Cinta Pada Istri Urakan - Bab 865 Dia Memiliki Caranya Sendiri

Gavin telah melihat banyak kondisi yang rumit. Dengan pengalaman investigasi nya selama bertahun-tahun, dia yakin lantai dua gedung ini telah diubah dari beberapa klinik kecil menjadi sebuah ruangan besar. Dikombinasikan dengan pemberitahuan sebelumnya oleh Jerome, dia berpikir Profesor Mai yang ingin dicarinya kemungkinan melakukan penelitian di dalam.

Tepat ketika dia hendak melangkah lebih jauh, penjaga keamanan bergegas menaiki tangga, sambil terengah-engah menghentikannya, "Hei, bagaimana kamu bisa naik, Bukankah sudah kubilang bahwa kamar mandi berada di sebelah kiri tangga, sebelah kiri, bukan di atas. "

Gavin tampak membeku, "Ya kah, Aku pikir di lantai dua juga ada, Aku pikir kamar mandi di lantai dua mungkin lebih bersih. "

"Tidak ada di lantai dua, ayo turunlah dengan cepat. Jika ditemukan oleh mereka kita bisa selesai. "

"Siapa mereka?"

Petugas keamanan juga sangat panik, tubuhnya yang gemuk membuatnya berjalan seperti penguin ke kiri dan ke kanan, meskipun dia tampak galak sebenarnya dia orang yang baik.

"Jangan terlalu banyak bertanya, cepatlah, " keluhnya sambil marah, "Aku sudah bilang jangan sembarangan jalan, kenapa kamu tidak dengar? Kamu tidak mendengar atau tidak mengerti? Apakah kamu tidak mengerti bahasa Inggris?"

"Maaf, Aku tidak terlalu mengerti bahasa Inggris. "

Petugas keamanan menatapnya dengan curiga dan setengah ragu, "Serius tidak mengerti? Aku mendengar pelafalan kamu sudah bagus dan kamu bisa bicara dengan lancar. "

"Aku baru saja tiba di sini dan hanya bisa mengatakan percakapan yang sederhana, tetapi aku tidak bisa membaca bahasa Inggris sehingga tidak bisa mengerti penunjuk jalan. "

Penjaga keamanan itu mengangguk sekali lagi menginstruksikannya: "Kalau begitu, jangan sembarangan berjalan kemana mana. Apakah kamu datang sendiri?"

"Tidak, nenekku sedang bertemu dokter di bangunan depan, Aku memilih berjalan-jalan karena memiliki waktu luang. "

Dalam pembicaraan mereka, mereka berdua sudah berjalan hingga ke lantai bawah, Petugas keamanan yang masih khawatir membawanya hingga ke luar baru mengistruksikannya lagi, "Cepat temani nenekmu, jangan pergi sembarangan. "

Petugas keamanan segera mengusir Gavin keluar dari laboratorium sambil dengan tidak sabar melambaikan tangannya untuk membuatnya pergi.

Gavin sambil meminta maaf tersenyum dan berbalik arah.

Begitu dia berbalik pandangan matanya berubah dan senyum yang terpancar di wajahnya pun hilang. Dia menekan Bluetooth yang terhubung ke markas besar dengan suara rendah berkata: "No. 1 tertempel di dinding, No. 2 tertempel di pintu pengaman. Bisakah Kalian mendengar sesuatu dari pintu? "

"Untuk sementara belum ada. "

"Apakah lokasinya tidak bagus?"

"Boleh. "

"Selain itu No. 3 merupakan penjaga keamanan laboratorium. Dia seharusnya tahu sesuatu. Tolong diperhatikan. "

"Siap. "

"Beri tahuDarius dan Jino untuk terus mengawasi Jerome, dia kemungkinan akan mengikuti secara diam-diam, sembunyikan diri jangan sampai ditemukan olehnya. "

"Siap. "

Gavin berdiri di gerbang gedung baru dan melihat kembali ke bangunan tua berlantai tiga di belakangnya.

Bangunan tua ini memang aneh, jendelanya ditutup dengan jendela anti pencuri, keramik hitam di atap membuatnya tidak bisa dimasuki. Selain pintu laboratorium ini, hanya tersisa pintu belakang yang dijaga berat oleh tentara.

Ini adalah dua pintu masuk dan keluar yang dikenalnya.

Di sisi lain, Laras juga tidak tinggal diam. Gavin memiliki cara investigasinya dan dia memiliki metode sendiri.

Di ruang ganti, Laras berjalan keluar dari pintu dengan memakai pakaian pelindung kerja. Dia mengenakan wig dan kacamata hitam berbingkai. Wajahnya juga memiliki banyak bintik-bintik. Seakan akan dia berubah menjadi orang lain, Yang paling penting adalah pengucapan bahasa Inggris Amerika yang ia miliki yang membuatnya tidak memiliki perbedaan dengan orang setempat.

Dia mengenakan baju pelindung terusan berwarna biru abu-abu, tangannya mengenakan sepasang sarung tangan plastik kuning, di telanganya tergantung masker sekali pakai berwarna biru muda. Dia dengan tidak tergesa-gesa mengenakannya.

Dia mendorong kereta peralatan, satu tangannya mendorong kereta sementara tangan yang lain memegang kaleng semprotan disinfektan, di pegangan kereta tergantung sebuah lap. Dia sambil mengingatkan pasien di lorong untuk berjalan dengan hati-hati karena lantai yang licin sambil menyemprotkan disinfektan di pegangan lorong.

Dia melakukannya dengan profesional dan cukup terampil.

Dia membersihkannya sepanjang jalan. Dan ketika Gavin diusir keluar oleh penjaga keamanan, dia sudah mendorong kereta ini melewati mereka, dia pun dapat dengan lancar memasuki laboratorium.

Penampilan luar bangunan lama tidak ada perubahan, struktur bangunan di dalamnya berubah kecuali posisi tangga.

Di luar adalah ruang umum. Pasien yang memerlukan pengecekan harus mengantri disini, di dalam adalah area kerja dokter. Di tengah telah dibangun sebuah pintu yang hanya bisa dimasuki oleh karyawan dengan menggesekkan kartu.

Pada saat penting seperti ini, Laras menjadi sedikit gugup, dia pun memasuki fase bekerja dan mulai menggunakan masker.

"Hei, orang baru ?" Petugas keamanan telah kembali, ketika melihat wajah yang baru, dia segera berpatroli dan bertanya, "Bukankah hari ini giliran Ella bertugas ? Siapa kamu?"

Laras mengeluarkan kartu kerjanya, "Ya, Pak Mike, Aku baru mulai bekerja hari ini. Namaku Linda. Hari ini, Ella membawaku untuk bekerja bersama, tetapi tiba-tiba karena ada panggilan penting dari rumah yang memanggilnya kembali, sepertinya putrinya dipukul oleh teman sekelasnya. Sepertinya agak serius sehingga Aku hanya bisa datang sendiri hari ini. "

Petugas keamanan tidak memiliki keraguan tentang hal ini. Dia menyentuh sabuk pinggangnya yang ketat seakan akan sabuk pinggang akan jatuh dan berkata, "Oh, Benar-benar berita yang disayangkan. Aku sudah berkata untuk membiarkan putrinya berlatih tinju. Dia masih tidak percaya. Apakah kamu bisa menggunakan kartu ini ? "

Sambil berkata, petugas keamanan yang gemuk itu mengambil dan melirik kartu kerja di tangan Laras.

Pada saat itu, jantung Laras hampir melompat ke ujung tenggorokannya.

Dia berkata dengan gugup: " Ella mengatakan hanya perlu digesekkan saja. "

Petugas Keamanan yang gemuk itu tersenyum, “Ya, benar. ” Dia mengambil kartu kerjanya dan menggesekkannya. Ketika pintu terbuka dia berkata, “Masuklah, karyawan baru yang cantik. ”

Layar kontrol akses menunjukkan gambar Ella, walaupun penjaga keamanan yang gemuk itu tidak melihatnya dan terus menatap ke arah Laras.

Laras mengambil kartu kerjanya kembali darinya, "Terima kasih, Pak. "

Dia mendorong kereta peralatan dan berjalan masuk. Penjaga yang gemuk itu menghentikannya di pertengahan, "Jam berapa kamu selesai malam ini? Apakah aku bisa mendapat kehormatan untuk mengajakmu makan malam, Linda?"

Kegugupan Laras berubah menjadi malu, hanya dari mataku bisa melihat kecantikanku ? Aduh wajah cantik juga memiliki beban ya.

"Hehe, maaf Pak, Aku harus bekerja lembur dan menggantikan shift Ella sehingga seharusnya tidak ada waktu. "

"Oh, betul juga, tidak masalah, ada kesempatan di lain kali... Oh iya, Linda, jika kamu memiliki pertanyaan, kamu bisa menghubungiku kapan saja. Aku akan dengan senang hati membantu menyelesaikannya. "

"Terima kasih. "

Penjaga gemuk itu membuka jalan, sambil tersenyum seakan-akan dalam suasana hati yang baik. Laras mendorong kereta peralatan ke dalam dengan lancar dan mulai melakukan pekerjaan bersih-bersih.

Dia membersihkan sambil memperhatikan lingkungan di sekitarnya. Para dokter di sini bekerja dengan penuh konsentrasi pada posisi mereka masing-masing. Setiap orang memiliki hal-hal yang harus mereka lakukan dan tidak ada yang memperhatikannya.

Dia tidak bisa menyentuh peralatan mesin apapun di dalam, karena pekerjaan nya hanya membersihkan sampah medis dan mendisinfeksi meja dan benda-benda lainnya.

Secara perlahan dia berjalan ke dalam dan dia melihat sebuah pintu, Pintu dengan jenis yang sama yang membutuhkan kartu untuk digesek baru bisa masuk ke dalam.

Laras memandang orang lain. Semua orang sedang bekerja dengan penuh perhatian. Dia pun menyemprotkan disinfektan sambil menggesekkan kartu kerjanya.

Bunyi "bib" yang teredam, dia dapat mendengar suara kunci pintu yang terbuka.

Lebih dalam dari ini, sudah bukan area kerja Ella, sehingga Laras tidak tahu apa yang ada di dalam.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu