Cinta Pada Istri Urakan - Bab 107 Batas Kesabaran Terakhir

Jarinya yang lemah lembut melingkar pelan-pelan di wajahnya, sambil memijat sambil berkata: "Kamu liat bagian sini, sudah membusuk sampai seperti ini, kalau tidak dirawat baik-baik akan menjadi bopeng, kalau semakin memburuk akan mempengaruhi kulit bagus yang lain."

"Nantinya kalau kain kasa pun sudah tidak bisa menutupinya, juga tidak dapat memakai cetakan kulit lagi, bagaimana mau menjalankan misi lagi? Jangan sampai orang jahat belum ditangkap, kamu sudah ketahuan duluan, bukankah semua rencana kita sia-sia?"

"Kamu lihat aku, setiap hari juga memakai cetakan kulit, tapi setelah aku melakukan perawatan, kulitku langsung tidak ada masalah, lain kali setiap harinya kamu beri aku waktu satu jam, aku akan membantumu merawat, setelah beberapa hari kulitmu akan kembali normal seperti dulu."

Gavin memejamkan matanya, awalnya rasa sakit seperti ditusuk jarum sudah lebih baik.

Ruangan remang-remang itu disinari dengan cahaya kuning yang hangat, sepasang pria wanita berada di satu ruangan, suasana ruangan menjadi berbeda.

Jenny dalam sekejap sulit mengendalikan perasaannya, jarinya menyentuh dagunya, lalu turun ke kerah bajunya,

Tetapi ketika jari lentik Jenny memegang dagunya, matanya langsung terbuka, hanya melihat pandangan membunuh dimatanya, membuat Jenny mundur.

Gavin bangkit, berjalan kearah kaca depan melihat wajahnya, wajah ini sangat buruk.

Dari pantulan kaca, dia melihat Jenny yang seperti memutuskan sesuatu dibelakangnya, Jenny memutuskan kalau hari ini harus menyatakannya,

Jenny berjalan mendekat, diam-diam berdiri dibelakang badan Gavin, tiba-tiba melebarkan kedua tangannya lalu memeluk Gavin, mungkin untuk menghindari Gavin mendorongnya, dia memeluk pinggang Gavin dengan erat, seluruh badannya menempel ke punggung belakang Gavin.

"Gavin......"

Gavin meraih pergelangannya lalu memutarnya dengan kuat, Jenny sudah bersiap dari awal, dia menjepit jarinya dengan erat, berkata: "Kecuali kamu mematahkan jariku!"

"Dasar gila! Sakit apa lagi ini?" Gavin menggeram pelan, dia benar-benar benci kelakuan Jenny seperti ini, penolakannya begitu jelas, sengaja menghindarinya, dia tidak mengerti mengapa Jenny seperti tidak mengerti.

"Gavin, kamu dengar aku dulu......, hari ini saja, sekali saja, aku bersumpah...... berikan aku satu kesempatan untuk berbicara, ya?"

Gavin melepaskan tangannya, wajahnya dingin, matanya penuh kemarahan, seperti orang gila yang kehausan darah, ada keheningan diwajah yang dingin itu.

Jenny melihat ekspresinya yang sekarang ini dari kaca, tidak berhenti gemetar, dia berpikir kalau dia benar-benar membuat Gavin marah.

Tapi dia sudah terlanjur, jadi dia harus menyelesaikan perkataannya, walaupun kesempatan yang tidak pasti,

"Gavin, aku juga pernah mencoba untuk melepaskanmu, sudah mencoba beberapa kali, tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku tau perilakuku seperti ini membawakanmu masalah, tapi aku berharap kamu bisa melihatku, aku mencintaimu sampai membuat diri sendiri menjadi debu, apa kamu tidak merasakannya?"

Gavin tidak pintar dalam berkata-kata, terutama dalam hal perasaan, kata-katanya jauh lebih berharga, dia tidak memberi Jenny reaksi apapun.

"Awalnya aku berpikir kalau aku tidak memenuhi syaratmu, tapi Laras, aku tidak menyangka kalau kamu memilihnya, jelas-jelas aku lebih cocok seratus kali dibandingkan dia, akulah yang bisa membantumu, kenapa kamu tidak mau mengakuinya?"

Gavin bukannya tidak bereaksi, wajahnya tampak semakin hitam dengan cepat.

"Tolong berikan aku alasan yang cocok, kenapa aku tidak bisa?" Jenny meneruskannya, "Walaupun tidak ada status, walaupun tidak bisa terang-terangan selamanya, mengapa aku tidak bisa?"

Kenyataannya, menyamar selama setengah bulan ini, dia bukan hanya terang-terangan kepada Gavin, jelas-jelas dia mengatakan kepada Gavin, dia tidak membutuhkan status, dia tidak membutuhkan publikasi, bahkan dia tidak akan menghancurkan keluarganya, dia hanya memohon untuk dimiliki, tetapi Gavin hanya acuh tidak acuh.

Gavin menghelakan nafas dari bibirnya, karena penolakan tidak berhasil, mendiamkan dan menghindari juga tidak berhasil, dia hanya bisa mengikutinya permainannya.

Dia melihat dirinya sendiri dari kaca, matanya seperti obor, dengan ringan berkata: "Dulu tidak bisa karena tidak ingin menyulitkan diri sendiri, sekarang tidak bisa selain tidak mau menyulitkan diri sendiri terlebih tidak mau menyakiti Laras, aku mencintai Laras, aku mencintai istriku sangat dalam."

"......" Hati Jenny, luka dihatinya bertambah.

Gavin sadar kalau memamerkan kemesraan lebih berguna dibandingkan penolakan.

Jadi dia berkata lagi, "Bukan kamu tidak bisa, tapi aku yang tidak bisa dengan kamu, aku hanya bisa dengan Laras, kuharap kamu bisa mengerti.“

"......"Hati Jenny hancur, dia begitu merendahkan sampai tidak menganggap dirinya sebagai orang tapi masih saja tidak bisa mendapatkan sedikitpun perhatiannya, apalagi yang dia perjuangkan?

"Dengan sikapmu yang sekarang, aku kira aku harus mengajukan kepada atasan untuk bergerak sendirian, kalau tidak tindakan tidak rasionalmu akan merusak rencanaku." Gavin menambahkannya lagi.

Akhirnya Jenny tidak terikat lagi, matanya terlihat bingung, jari yang awalnya menggenggam dengan erat pun melonggar, seperti orang yang kehilangan semangat, dengan mati rasa mundur kebelakang, merosot ke ujung tempat tidur.

Dia lebih baik mati, hasilnya benar-benar diluar perkiraannya.

Gavin tidak tau darimana dia seberapa bersikeras dia dengan keputusannya yang tidak dapat berubah, dia hanya merasa kalau pikiran wanita paranoid benar-benar menakutkan, sedikitpun dia tidak dapat mengerti,

Bagaimana juga pun kawan seperjuangan, teman dari kecil, teman kerja yang tidak dapat terpisahkan, Gavin tidak memperparah perlakuannya adalah kesabaran paling besar terhadapnya.

Dia memutarkan kepalanya, menatapnya dengan merendahkan, menggunakan nada cuek seperti berbicara dengan orang asing: "Walaupun tidak ada Laras, aku dan kamu tidak akan memiliki hubungan lebih dari teman kerja, dimataku kamu tidak ada bedanya dengan teman seperjuangan lainnya, ini adalah yang terakhirnya kita mengobrol hal diluar pekerjaan, aku harap kamu dapat mendengarnya, mengingatnya dengan baik!"

Suara seperti es datang dari kepala Jenny, dia merasa suhu dikamar menurun drastis, membuatnya menggigil.

Lalu, Gavin mengambil resiko untuk ketahuan, langsung dari telepon hotel menyambung ke nomor lain.

"Jordan, ini aku, aku sekarang memerintahkanmu, segera bawa pulang adikmu kerumah."

Jenny yang mendengarnya, langsung cemas, "Tidak bisa, aku masih ada tugas."

Gavin berpura-pura tidak mendengarnya, hanya berbicara dengan Jordan dari telepon: "Benar, langsung berhentikan dia dari tugas penyamaran."

Jordan yang di perjalanan dari rumah sakit ke kantor, disebelahnya ada Yuni, dia memutar kepalanya melihat Yuni, mengira kalau membocorkan sesuatu, bertanya: "Apa Tuan Black mencurigainya?"

”Tidak, keberadaannya sangat mempengaruhi kemajuan keseluruhan rencana."

"......" Jordan langsung mengerti, pasti adiknya yang gila itu sudah melakukan sesuatu yang membuat Gavin marah, Gavin tidak langsung menelepon keatasan tapi meneleponnya, sudah termasuk menjaga muka adiknya. (menjaga muka = menghormati)

Gavin membelakangi Jenny, dia sekarang melihat Jenny langsung muak, berkata: "Segera datang bawa dia, semenit pun tidak boleh terlambat."

"Ini......" Jordan masih mengkhawatirkan keseluruhan situasi.

"Ini adalah perintahku."

Suara Gavin di ujung telepon terdengar berwibawa, Jordan juga tidak berani ragu lagi, langsung berkata: "Baik, aku segera datang.“

Melihat bayangan pria itu, Jenny tau, kalau dia sudah melewati batas kesabarannya.

Mungkin bisa dibilang, keberadaannya adalah batas kesabarannya.

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu