Cinta Pada Istri Urakan - Bab 166 Minta Maaf Kepada Kakak Iparmu

"Namaku Sandra, Sandra Dewi."

Gavin berusaha mengingat-ingat kembali, sepertinya Rendra memang mempunyai seorang adik sepupu yang pendek, gendut dan juga ingusan yang dulu sering mengikuti di belakang mereka.

Akan tetapi hal ini tidak ada hubungannya dengan dirinya.

"Oh, di dalam ingatanku kamu masih seorang gadis kecil, aku tidak menyangka kalau kamu sekarang sudah sebesar ini." Gavin berkata dengan sopan, biar bagaimanapun mereka bisa dibilang adalah saudara.

Sandra sangat gembira, dari kecil dia sudah menyukai Gavin, namun kak Gavin sangat sulit untuk ditemui, dia hanya dapat mendengar para orang dewasa membicarakan tentang hal-hal heroik yang dilakukannya pada saat pertemuan keluarga Pradipta setiap tahunnya.

Kali ini dia malah dapat bertemu dengannya pada saat sedang berjalan-jalan di mall, jadi dia tentu saja tidak ingin melepaskan kesempatan sebaik ini.

Dia berkata : "Kak Gavin, aku senang sekali karena bisa bertemu denganmu, tadi ada seorang wanita tidak tahu malu yang menindasku, aku benar-benar dibuat emosi olehnya."

Pelayan toko terlihat gemetar, dahinya mengeluarkan keringat dingin.

"Nona.... Nona Sandra, dia...."

"Aris, tutup mulutmu," manajer mengambil kesempatan ini untuk memarahinya, di saat yang bersamaan dia juga sengaja melakukannya untuk dilihat oleh Sandra dan juga Gavin, "Seharusnya kamu tadi tidak membiarkannya untuk mencoba baju, memangnya kamu tidak punya mata, tidak bisa membedakan yang mana orang dan yang mana hantu? Kemampuan menganalisa seperti ini saja kamu tidak punya, bagaimana kamu bisa menjadi seorang sales yang berhasil?"

"Aku......"

"Masih tidak mau mengaku salah? Kamu masih mau mengatakan apa lagi, jika kamu sedikit lebih pintar, kamu tidak akan membuat nona Sandra marah."

"........."

Semakin mendengar apa yang dikatakan oleh manajer, Gavin semakin merasa ada yang tidak beres, bukankah pelayan toko ini adalah pelayan yang tadi melayaninya dan juga Laras, kenapa dia dibilang tidak mempunyai mata? dia sedang mengatai siapa sebagai hantu?

Dia sedikit mengerutkan keningnya dan bertanya : "Apa yang terjadi?"

Sebelum pelayan itu sempat untuk mengatakan apapun, Sandra langsung berkata terlebih dahulu : "Begini kak Gavin, tadi kan aku bertemu dengan musuh bebuyutanku waktu SMA, dulu dia adalah orang miskin yang sudah sangat terkenal di sekolahku, tidak punya ayah, tidak punya ibu, tidak punya uang dan juga tidak punya kemampuan, dia itu hidup menumpang di bawah belas kasihan orang lain, dengar-dengar perusahaan keluarganya juga sudah bangkrut, keluarga miskin seperti dia ternyata masih berani berebut pakaian denganku, dia juga memakiku gemuk, memakiku anjing dan juga mencari masalah sendiri, dia benar-benar sangat rendah, aku tidak bisa menang melawannya."

Raut wajah Gavin semakin lama semakin murka, dia baru pergi sebentar saja, langsung ada orang yang berani menindas istrinya tercinta, dengan memakinya anjing, itu benar-benar adalah sebuah penghinaan terhadap anjing.

Pada saat ini, Laras sudah selesai mengganti bajunya dan keluar dari ruang ganti, dia sudah mendengar semuanya saat berada di dalam.

Tentu saja Sandra pasti sengaja mengatakan hal itu untuk didengar oleh Laras, jadi dia sama sekali tidak mengecilkan suaranya.

Laras menatap Gavin dengan ekspresi yang sangat tenang, mengisyaratkannya untuk tidak ikut campur, kemudian dia menyerahkan gaun sutra asli itu kepada Sandra, "Nona Sandra, ini adalah punyamu."

Sandra menerima gaun itu dengan sangat bangga sambil berkata : "Untung kamu tahu diri, Laras, karena aku murah hati jadi aku tidak memperhitungkan hal ini denganmu, aku berharap lain kali kamu bersihkan dulu mulutmu itu, tidak semua orang akan sebaik hati diriku."

Punggung pelayan yang berdiri di samping sudah dibasahi oleh keringat, dia diam-diam sudah mundur selangkah demi selangkah.

Sandra menoleh serta berkata kepada Gavin : "Kak Gavin, aku pergi mengganti baju dulu sebentar, nanti kamu bantu aku untuk melihatnya bagus atau tidak ya?"

Tatapan mata Gavin yang tajam memancarkan sinar yang menakutkan, Sandra tiba-tiba merasa kalau permintaannya ini sudah sedikit keterlaluan, namun dia benar-benar tidak ingin melepaskan kesempatan ini.

Dia ingin membuat Gavin tahu kalau dirinya sudah bukan gadis kecil yang dulu itu lagi.

Saat ini dirinya sudah tumbuh dewasa menjadi seorang gadis cantik dan terhormat.

Jika dia melewatkan kesempatan ini, dia tidak tahu kapan lagi dia akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya kembali.

Jadi dia memberanikan dirinya untuk meminta hal ini, "Tidak akan lama, hanya beberapa menit saja, ya kak ya?"

Gavin tidak berkata apapun, dia sedang mempertimbangkan apakah dia harus melanggar prinsipnya yang "tidak akan memukul wanita" ini.

Sedangkan Sandra malah mengira kalau Gavin menyetujuinya, karena itu dia segera lari ke ruang ganti untuk mengganti bajunya tanpa berkata apapun lagi.

Baru saja Gavin mau menghampiri Laras, manajer tiba-tiba berjalan dengan cepat ke hadapan Laras lalu mengangkat tangannya dan menunjuk ke pintu keluar sambil berkata tanpa basi basi : "Nona, pintu keluar ada di sini, silakan keluar."

Laras tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa, dia merasa sedikit kasihan kepada pria paruh baya yang berpakaian rapi ini.

"Kenapa kamu tertawa? Memangnya kamu mau aku panggilkan petugas keamanan?"

"Kamu yakin mau memanggil petugas keamanan?"

Pelayan toko itu menarik-narik lengan baju manajer serta menunduk dan berkata dengan lirih : "Manajer, mereka datang bersama, nona ini adalah pacar tuan ini."

"Tidak mungkin, tuan Gavin sudah menikah, bagaimana mungkin bisa mempunyai pacar?!.........." begitu dia memikirkannya lagi, tunggu sebentar, jika bukan pacarnya, jangan-jangan adalah.......

Setelah manajer menyadari kemungkinan itu, dia langsung menutup mulutnya dan membelalakkan kedua matanya serta menatap Laras, kemudian dia menatap Gavin, kemudian kembali menatap Laras.

Dia tertegun dan juga membatu di sana, dia bahkan tidak berani bernafas dengan keras.

Karena Sandra takut Gavin menunggu lama, jadi setelah dia mengganti bajunya dia langsung keluar dari ruang ganti, dia merasa sangat puas karena pakaian ini menonjolkan aset yang dimilikinya.

"Kak Gavin, bagus tidak?" dia berdiri di depan kaca dan sengaja membusungkan dadanya.

Pakaian ini terbuat dari sutra asli, meski terlihat sederhana namun sangat pemilih, dia hanya cocok untuk dikenakan di tubuh yang tinggi dan juga kurus, jika sedikit lebih gemuk ataupun pendek saja, maka akan tidak terlihat bagus.

Selain itu warna peach ini juga sangat memilih warna kulit, jika dipakai di kulit yang putih maka kulitnya akan terlihat lembut dan juga muda, jika dipakai di kulit yang sedikit kuning saja akan membuat kulit si pemakainya terlihat gelap, tua dan juga jelek.

Pakaian ini cukup cocok dipakai oleh Sandra, biar bagaimanapun tubuhnya tinggi, makeup nya juga dibuat menjadi putih, hanya saja dadanya besar, hal itu membuat gaunnya berubah bentuk, selain itu modelnya yang tanpa lengan membuat kekurangannya terlihat jelas, dia mempunyai sepasang lengan yang besar.

Jika Laras yang memakainya terlihat seperti peri, sedangkan jika dia yang memakainya, terlihat seperti lukisan abstrak.

Karena tetap tidak mendapatkan respon darinya, Sandra akhirnya menoleh dan menatap Gavin, "Kak Gavin, menurutmu ini bagus atau tidak?"

Gavin berkata tanpa merasa sungkan sama sekali : "Benar-benar sangat jelek."

Sandra : "......."

Gavin benar-benar tidak ingin tinggal diam lagi, dia memutari Sandra lalu langsung berjalan ke arah Laras, dia juga mengulurkan tangannya dan memeluk bahu Laras.

Dia bertanya dengan suara yang terdengar jauh lebih lembut dan juga penuh dengan rasa sayang : "Kamu tidak apa-apa kan?"

Sandra : "........."

Otaknya tiba-tiba eror dan harus direstart berulang kali.

Laras menggeleng, dari awal dia memang tidak ingin bersaing untuk mendapatkan baju itu, mengeluarkan uang sebanyak 360 juta hanya untuk membeli sebuah baju mahal yang harus dipakai secara hati-hati, dia bukan orang bodoh.

"Suamiku, hari ini aku ingin menghabiskan uang, tapi aku ingin menghabiskannya untuk sesuatu yang berarti, ditambah satu nol lagi, bulatkan menjadi 4 Miliar, sumbangkan untuk sekolah Bobi."

"Tidak masalah, yang penting kamu bahagia."

Gavin menoleh dan menatap Sandra, tatapan matanya yang tajam bagaikan ingin membunuhnya, dia menatap Sandra dengan tatapan meremehkan, pakaian yang dipilih olehnya sendiri malah dipakai di tubuhnya, hal ini benar-benar sudah menginjak-injak pakaian ini, terlebih menginjak-injak penilaiannya terhadap pakaian ini.

Sandra bahkan tidak berani bernafas dengan keras, rasa takut yang sangat besar melingkupi seluruh tubuhnya.

Dia baru saja kembali ke Indonesia, jadi masih belum tahu apapun, tapi dia tidak pernah mendengar kalau kak Gavin sudah melangsungkan pernikahan, kenapa Laras memanggilnya suamiku?!

"Kkkkak....Kak Gavin....."

"Minta maaf kepada kakak iparmu!" Gavin memotong perkataannya.

"........." Sandra sama sekali tidak menyangka kalau akan menjadi seperti ini, kenapa bisa begini?

Tiba-tiba saja "brettttt" terdengar sebuah suara.

Semua orang melihat ke asal suara itu, lalu melihat seleting bagian belakang baju yang dipakai oleh Sandra sobek.

Sobek!

Sobek karena sudah tidak bisa menahan tubuh Sandra lagi!

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu