Cinta Pada Istri Urakan - Bab 246 Telinga Hampir Meledak

“Tidak mau, tubuhmu bau keringat, siapa yang mau memelukmu!” Laras selesai bicara langsung berlari.

Tetapi belum sempat lari beberapa langkah, dia sudah ditangkap oleh Gavin, dia memeluk pinggangnya dari belakang, hanya dengan satu lengan mengangkat tubuh Laras.

“ah!” Laras berteriak, “Jangan bercanda, turunkan aku cepat.”

Ayah ibumu sedang melihat !!!

Sosok tinggi Gavin jatuh dalam bayangan, posturnya gagah tampan dan agresif menggotong Laras, sungguh maskulin.

Seperti yang diduga, Anna berdiri dipintu dan berteriak: “Panas seperti ini terus terusan diluar berjemur, mau apa? Masih tidak bergegas masuk?”

Laras gugup setengah mati, menepuk lengannya dan berkata: “Cepat turunkan aku.”

Gavin tanpa banyak kata menurunkannya, tetapi tidak langsung menurunkan, melainkan melonggarkan tangannya dan membiarkan dia merosot dengan sendirinya.

Cara seperti ini bisa membuat tubuh dua orang saling berdempetan, Gavin semakin lama semakin mesum sekarang.

Anna melirik dan sama sekali tidak melihatnya.

Laras memperhatikannya diam-diam, segera menariknya masuk ruangan.

“Wah ada semangka,” Gavin pandangan matanya tertuju pada piring semangka, “Siapapun jangan berebut denganku, semuanya punyaku.”

Sama dengan Allan, dia juga suka makan semangka, tapi ibunya benci dengan kadar gula semangka yang tinggi, juga benci dengan semangka yang mudah mempengaruhi lambung. Jadi, di rumah tidak pernah ada semangka semacam ini.

Gavin tanpa henti memasukan tiga potong semangka kedalam mulutnya, sambil makan dan berbicara: “Ma, semangka yang kamu beli ini sangat enak, beli dimana? Aku mau bawa beberapa ketika kembali nanti, sungguh sangat enak.”

Anna: “……”

Allan: “……..” Anak tengil, sekalinya pulang membuat ibumu marah.

Laras: “……”Akan terjadi hal yang sangat buruk.

Gavin dari daerah pegunungan yang sejuk mendadak kembali ke kota Jakarta yang seperti oven, panasnya hingga basah berkeringat, keringat diwajahnya menetes hingga ke pipinya.

Pada saat-saat ini, semangka adalah makanan terbaik di musim panas.

Dirumahnya sendiri, dia tidak peduli dengan reputasinya, sembari makan dan bertanya: “Masih ada tidak? Ini cuma mengotori gigiku.”

Kak Chen juga merasa sangat canggung, “Ada, aku pergi mengirisnya lagi.”

“Pa, makan,makan, makan bersama, telat sedikit sudah tidak ada lagi.”

Allan berdiri dibelakangnya bertanya : “Masih lancar kan?”

“Lancar, ada aku, pasti lancar.”

“Fasih sekali lidahmu!”

Gavin tertawa dan berkata: “Pa, kamu jangan terlalu serius, sekali tertawa bisa membuat 10 tahun lebih muda, banyak tertawa bisa kembali ke taman kanak-kanak.”

Bibir Allan terdiam, sekuat tenaga menahan tawa, dengan sengaja berkata : “Aku waktu kecil tidak punya kesempatan masuk taman kanak-kanak.”

“Hahahaha, aku bicara tentangku, kamu mau kembali ke masa kecil, lantas aku kemana?”

Allan sudah tak tahan lagi, bibirnya terangkat, akhirnya tertawa lepas.

Matahari sepertinya sungguh terbit dari Barat, Anna tidak percaya apa yang dia lihat.

Gavin tertawa ya sudahlah, bahkan lelaki tua yang tidak termakan usia pun tertawa, ayah dan anaknya makan semangka bersama dengan bahagia.

Semangka ini dibeli oleh gadis itu.

Anna hatinya masam tidak enak, semenjak ada Laras, dia tidak lagi menjadi orang yang paling dekat dengan putranya, orang yang paling berharga di mata putranya bukan lagi dia. Sesungguhnya, suaminya dan dia berada pada posisi yang sama, namun bahkan suaminya berbalik sekarang.

Anna semakin memikirkan semakin kehilangan nafsu makan, semakin memikirkan semakin kesal. Di rumah ini, sudah hampir kehilangan posisi.

Pada saat Anna hampir marah, Gavin tiba-tiba berkata: “Oh iya Kak Chen, aku lupa membawa tas yang ada didalam mobil, bantu aku mengambilnya.”

“Baiklah tuan muda.”

Kak Chen mengambil kunci mobil kemudian pergi.

Anna menahan nahan, pada akhirnya tidak tahan mengumpat berkata: “Anakku, tubuhmu berkeringat, meracuni orang.”

Gavin juga sangat lucu, mendengar ini, dia mendekati ibunya dan segera mengangkat tangan.

Laras: “…….” Sungguh durjana!

Anna dikagetkan olehnya, kesal dan lucu, “Menyingkir.”

“Ibu, kamu kesal dengan putramu yang bau ini? Bukankah kamu yang melahirkanku bukan?”

“Bukan, aku tidak punya putra yang tidak mempunyai hati nurani sepertimu.” Saat mengatakan ini, Anna melirik Laras, ketika sudah punya istri melupakan ibu, sia-sia merawatmu.

Kak Chen yang mengambil tas diluar dan kemudian masuk, Gavin membuka resleting tas, mengambil sebuah kotak dari dalam.

“Yah, ini putramu yang tidak punya hati memuliakanmu.”

“Apa ini?” Mata Anna bersinar, suasana hatinya seketika membaik.

“Buka dan lihat, kamu akan suka.”

Anna tidak bisa menyembunyikan kegembiraan di bibirnya, ketika dia membukanya, sepasang kelinci putih kristal muncul didepan matanya, kelinci kecil itu seukuran kepalan tangan bayi,

Anna sampai di usia ini, tidak ada hobi spesial lainnya. Dia hanya suka koleksi batu-batuan, apakah itu perhiasan atau batu giok, dia sudah mengoleksi banyak.

Sepasang kelinci ini sekali dilihat sudah tau kalau ini adalah barang berkualitas bagus, dia tidak sabar untuk mengambilnya dan menggunakan telapak tangan mengelus bahannya.

“Kepala dan kakinya tidak ada yang cacat, warnanya halus, ukirannya kelas satu, barang bagus yang langka.”

“Memangnya barang yang tidak bagus masih bisa untukmu?” Gavin sambil menunjuk berkata, “Kamu lebih teliti lagi lihatnya.”

Anna dengan teliti melihat, terkejut dan berkata: “Ah, bukankah titik mata ini?”

Dia tidak yakin menggosok-gosok dengan ujung jarinya, masih menggunakan kaca pembesar suaminya untuk melihat lebih jelas, “Ah ini benar-benar alami.”

Sentuhan terakhir sepasang kelinci ini ada di mata, mata kelinci putih ini adalah sedikit warna merah darah.

“Putraku, dari mana kamu mendapatkan barang bagus seperti ini?”

“Berawal dari gambar yang dikirim temanku, aku merasa cukup bagus, aku mendapatkannya beberapa waktu yang lalu, tapi lupa ada di dalam mobil, hari ini baru teringat.

Raut wajah Anna seketika berubah dari awan gelap menjadi cerah, dia menyusun giok kelinci di telapak tangannya, sungguh sangat bahagia.

Laras diam-diam berpikir: wanita ini, tidak peduli berapapun usianya, dalam hatinya tetaplah seorang gadis kecil.

Selesai makan semangka, Gavin langsung ke lantai atas untuk mandi, Laras juga ditarik keatas.

Pintu kamar ditutup, dia langsung menahannya ke tembok dan menciumnya.

Dia ingin mendorong tubuhnya dengan baju yang basah, juga tidak ingin dia menggenggam pergelangan tangannya.

Dia menggenggam tangannya dan ditarik ke punggungnya, hanya dengan satu tangan bisa menahan dua tangannya, dan satu tangan yang lainnya menahan kekuatannya, mengendalikan pikirannya yang gelisah.

“Hei…..mau ngapain?...... sekali pulang langsung begini….”

Gavin dengan napas berat, bibirnya yang tidak lepas dari kulit wanitanya, dengan kasar berkata: “Apa yang bisa kulakukan, aku menginginkanmu ketika melihatmu, ingin memakanmu setiap menit.”

“…….” Pembicaraan cinta seperti ini tidak gagap, ternyata masih cara yang lama, “Kamu semakin lama semakin menyerang.”

“Tidak suka?” Dia berbisik di telinganya.

Laras penuh gairah, telinganya adalah titik lemahnya. Hembusan panas napasnya menghantam telinganya, ujung lidahnya menggoda daun telinganya, mengajarinya bagaimana cara berbicara dengan benar?!

“Hah? Jawab aku.”

Ah ah ah ah, suara yang sungguh enak, telinga sampai hampir meledak.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu