Cinta Pada Istri Urakan - Bab 47 Kamu Tebak (1)

Sebelumnya Gavin tidak mau membuka kenangan ini, bagaimana pun ini adalah penolakan terbesar terhadap tekad dirinya.

Tapi sekarang ini, Laras dengan air mata mau membuka lukanya, sisi yang paling tidak bagus dari seorang wanita pun sudah terang-terangan diperlihatkan kepadanya, kalau begitu, bagi dia seorang pria dewasa masih ada apa yang tidak bisa dikatakan?!

“Sumpah aku sebelumnya tidak tahu, aku kebetulan mau tidur namun menemukan kamu berada di ranjangku, kemudian..... “ Mengatakan ini saat ini, Gavin sudah tidak begitu menyesali lagi, malah ada ratapan yang merasa “Terima kasih beruntungnya membuat kita bertemu”.

“Setelah kejadian aku melalui pengetesan DNA darah yang ada di dokumen medis baru lah menemukan kamu, juga melalui pengetesan darah, aku baru tahu sudah dikasih obat. Obat itu dikasih oleh Aaron, dia sedang mempermainkanku.”

Laras terkejut terbengong, ini semua terdengar seperti khayalan, “Mengapa dia memberikanmu obat?”

Membahas tentang ini, Gavin juga agak tidak enak hati, “dia melihatku selama ini single, mau membuatku mencoba hal yang baru, benar-benar hal bodoh saja!”

“......” terhadap pemikiran antara pria ini, Laras juga tidak mengerti.

“Kamu, kenapa begitu kebetulan sekali juga muncul di kamarku?”

Laras menggelengkan kepala, “Aku tidak tahu, itu seharusnya kamu tanya ke Pamanku.”

Lengan panjang Gavin sekali menarik membuat wanita itu masuk ke dalam pelukannya, berkata: “Aku sepertinya bisa menebak pasti terjadi sesuatu denganmu baru lah bisa muncul seperti itu di kamarku, aku terus menunggumu meminta tolong, ada kesulitan apa, aku pasti membantumu, tapi kamu selalu tidak mengatakannya, aku juga tidak enak hati mengatakan dengan terang-terangan pria malam itu adalah diriku.”

Gavin menundukkan kepala mencium ringan di samping telinga wanita itu, menghelakan nafas berkata: “Aku benar tidak tahu ternyata kejadian malam itu membuat kamu trauma… maaf…”

Laras agak blank, pria yang terus berada di atas bak Dewa Langit ini, bisa-bisanya memelukknya dan meminta maaf dengan lemah lembutnya kepada dirinya, air matanya tiba-tiba mengalir.

“Kenapa menangis lagi? Ada apa?”

“Aku gembira, untung ada kamu.”

Gavin tersenyum mencium dan menyeka air mata wanita itu, “Jadi aku tidak hanya tidak akan meminta tanggung jawab Pamanmu, tapi malah mau berterima kasih kepadanya, kalau bukan karena keegoisannya, aku tidak akan bisa bertemu denganmu.”

Laras blank kembali, pria ini sedang mengatakan kata-kata romantis terhadapnya, bisa tidak dia mempercayai kata-kata manis seorang pria?

“Kamu… Kamu tidak menjauhiku?....”

Hampir tidak ada waktu untuk berpikir, Gavin langsung mengeluarkan, “Tidak pernah sama sekali.”

Laras jadi terbengong, dia sendiri saja sangat ingin menjauhi dirinya sendiri, pria itu ternyata tidak menjauhinya, perkataan jujur kah?

Tapi pria seperti dia ini mau angin dapat angin, mau hujan dapat hujan, juga tidak perlu berbohong.

“Merenung lagi?”

Laras mengedip-ngedipkan mata, amat sangat serius berkata: “Gavin, sekarang betapa indahnya kata-katamu, menghiburku segembira apapun, aku juga belum bisa membalasmu lagi.”

Gavin tidak tahu harus tertawa atau menangis, menahan tawa dengan keluhan mengatakan: “Hari esok masih panjang, aku tidak sampai tidak sabaran seperti itu.”

Hari esok masih panjang, semakin Laras mendengar kenapa semakin merasa pria itu ada maksud lain?!

Meski hal semacam itu hanya pernah dialaminya sekali saja, tapi, di dalam benak Laras sangat lah jelas sekali, belum pernah makan daging babi tapi pasti pernah melihat babi, di dalam ruang kamarnya dia mengatakan kata-kata yang intim, sudah cukup pantas dengan sebutannya “berpengalaman”.

Sekarang sudah ada pengalaman setengah tidur setengah sadar seperti itu, berdasarkan watak wanita itu, mungkin dia bisa langsung merayunya sampai ke langit.

Wanita itu mengangkat satu kakinya dan meletakkannya di atas kaki besar pria itu, air matanya belum mengering, dengan seyum mempesona muncul, “Kalau begitu kamu mau tidak mengatakan mengapa tadi kamu begitu pulang marah terhadapku?”

Menyebut tentang ini, amarah di muka Gavin terbit kembali, 30% persen memanjakan 70% menyalahkan, “Kamu masih dengan tenang bertanya, polisi sudah sampai menginterogasiku, kamu kenapa memukul orang lagi?”

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu