Cinta Pada Istri Urakan - Bab 256 Pelacur Yang Licik

Setelah Lana pulang kerumah, langsung memulai serangkaian pencarian.

Internet adalah barang yang bagus, dia bisa memberitahumu semua hal yang kamu mau tau.

Dia hanya memasukkan "Christian Laras", lalu banyak informasi yang keluar.

Di forum Universitas Pelita Harapan, ada begitu banyak informasi kecil.

Rupanya, Christian dan Laras selain memiliki hubungan ipar, juga teman sekolah semasa SMA dan kuliah.

Sebelum Laras menikah dengan Gavin, mereka adalah teman sekelas.

Lana berpikir, kalau bukan ada sesuatu, kenapa tidak memberitahuku kalian ada hubungan seperti ini?

Dia membongkar semua cerita lama yang menggemparkan Universitas Pelita Harapan dulu.

Terakhir, dia menarik kesimpulan adalah------Christian kuliah sampai setengah, baru keluar negeri berkuliah, karena Gavin menemukan dia memiliki hubungan yang tidak normal dengan Laras.

Pria yang berkuasa dan mempunya status tinggi seperti Gavin tidak mungkin mengizinkan istrinya sendiri dan keponakannya mempunyai hubungan selingkuh, ini adalah berita yang buruk.

Jadi, mumpung hal ini masih belum terbongkar, dia mengirimkan Christian keluar negeri, memisahkan mereka berdua.

Ini adalah versi yang Lana pikirkan yang paling mendekati kenyataan.

"Pantas saja dipertengahan semester kamu baru masuk kuliah, pantas saja kamu yang saat itu begitu murung, kamu tampak begitu frustasi."

"Pantas saja begitu mendengar papa bilang kalau Laras mau datang, kamu begitu semangat mau menjemputnya, bahkan sampai tidak sempat minum air. Kamu bilang kamu sangat familiar dengan kota Jakarta, itu semua adalah alasan, sebenarnya kamu sangat terburu-buru ingin bertemu dengannya."

Semakin Lana memikirkannya, dia semakin terluka, dia membalikkan badannya melihat dirinya dari kaca rias.

Dia tidak pernah merasa bagian mananya mirip dengan Laras, tapi mereka adalah kakak adik yang sama ayah beda ibu, mungkin orang luar lihat, wajah mereka mirip.

Lana sudah menjadi tuan putri yang dihormati dan dicintai semua orang selama 20 tahun, sekarang berpacaran dengan lelaki idamannya, tidak disangka dia menjadi pengganti orang itu, dia tidak bisa membiarkannya.

Dia bersembunyi di kamarnya menangis.

Pada saat Reni melewati kamar putrinya, samar-sama mendengar suara tangisan, awalnya mengira Lana sedang menonton televisi, tapi setelah didengar dengan teliti, ada yang aneh.

Dia merasa tidak tenang, lalu masuk kedalam, melihat putrinya duduk disebelah jendela sedang memeluk lututnya sambil menangis.

"Lana, kenapa?" Reni merasa hatinya tersayat dan sangat sakit, "Buah hatiku, kamu ini kenapa?"

Mendengar suara ibunya yang nyaman, Lana menangis semakin kuat.

Reni duduk disebelah putrinya, bertanya: "Bertengkar dengan Christian ya?"

Lana menangis sangat hebat, dia terisak sampai tidak bisa berkata-kata.

Hati Reni semakin sakit, Lana tidak pernah sesedih ini, yang bisa membuat seorang gadis menangis sesedih ini, pasti karena masalah percintaan.

"Coba bicarakan dengan mama ya?“ Reni mengangkat wajah anaknya dan bertanya.

Beberapa waktu ini, dia tidak pernah melihat senyum diwajah anaknya, juga tidak pernah melihat kesedihan seperti ini diwajah anaknya.

Sebagai orang yang berpengalaman, dia tau kalau anaknya pasti sangat mencintai Christian.

"Lana, bukannya hari ini kalian pergi berkencan? Apa yang terjadi? Kamu jangan nangis lagi, buat mama panik saja."

Lana sambil terisak berkata: "Ma, dia bukan benar-benar menyukaiku, orang yang dia sukai adalah......adalah......"

"Dia menyukai siapa?"

"Laras."

"Ha? Bagaimana mungkin, Laras sudah bersuami, itu adalah bibi iparnya."

Lana berkata sambil menangis: "Mereka adalah teman sekelas dari SMA, setelah Laras mengenal Gavin langsung berbalik haluan ke pelukan Christian, Gavin pasti menyadari hubungan mereka, lalu memaksa Christian keluar negeri."

"Apa?" Reni juga sangat terkejut, "Kamu yakin?"

"Begitu mencari nama mereka di internet, semuanya ada, Laras ini tidak sepolos yang kita pikirkan, dia itu hanya pelacur yang sombong dan licik."

Reni memang tidak menyukai Laras, ditambah dengan kejadian ini, dia semakin tidak suka Laras.

”Lana, jangan takut, mama tidak akan membiarkanmu diganggu, jadi sekarang apa rencanamu mengenai hubunganmu dengan Christian?"

Lana dengan tegas berkata: "Mama, aku benar-benar sangat menyukainya, aku tidak ingin kehilangannya."

"Jadi mereka sekarang masih bersama?"

Lana menggelengkan kepalanya berkata: "Aku tidak tau, aku dulu sudah tau kalau dia ada orang yang dia sukai, tapi aku tidak menyangka orang itu adalah Laras. Mama, Laras sekarang sudah menikah, tetapi masih menggantungkan Christian, perlakuan seperti ini terlalu kejam dan tidak tau malu."

Reni berpikir sejenak, berkata: "Lana, yang tenang sedikit, biarkan mama yang mengurus hal ini, kamu anggap saja tidak tau apa-apa, mengerti?"

"Ma, kamu mau ngapain? Mama jangan menggali lubang sendiri."

"Tenang, aku tidak akan membuat kamu dan Christian kesulitan, mama sangat suka dengan Christian, dia tampak anak yang baik dan bisa diandalkan, Laraslah yang terlalu licik."

Lana langsung memeluk mamanya, "Terimakasih ma."

"Anak bodoh, anak mama cuma kamu seorang, tentu saja mama akan memberikan hal yang terbaik untukmu, berterimakasih untuk apa?" Reni menarik anaknya turun dari sisi jendela, berkata: "Cepat tidur, jangan terlalu khawatir, kamu lebih baik 100 kali lipat dibandingkan Laras, Christian pasti akan melihat kebaikanmu, tenang saja."

"Ehn."

Disaat yang sama, di kediaman Gavin, Laras yang berdiri diatas balkon sedang menikmati bulan tiba-tiba bersin.

Gavin meninggalkan pekerjaannya, lalu membawa sebuah mantel keluar.

"Malam ini begitu dingin, jangan berdiri terlalu lama." Dia memakaikan Laras jaket itu, lalu memeluknya dari belakang.

Mengikuti pandangannya, dia mengangkat kepalanya melihat keatas, "Kamu sedang lihat apa? Apa lebih indah dibandingkan suamimu?"

Laras tertawa cemberut berkata: "Di berita melaporkan kalau hari ini akan ada meteor, yang penting cuaca bagus, di negara mana saja bisa dilihat."

"Oh? Mana, ada?"

"Tidak ada, leherku sudah mau patah pun tetap tidak kelihatan."

"Jadi mau tidak melihat sambil berbaring?"

"Ehn?"

Gavin dengan sombong menaikkan alisnya, berkata: "Cium aku dulu baru kuberitahu."

Laras menjinjit, lalu melingkarkan tangannya di lehernya dengan pelan menggiigit bibirnya.

Seketika Gavin langsung bersemangat, dia tidak menyangka Laras begitu berani, "Bermain api lagi?"

Laras tertawa, menaikkan kedua bibir kecilnya berkata: "Lagipula aku bermain api atau tidak ujung-ujungnya pasti kamu tarik untuk memadamkan api, jadi sekarang kenapa takut bermain sebentar?"

Gavin mengeratkan pelukannya, lalu menundukkan kepalanya melumat bibir kecil Laras.

Angin bertiup, malam begitu mempesona, nafas Laras hampir putus, dia baru melepaskannya.

"Ayo, aku bawa kamu ke suatu tempat." Setelah Gavin berbicara langsung menarik tangannya, berlari kearah lift.

Awalnya Laras mengira Gavin akan membawanya kehalaman rumah, sambil berkata: "Jangan, mereka semua sudah istirahat, kalau kita turun bukannya mereka jadinya harus ikut?"

Gavin hanya tertawa tidak berkata, menekan tombol lift ke atap.

"Pergi ke atap?" Laras melihatnya dengan terkejut.

Lift pun naik keatas, dua detik saja sudah sampai, begitu pintu dibuka, Gavin langsung menariknya berlari keluar.

Dia hampir setahun tinggal di kediaman Gavin, tapi ini pertama kalinya datang ke atap.

Berbeda dengan pemandangan tenang di apartemen Gunung Sindur, pemandangan malam di atap kediaman Gavin lebih luas dan lebih berkabut.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu