Cinta Pada Istri Urakan - Bab 148 Melakukannya dengan besar-besaran

Di laboratorium rumah sakit militer, Gavin menerima hasil tes darah yang baru saja dikeluarkan dengan tangan yang gemetar, dia menarik nafas dalam-dalam, setelah itu barulah dia mempunyai keberanian untuk melihat hasil akhir yang ada di tangannya ini.

HIV negatif, bersih sepenuhnya.

Bersih sepenuhnya!

Sepenuhnya!

Bersih!

Gavin menutup matanya dengan lega, mimpi buruk yang lamanya bagaikan sepanjang tiga generasi kehidupan itu akhirnya mencair menjadi embun yang berkilau dan transparan, lalu menghilang di kedalaman sungai, akhirnya dia dapat dengan rakus menghirup udara segar, akhirnya dapat merasakan manisnya kehidupan ini dengan perasaan puas.

Sedangkan semua hal ini di mata Laras, dia bagaikan orang gila yang bodoh, "Kenapa, melihat laporan hasil pemeriksaan saja bisa bersemangat sampai seperti itu, kenapa kamu tidak sekalian pergi ke aula lalu break dance disana? Ada apa memangnya, di dalam tubuhku tiba-tiba tumbuh emas atau tumbuh berlian?"

Gavin berusaha untuk menenangkan nafasnya yang memburu, lalu dia tertawa dan berkata : "Tubuhmu sangat sehat, jadi aku gembira."

Laras terdiam dan menatapnya dengan bingung, "Aku dari awal sudah bilang kalau aku tidak apa-apa, hanya merasa mual dan muntah-muntah saja, kamu malah bersikeras memaksaku untuk melakukan pemeriksaan, sebenarnya itu tidak perlu."

"Jika sudah diperiksa maka kita bisa merasa tenang, coba kamu lihat, ini bagus sekali kan." Gavin melangkah maju lalu merentangkan kedua tangannya dan membawa Laras masuk ke dalam pelukannya, "Ayo jalan, kita pulang ke rumah lalu merayakannya."

"Hah? Hal ini memangnya perlu dirayakan?"

"Tentu saja, kita harus "melakukannya" dengan besar-besaran." Gavin menggigit telinga Laras dan berbisik di telinganya.

Tubuh Laras langsung membatu, apa yang dia katakan soal "melakukan" itu pasti "melakukan" hal-hal yang dipikirkan oleh Laras, tidak boleh, tidak boleh, dia tidak akan mau tertipu lagi olehnya, tubuh kecilnya ini sudah tidak bisa menahan siksaannya itu lagi.

"Aku tidak mau pulang, memangnya kamu lupa kalau hari ini kamu mengadakan pertemuan dengan yang lainnya di restoran Empat Musim?"

"Pulang dulu sebentar ke rumah, setelah itu baru kesana juga masih sempat."

"Tidak bisa, aku takut besok tidak bisa turun dari ranjang."

Wajah Gavin yang dingin dan tampan itu memperlihatkan sebuah senyuman sombong, "Terima kasih atas pengakuan nyonya."

"........" dia benar-benar tidak bisa berkomunikasi dengan orang ini, imagenya sudah benar-benar hancur di mata Laras, setelah itu Laras segera mengalihkan pembicaraan, "Aku sudah berkata kepada saudari-saudariku yang lain kalau harus membawa banyak teman sebanyak anggota tim basket, bagaimana denganmu, apakah sekumpulan kakak-kakak tentara itu sudah disiapkan?"

"Hanya tinggal menunggu perintah saja, tapi bahkan satu tim sepak bola saja tidak cukup untuk dibagi, apalagi jika hanya satu tim basket, nanti jika serigalanya lebih banyak, tapi dagingnya lebih sedikit, takutnya nanti saudara-saudaraku akan bertengkar."

"Aku sudah memanggil Manda, tapi sepertinya Manda memusatkan seluruh perhatiannya hanya kepada kakak pertama saja, jadi dia tidak tertarik kepada kakak-kakak tentara, sedangkan dua teman asramaku yang lain juga sudah mempunyai pacar, jadi tidak enak jika mereka datang ke pertemuannya, benar tidak? Lima wanita cantik yang datang nanti adalah anggota klub tari, mereka datang juga karena aku yang memintanya."

"Oh? Kamu begitu disegani oleh mereka?"

"Tentu saja, aku adalah jantung utama klub tari, aku juga dipanggil 'Siluman penggoda UPH' oleh orang-orang, kamu mau tidak aku menarikannya sedikit di hadapanmu?"

Gavin menertawakannya di depan umum, "Nama panggilanmu bukannya 'Tuan Laras', ahahahahaha."

"........" Aku benar-benar tidak bisa mengobrol dengannya.

Gavin merasa ekspresi kesal dan malas Laras sangat amat lucu, jadi dia tanpa sadar melangkah maju dan memegang wajahnya dengan kedua tangannya lalu mengecup bibir kecilnya sebentar, "Aku benar-benar cinta mati sama kamu, dasar siluman kecil penggoda."

"Jenderal Gavin hari ini sedang sugar rush yah?"

"Benar sekali, aku bahkan merasa lebih bersemangat daripada sugar rush."

"Lagi menang lotre? Dapat 10 miliar tidak?"

"Lebih bahagia dibandingkan dengan menang lotre 10 miliar."

"Jadi kamu sebenarnya kenapa?"

Gavin kembali hanya tertawa saja, "Pokoknya aku sedang gembira, sangat amat gembira."

Akhirnya hasil akhir pemeriksaan Laras juga sudah diketahui oleh para anggota pasukan khusus, mereka semua menghela nafas lega.

Sebenarnya makan malam kali ini diadakan bukan untuk pertemuan persahabatan, ini adalah sebuah perayaan kemenangan karena sudah dapat menangkap Navi dan Tuan Black di laut lepas yang sebenarnya sudah jauh-jauh hari sebelumnya mereka rencanakan.

Hanya saja karena situasi saat itu tidak mendukung, semuanya tidak memiliki mood untuk mengadakan perayaan ini.

Beberapa waktu belakangan ini semua orang juga sudah membujuk Gavin untuk membawa Laras keluar untuk berkumpul bersama, mereka semua mengerti tentang AIDS, tidak apa-apa jika berhubungan dan bersentuhan secara normal, selain itu Laras juga belum tentu sudah tertular virusnya, namun Gavin selalu menolaknya, sampai hasil pemeriksaan setelah 2 bulan keluar kalau hasilnya negatif, barulah dia merasa lega dan berjanji untuk mengadakan pertemuan makan malam hari ini.

Jadi makan malam hari ini bukan hanya untuk pesta kemenangan dan juga pesta perkenalan, namun ini bisa dibilang adalah sebuah pesta perayaan kebebasan.

Di ruangan VIP restoran Empat Musim, para pelayan terus mengantarkan berbagai macam makanan ke atas meja, ada seafood, daging, sayur-sayuran dan masih banyak makanan lainnya, membuat kedua meja panjang yang digabungkan menjadi satu itu penuh dengan makanan.

Di satu sisi adalah panci shabu-shabu yang berisi kuah tomyam pedas yang sudah mendidih, di sisi satunya lagi adalah panci BBQ yang diatasnya sudah diletakkan kertas minyak, setelah ditaruh sedikit minyak lalu meletakkan sepotong daging di atasnya, panggangan itu mengeluarkan suara desisan daging, suara ini langsung membuat cacing-cacing di perut semua orang berontak.

Selama 3 bulan ini, Gavin sendirilah yang memasak makanannya 3 kali sehari, meskipun bisa dimakan, namun terasa hambar karena bahkan kecap pun dia hanya menaruhnya sedikit saja, lama kelamaan dia tentu saja menjadi tidak tertarik terhadap makanan.

Jangankan Laras, bahkan dirinya saja hampir merasa skeptis terhadap kehidupan ini.

"Bos, kakak ipar." para prajurit itu semuanya mengenakan seragam militer, begitu mereka masuk, mereka langsung menyapa Gavin dan juga Laras, kemudian saat mereka melihat sederetan gadis-gadis muda itu, mata mereka semua terbuka lebar dan segera berlari kesana dan duduk dengan baik, takut jika terlambat sedikit saja maka tidak akan dapat tempat duduk di seberang gadis-gadis cantik itu.

Gadis-gadis itu juga menatap kakak-kakak tentara dan tersenyum tersipu-sipu, tubuh kakak-kakak tentara itu tinggi dan juga tegap, mereka juga mempunyai wajah dan tubuh yang proposional serta penampilan yang mengesankan, jika dibandingkan dengan mereka, para lelaki yang ada di kampus semuanya terlihat bagaikan ayam lemah, sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan mereka.

Yang paling menonjol dari mereka semua tentu saja adalah Gavin, biar bagaimanapun juga dia memiliki semuanya, baik status, kharisma maupun wibawa.

Tentu saja Gavin tetap bertindak sangat bijaksana, dia memeluk Laras dan pindah ke meja persegi kecil yang ada di samping untuk makan sendirian, dia bisa mengajari mereka bagaimana caranya berperang di medan perang, namun masalah mencari pasangan hidup ini, tetap harus bergantung kepada kemampuan mereka masing-masing.

"Makan yang banyak, daging ini sangat enak." Gavin menaruh daging yang sudah selesai dipanggang ke atas piring Laras, lalu dia menambahkan beberapa bakso sapi yang sudah matang dari dalam panci yang berisi kuah tomyam, "Yang ini masih panas, dinginkan dulu baru dimakan."

Laras hanya sibuk makan, cara makannya seperti sudah 300 tahun tidak pernah makan kenyang saja.

"Suamiku, buka mulutmu, ini enak sekali." Laras mengambil sepotong daging sapi dan menyuapkannya ke mulut Gavin, setelah itu dia juga mengipas-ngipaskan mulut Gavin dengan mesra, "Hati-hati masih panas."

Di meja ini selain mereka, juga ada Hendro dan Meng Xiangxiang, mereka lebih mirip pasangan suami istri lama yang saling menghormati, sudah tidak terlihat hasrat cinta yang menggebu-gebu lagi dari diri mereka, namun terlihat saling mengerti satu sama lain.

Di satu sisi adalah dua pasang kekasih yang menempel bagaikan lem, di sisi yang satu lagi adalah para tentara dan juga sekelompok mahasiswi yang merasa canggung dan juga malu.

Kelompok perempuan yang dikepalai oleh Fanny masih adalah mahasiswi, mereka masih sangat naif, karena ini pertemuan pertama mereka, semuanya masih bersikap sangat canggung.

Sedangkan meskipun umur tim pasukan khusus yang dikepalai oleh Weiner lebih tua dibandingkan kelompok perempuan itu, namun mereka semua bahkan tidak pernah memegang tangan seorang wanita, jadi semua orang memiliki semacam perasaan bersemangat untuk mencoba namun tidak tahu harus mulai dari mana.

Laras melirik sebentar ke meja sebelah, lalu memberikan Gavin isyarat dengan menggunakan matanya, jadi Gavin langsung mengatakan, "Weiner, Sonny, biasanya kalian cerewet sekali, kenapa hari ini semua menjadi bisu?"

"Jino, ketika sedang latihan simulasi perang kamu selalu berada di barisan paling depan, sekarang keberanianmu itu ada dimana?"

Jino tersenyum malu lalu membuat lelucon : "Bos, apakah anda tidak pernah mendengar tentang 'burung yang memimpin akan selalu ditembak terlebih dahulu'?"

"Salah," Laras tiba-tiba mengoreksinya dengan suara yang nyaring, "Siapa yang mendapatkan posisi teratas hari ini, dialah yang mendapatkan peluang yang lebih baik, para gadis, jodoh kalian ada di depan mata, jadi kalian harus belajar untuk meraih kesempatan itu."

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu