Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1023 Sekarang Kamu Sudah Merasa Aku Cocok?

"Apakah tidak sedikit kelewatan kalau kamu berkata kalian tidak cocok dengan sesama ketika kalian berpacaran selama 8 tahun?"

Hendro tersemyun dengan pahit dan memandang ke luar jendela sebentar dengan tatapan penuh kekhawatiran, tidak ada yang mengerti rasa sakit di dalam hatinya, untungnya semua ini sudah terlepas dengan bebas sekarang.

"Dulu aku bisa menyukai kamu juga karena melihat kasih sayangmu yang dalam terhadap kak Daria. Aku merasa sakit hati melihat penampilanmu yang galau setelah putus dengannya"

"Kamu sangat bodoh"

"Iya, aku juga menyadarinya, jawaban kamu sekarang agak menghancuri sudut pandangku, kamu berpacaran dengan dia selama 8 tahun ketika kamu merasa kalian tidak cocok, apakah kamu tahu semua orang mengatakan bahwa kamu salah?"

"Aku tahu, aku tidak pernah ingin berdebat apa pun juga"

Yuni terus menatap kepada Hendro yang terus melihat ke luar jendela, Yuni tidak bisa melihat ekpresi di wajah Hendro sekarang: "Setelah putus dengan Kak Daria, kamu tidak memacari siapa pun lagi, apakah hal itu dikarenakan kamu merasa menyesal?"

Hendro menggelengkan kepalanya, memutuskan hubungan ini adalah keputusan yang dia tidak pernah menyesal.

"Atau karena kamu masih tidak bisa melepaskannya?"

"Aku sudah melepaskannya untuk waktu yang sangat lama, di kehidupan ini, selain merasa bersalah dengan orang tuaku, aku tidak memiliki hal yang tidak bisa dilepaskan"

"Kalau begitu mengapa kamu tidak pernah pacaran lagi dalam tahun-tahun ini?"

"Hatiku tidak tersentuh dan aku tidak jatuh cinta kepada siapa pun. Aku juga tidak bisa sembarang mencari seorang wanita dan menikah dengan dia begitu saja kan? Bukannya para wanita usia menengah sudah berkata bahwa mereka tidak boleh menikah demi mau menikah, para pria usia menengah seperti kami juga sama"

Yuni merasa puas dengan jawaban ini, setidaknya dia tidak sejahat sampai itu. Setelah itu Yuni mengeratkan pegangannya di tangan Hendro sambil berkata: "Sekarang kamu mau menyesal pun sudah tidak berguna, Kak Daria sudah memiliki kehidupan barunya"

"Iya, begitu banyak tahun sudah berlalu, aku sudah melepaskannya semuanya, kalian yang terus membahasnya"

Yuni tertawa, "Kalau begitu, apakah sekarang kamu merasa aku sudah sesuai?"

Pipi Hendro terasa sakit, setelah ada seseorang yang menemani di sisinya, pipinya terasa semakin sakit. Dia malas berkata banyak dan langsung berkata terus terang, "Tidak tahu"

"Tidak tahu?"

"Iya. Cocok atau tidak harus mencoba dulu baru bisa tahu?"

"..." Yuni langsung menarik tangannya kembali dengan tidak senang.

Tetapi Hendro memegang tangannya dengan kuat dan menahan dia untuk menarik tangannya.

"Lepaskan, lepaskan tanganku, lepaskan!"

Setelah menghabiskan banyak tenaga, Yuni baru berhasil menarik tangannya keluar, dia berkata dengan marah: "Aku tidak akan menjalani jalan yang sudah pernah dijalani Kak Daria, aku bodoh makanya bisa menyukai kamu begitu lama"

Hendro menghela nafas panjang di dalam hati, sepertinya dia harus mengatakannya dengan jelas. Awalnya dia memutuskan untuk bersikap impulsif untuk sekali, dia mau datang bertanya dengan jelas, kalau begitu, mending bersikap impulsif sekali lagi.

Kalau tidak ada sikap impulsif ini, bisa jadi Hendro harus benar-benar menua sendiri dengan kesepian.

Berpikir sampai sini, Hendro meletakkann handuk es ke samping, pada masa penting ini, cedera dan rasa sakit kecil ini tidak pantasi dipedulikan, "Masalah aku dan Daria tidak seperti apa yang kalian melihat, semuanya sudah berlalu, aku tidak ingin berbicara tentangnya di belakang. Aku... aku hanya... aku hanya merasa agak sedih ketika melihat kamu dekat dengan Pandu, aku merasa frustrasi ketika mendengar kalian mau menikah, aku masih bisa mengontrol diri kalau tidak berjumpa dengan kamu, jarang-jarang aku bisa melihat kamu, akhirnya aku tidak bisa mengontrol diri..."

Yuni membesarkan matanya, melihat dan mendengar dengan teliti.

"Bukannya saling menyukai adalah hal pertama yang harus dipertimbangkan waktu menikah? Kalau tidak menyukai, bagaimana bisa berkata cocok atau tidak? Kalau tidak pernah mencoba untuk bersama juga tidak bisa membahas apakah cocok atau tidak, tetapi hanya kita sendiri yang tahu apakah kita menyukai orang itu. Yuni, sekarang aku sudah memastikan pemikiran aku, tinggal melihat maksud kamu saja"

Yuni ingin tertawa ketika dia melihat ekspresi Hendro, tetapi pada saat yang sama dia juga merasa bersalah, akhirnya Yuni mengambil handuk es dan mengkompreskan ke Hendro lagi, "Jangan berkata lagi, biarkan aku pulang untuk memikirkan dulu"

"Masalah Daria sudah berlalu" Hendro berusaha untuk menjelaskan, "Aku adalah orang yang sangat waspada terhadap masalah hubungan, aku sangat menjaga diriku dan tidak akan mau berhubungan kotor dan berdosa. Aku mendingan membantah perintah orang tuaku dan tidak akan mau menerima kencan buta, ini adalah tanggung jawabku terhadap orang lain dan diriku sendiri. Aku tahu apa yang sedang aku lakukan, bolehkah kamu jangan terus mempermasalahkan hal ini lagi?"

Perut Yuni bereaksi sebelum mulutnya, suara kelaparan membuat dia sangat malu dan canggung.

Sambil mengkompres, Hendro memegang tangan Yuni, "Aku tidak bisa mengatakan kata-kata manis ataupun memberi kamu perjanjian apa pun. Tetapi, aku meminta kamu untuk memikirkannya dengan baik, anggap saja memberi aku satu kesempatan"

Pemikiran Yuni sangat berantakan, Hendro adalah orang yang jujur, kejujurannya bahkan bisa membuat orang merasa sakit hati. berpikir tentang Daria, Yuni berpikir, seorang wanita bisa memiliki berapa kali 8 tahun? Setelah berpacaran 8 tahun baru berkata tidak sesuai, bukannya ini adalah tingkah laku pria sampah?

"Tidak buru-buru, kamu bisa memberi tahu aku kapan-kapan setelah kamu berpikir dengan serius. Kalau kamu tidak mau aku juga tidak akan menyalahkan kamu, ayo aku bawa kamu pergi makan dulu"

.................

Laras tentu saja menyadari Yuni memiliki sesuatu yang dikhawatirkan beberapa hari ini, hanya saja beberapa hari ini dia sedang sibuk mengurus lokasi acara pertemuan penggemar, jadi dia tidak sempat bertanya kepadanya.

Acara pertemuan penggemar adalah harapan Laras, spesifikasi acaranya tidak tinggi, tetapi ada banyak persyaratan, pantas Fla Mita merasa sakit kepala dan berkata bahwa menghutang budi kepadanya.

Sementara Laras yang bisa berdiri di distrik bisnis kota Jakarta yang merupakan tempat penyembunyian para naga dan harimau tentu saja memiliki kemampuan tersendiri, ditambah kontak tidak terlihat dari Romo dan Gavin, tentu saja ada yang mau membantunya.

"Pak Sudi, benar-benar sangat terima kasih" Di acara makan malam, Laras akhirnya mendapat kontrak menyawa lokasi, "Anda benar-benar mengerti bahwa urusan aku ini adalah urusan darurat"

Bioskop-bioskop di bawah perusahaan Sudikat Mono tersebar di seluruh negeri, di kota Jakarta saja sudah memiliki 9 bioskopnya. Sudikat adalah investor senior dalam industri film, dia tidak hanya berinvestasi dan mengoperasikan bioskop, tetapi juga berinvestasi dalam film. Dia juga memiliki kontak dengan banyak produser terkenal.

Garis Sudikat ini disambung ke Laras dengan bantuan Vero.

"Nyonya Pradipta tenang saja, bagi aku hanya masalah kurang mendapat keuntungan selama satu malam"

Sudikat ini memiliki usia yang mirip dengan Laras, seharunya sedikit lebih tua darinya, tetapi tidak tua banyak tahun juga. Sudikat bisa membangun karier yang begitu besar pada usianya yang muda dan mengontrol seluruh bisnis film daerah, benar-benar luar biasa.

"Oh iya, Nyonya Pradipta, apakah kamu berminat bekerja sama dengan aku di bidang lain?" Sudikat mengambil inisiatif untuk melemparkan bibit kepada Laras.

Nama Laras sekarang juga sangat panas di dalam industri ini, menyampingkan keluarga Pradipta, nama Laras sendiri saja sudah disebarkan ke seluruh sudut industri ini.

Sepertinya antara orang-orang hebat memang saling menarik satu sama lain, meskipun kali ini adalah pertama kali mereka makan bersama, mereka sudah merasa sangat kagum terhadap satu sama lain. Bekerja sama juga hanya merupakan masalah waktu.

Berbanding dengan kekaisaran film Sudikat, bisnis Laras masih termasuk bisnis kecil, Sudikat tiba-tiba melemparkan sekeping kue sebesar ini membuat Laras merasa agak terkejut, dia tidak tahu harus menerima tawaran Sudikat atau tidak.

Laras bertanya dengan waspada: "Bidang mana yang dibicarakan Pak Sudi? Perusahaan aku hanya sebuah perusahaan kecil dengan kemampuan terbatas, takutnya tidak bisa membantu anda"

Laras takut Sudikat datang-datang sudah mau mendekati keluarga Pradipta.

Sudikat berkata dengan serius: "Bos Atmaja terlalu rendah hati, kalau anda berkata kemampuan perusahaan kamu terbatas, bagaimana perusahaan perencaaan lain mau hidup? Apakah kamu masih ingat rencana pembukaan yang kamu membuat untuk Cinema 21?"

"Iya, aku ingat, itu adalah hasil karya yang aku merasa sangat puas" Kalau bukan Cinema 21 tidak memiliki lokasi yang sesuai, Laras baru memilih Cinema 21.

"Bioskop aku di Jalan Kemayoran juga akan dibuka pada hari yang sama, mau dari bidang popularitas, strategis lokasi, tempat dan kelas, bioskop aku jauh lebih tinggi dari Cinema 21. Hanya saja tingkat kehadiran kami kurang dari 50% berbanding dengan tingkat kehadiran Cinema 21"

"....." Agak memalukan kalau begitu.

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu