebelumnya mengatakan... kondisinya sudah stabil? Dan dia juga sadar, polisi juga mencatat pernyataan."

Bines menggelengkan kepalanya, "Itu adalah satu-satunya waktu dia tersadar. Area luka bakar terlalu besar, dan yang paling ditakuti adalah infeksi sistemik."

Manda sangat tertekan dan hampir meneteskan air matanya, "Apakah Nagita mengetahuinya?"

"Dia mengetahuinya, Dokter Zhang adalah dokter yang merawat Maira, dia sudah berbicara kepada Nagita secara khusus, tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Sebaliknya, Nagita tidak dapat dihubungi lagi."

Manda menoleh ke arah Laras. Keduanya berpikiran sama. Nagita tahu situasi Kak Maira, jadi dia mulai menjual properti, bahkan pakaian dan perhiasan kak Maira juga dijual.

Apa yang Nagita lakukan benar-benar sangat mengerikan.

"Setelah operasi pencangkokan kulit kedua Maira, dia mengalami gejala demam. Dia telah koma selama setengah bulan. Dokter Zhang sudah berbicara dengan Nagita dan Nagita sudah tahu tentang hal itu. Kemudian, sikap Nagita menghindari dan menghilang, kami hanya bisa menebak dia... "

Manda berkata dengan kecewa: "Tidak perlu menebak, Nagita sudah meninggalkan ayahku. Aku sempat berpikir mungkin dia tidak bisa mengurus keduanya, jadi dia memilih untuk melepaskan ayahku. Pada akhirnya, aku yang menganggap dia terlalu baik. Melihat sikapnya yang seperti ini, dia mungkin juga sudah melepaskan Maira. "

"Aduh, aku akan mengatakan yang sebenarnya padamu, Maira bisa bertahan sampai saat ini, itu bukan hal yang mudah."

"... benarkah tidak ada cara lain lagi?"

"Aku tidak bisa mengatakan bagaimana, aku hanya bisa mengatakan bahwa kondisinya akan semakin memburuk dari hari ke hari."

Manda: "..."

Serta Gavin dan Laras yang duduk di samping: "..."

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu