Cinta Pada Istri Urakan - Bab 511 Pembalasan Dendam Reni

Semua wanita suka mendengar kata-kata manis, Laras juga begitu, pernyataan Gavin yang begitu jujur, posisi kedua orang juga sangat intim, dia mendengar sampai telinganya merasa gatal.

Tapi, sudah melewati begitu banyak, perkataan mamanya yang menusuk hati orang masih melekat di telinganya, dia sudah bukan wanita yang suka mendengar perkataan yang manis lagi.

Dia melirik Gavin, dan berkata pelan: "Kamu sudah menimpa bahuku."

Kedua tangan Gavin terangkat, dia sama sekali tidak mengenai bahunya.

"Apa itu Almora Ren, aku bahkan dia seperti apa pun tidak ingat, waktu pertama kali bertemu aku sudah samar-samar merasakan tujuan mamaku, tapi tidak sampai tahap aku harus membuka mulut menolaknya, aku lebih tua begitu banyak darinya, aku kira walaupun mamaku punya pemikiran seperti itu, setidaknya kakak Motar juga tidak akan menyetujuinya."

"Kedua kalinya adalah kebetulan, ini ketiga kalinya, aku sungguh ketika sampai restoran baru tau rupanya mamaku senagaja merencanakannya, walaupun kamu tidak ada disana, aku juga akan menolaknya langsung. Bercanda saja, dia masih begitu kecil, aku kalau 17 tahun bertemu denganmu anak perempuan kita sudah sebesar dia."

Laras tertawa mendengar kalimat ini, "Kamu bercanda ya, waktu kamu 17 tahun aku masih 9 tahun, kamu mau dengan siapa melahirkan anak? Hamil sebelum menikah, papamu pasti akan memukulmu sampai mati."

Gavin akhirnya melihat dia tertawa, dia menjadi lebih berani, satu tangannya menahan badannya, satunya lagi membenarkan poninya, tatapannya juga sangat lembut dan tulus, api keinginannya keluar.

"Apa yang kamu lakukan?" Laras berkeringat dingin di kepalanya, "Turun!"

Senyuman di wajah Gavin menjadi kaku, bibirnya sedikit bergetar menunjukkan keluhannya, dia mengangguk, sambil turun kebawah berkata pada dirinya sendiri: "Usaha masih belum berhasil, saudara Gavin masih harus bekerja keras."

"Matikan lampu, tidur."

"......Baik~"

---

Saham Podomoro menurun drastis, walaupun Reni tidak ingin kembali, juga harus kembali untuk menyelesaikannya.

Tapi, setelah Reni kembali hal pertama yang dia kerjakan bukan urusan perusahaan, melainkan langsung mencari Laras, memaksanya menandatangani surat pemindahan saham.

Bona planning, Reni membawa segerombolan pengacara datang dengan cara mengancam, Jingjing yang di resepsionis tidak bisa menghentikan mereka.

"Presdir Atmaja, aku tidak bisa menghentikan mereka......"

Laras berdiri, melihat Reni yang elegan dan tenang, dan juga pelindungnya di kiri kanan, sambil tersenyum berkata: "Tempat kecil, jangan keberatan, kalau tidak kita cari tempat di luar untuk berbicara?"

"Tidak perlu, aku tidak ada waktu berbasa-basi denganmu," Reni langsung bertanya, "Laras, sejak kapan kamu menyuruh papamu memindahkan saham 20% untukmu?"

Kemarahan di wajah Reni sangat mudah dilihat, sepertinya sedikit terkejut.

Laras malah tersenyum, berputar dan menyuruh resepsionis, "Jingjing, pergi bawakan teh kemari."

"Tidak perlu, setelah urusan selesai kami langsung pergi."

Jingjing dengan takut melihat Laras, Laras memberinya sebuah tatapan, maksudnya menyuruhnya keluar.

Jingjing mengangguk, saat keluar juga menutup pintu.

Kantor Laras sangat kecil, begitu 4 orang masuk, aura pendatang tampak sangat mengancam, ruangan yang kecil menjadi sangat sempit dan tertekan.

"Tante Reni, apa maksudmu?"

"Kamu jangan berpura-pura lagi, kamu tidak tau kalau kamu adalah pemegang saham terbesar perusahaan?"

"Aku tidak tau."

Reni mengambil alih perusahaan sudah 3 bulan lebih, walaupun dia mengambil alih, tapi juga bukan semua halnya bisa melakukan semuanya, akhir-akhir ini dia baru mencampuri urusan saham perusahaan, begitu diperiksa baru tau, di daftar pemegang saham, rupanya Laras memegang 10% saham perusahaan.

Ada saham maka ada hak untuk berbicara, Reni tidak akan mengizinkannya.

Reni sangat benci dengan mantan istri Romo, Eli Murtina, karena kedua orang ini tidak pernah bertemu langsung, maka dia memindahkan semua kebenciannya terhadap Eli kepada Laras.

Dulu waktu Romo masih ada, dia tidak bisa menunjukkannya, sekarang Romo sudah sekarat, dia bersumpah tidak akan membiarkan anak perempuan Eli hidup dengan tenang.

Memutuskan kerjasama dengan Bona planning adalah langkah pertamanya untuk membalas dendam, tapi, tak disangka Laras bisa membuat Bona planning melewati masa kritis.

Kali ini, dia tidak akan berbaik hati lagi.

"Laras, kamu pernah bersumpah dihadapanku, tidak akan mengambil sepeserpun harta papamu, sekarang, aku berharap kamu memenuhi janjimu."

"Kamu sudah janjian dengan Lana ya?"

"Apa maksudmu?"

"Lana ingin membeli kalung berlian love ku dengan 10 juta dolar, kamu ingin mengeluarkan berapa untuk membeli saham 20% milikku?"

Melihat ekspresi Reni yang terkejut, Laras baru tau rupanya Reni tidak tau perbuatan Lana, pantas saja Lana begitu cepat sudah putus asa, rupanya belum melapor pada Reni.

He, memang tidak salah ibu anak, cara menyelesaikan masalah pun sangat mirip.

Tapi jelas sekali, kalau cara Reni lebih baik, bagaimana juga, orang yang lebih tua pastinya lebih berpengalaman.

Dia melambaikan tangannya, pengacara disebelahnya langsung keluar berbicara: "Nona Atmaja, ini adalah sebuah perjanjian escrow saham, saham anda sepenuhnya akan dipegang oleh nyonya Reni, anda setiap tahunnya akan mendapatkan komisi saham, tapi tidak mencampuri keputusan perusahaan."

--------escrow adalah suatu perjanjian legal dimana sebuah barang disimpan oleh pihak ketiga----------

Laras mengerti, "Rupanya tante Reni ingin menipuku, menyuruhku memberikan saham ini dengan cuma-cuma."

"Escrow." Pengacara membenarkan.

Laras mengambil surat perjanjian dan meliriknya, lalu mengedipkan matanya, dengan bingung bertanya: "Tuan pengacara, kalau begitu saya permisi bertanya, 10% dari keuntungan real estate Podomoro setiap tahunnya berapa?"

Kalau dibilang wanita cantik adalah pembunuh, kalau begitu, Laras sudah berhasil membunuh pengacara itu.

Pengacara melihat wajahnya yang polos dan tak bersalah, jantungnya berdebar sangat cepat, dia mana tega membantu orang berbuat perbuatan jahat, membohongi adik kecil sepolos ini?!

Pengacara yang biasanya berbicara dengan baik rupanya ada waktu bisa kehilangan kesadaran, mulutnya menjadai gagap, "Itu......harus melihat keuntungan setiap tahunnya......keuntungannya berapa."

Laras tersenyum halus, "Mau lihat keuntungan ya, kalau begitu lebih baik aku memegang keuangan perusahaan? Aku juga bisa tenang kalau komisi setiap tahunku tidak akan berkurang."

Keuangan adalah jantung perusahaan, Reni baru saja berhasil memegang bagian keuangan, mana mungkin begitu mudah melepaskannya?!

"Laras, kamu jangan dikasih hati minta jantung."

"Tante Reni, maaf, aku minta jantung."

"Kalau kamu memang mengerti keadaan maka tandatangani saja, aku selain setiap tahun akan memberimu pemasukan yang cukup banyak,juga akan membuat pemakaman ayahmu dengan mewah, kalau kamu tidak menandatanganinya, bahkan kuburan papamu pun tidak akan ada."

Laras tersenyum dingin, "Cara mengancammu dengan Lana, sungguh mirip sekali."

Laras melihat surat perjanjian itu, bagaimana juga dia juga murid terbaik di jurusan keuangan, sekarang juga membuka perusahaan sendiri, istilah sulit di kontrak keuangan semacam ini, dia juga masih mengerti sedikit.

"Tuan pengacara."

Namanya dipanggil, pengacara yang sebelumnya langsung gemetaran.

"Surat perjanjian kamu ini apa tidak ada tenggat waktu? Kalau escrow selamanya, kalau begitu apa bedanya dengan memindahkan, komisi akhir tahun, nanti kalian bilang kalau perusahaan tidak mendapatkan untuk, kalau begitu apakah komisiku masih ada? Ini aku begitu menandatangankan ini, apa bedanya dengan memindahkan secara cuma-cuma?"

Pengacara: "......"

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu