Cinta Pada Istri Urakan - Bab 299 Global Limited Edition

Pria ini seperti dewa, benar-benar adalah Gavin, daripada mendengar dari orang ratusan kali, lebih baik melihat langsung sekali.

Citra keseluruhan orangnya, entah itu penampilannya ataupun auranya benar-benar sempurna, dia seperti matahari yang memancarkan cahaya, yang penting berdiri disana, dia adalah rajanya seluruh dunia.

Tadi beberapa orang yang berkata dekat dengan jendral Pradipta, saat ini malah mundur jauh-jauh.

Pantas saja Laras dari tadi sampai sekarang setenang ini, pantas saja ketika dia berteriak auranya begitu kuat, ada seorang suami yang begitu hebat, tentu saja tidak perlu khawatir.

Tapi, ini sama sekali bukan alasannya untuk lepas dari curiga.

Laras tau, karena dirinya sudah menjadi istri Gavin, kalau begitu, tidak peduli dimanapun dan kapanpun tidak boleh membuatnya malu.

Bahkan polisi pun sudah datang, kalau dia terlepas dari curiga karena Gavin, maka semua orang secara diam-diam akan menganggap kalau Gavin sedang menyalahgunakan kekuasaannya, dia tidak akan mengizinkanpandangan orang salah sangka pada Gavin.

Dia tidak bersalah, memang tidak bersalah, dia perlu menggunakan bukti untuk membuktikan dia tidak bersalah, bukan menggunakan status nyonya Pradipta membuktikan dia tidak bersalah.

Gavin baru saja menggerakkan bibirnya, Laras langsung berbicara duluan: "Aku harus memeriksanya dengan jelas, tidak boleh dituduh tanpa alasan."

Melihat Laras yang keras kepala, Gavin menganggukkan kepalanya, berbalik badan melihat Hanib, "Kepala Hanib, karena kamu sudah datang, maka kamu saja yang memeriksanya."

Hanib mengelap keringat di keningnya, "Baik."

Polisi mulai bekerja, menetapkan 4 orang yang bersangkutan, Laras, Anya, Nana, dan juga Vena yang bilang sepatunya seharga 400 juta rupiah dicuri.

Saat ini, ada orang yang keluar dari ruang loker, dengan pelan berkata: Vena , sepatumu masih ada, tidak hilang."

"Ha? Ti ti......Tidak hilang?" Wajah Vena memerah, dia menunduk melihat sepatu yang dipakai Laras, "Jelas-jelas itu sepatuku, limited edision terbaru, hanya ada satu pasang, tidak mungkin salah."

Aaron sampai mau muntah darah, "aku yang menyediakan semua yang dipakai kakak kedua dan kakak ipar keduaku, kamu bilang sepatu itu milikmu, berarti maksudmu aku mencuri sepatumu?"

"Tidak tidak tidak, tidak berani......"

"Kebetulan tadi gesek pakai kartu, struknya masih ada." Aaron mundur memberi tanda, langsung ada asisten yang mengeluarkan selembar struk belanja, "Kasih kepala Hanib untuk diperiksa."

Asisten langsung menyerahkan struk kepada Hanib.

Hanib dengan teliti menerimanya, bersama anggota polisi, satu per satu dicocokkan.

Aaron juga berkata didepan banyak orang: "kakak keduaku tidak pernah ikut party semacam ini, aku juga mengusahakan segala hal untuk mengundang mereka datang, pakaian mereka juga aku yang siapkan, kenapa, ada masalah apa lagi?"

Orang yang ditempat semuanya adalah orang mengerti barang, baju yang dipakai Gavin dan Laras sangat jelas adalah baju couple, itu baju pesta high class dari toko X, harganya sangat mahal.

Asisten: "Kepala Hanib, presdir kami yang menyuruhku untuk ini semua, baju dan sepatu juga ada lewat tanganku, disini ada nomor kode, setiap barang ada nomor kodenya masing-masing, ini semua bisa diperiksa. Mengenai yang dikatakan nona Yang tadi barang limited edition hanya ada sepasang, mungkin dia salah paham. Sepatu nona Vena adalah store limited edition, setiap toko hanya ada satu, sedangkan milik nyonya Pradipta global limited editon, hanya ada satu didunia. Satu-satunya yang membedakan kedua sepatu ini adalah, yang store limited edition diatas tali sepatunya adalah kristal, sedangkan yang global limited edition diatas tali sepatunya adalah berlian asli 2 karat."

Begitu kalimat ini terlontarkan, semua orang gempar.

"Wow, Vena menghabiskan 400 juta rupiah membeli sebiji kristal, bukannya tadi bilang berlian?"

"Sepatu merek ini tanpa berlian hampir 120 sampai 140 juta rupiah, berlian asli baru400 juta rupiah, mana mungkin berlian asli."

"Wah, berlian asli 2 karat, dan juga global limited edition, kalau begitu sepatu yang dipakai nyonya Pradipta seberapa mahal?"

"Setidaknya harus ada 5 di angka depan dan 9 digit."

"Wah......Hebat sekali!"

Semua orang sekali lagi mengarahkan pandangannya ke kaki Laras.

Laras sedikit malu, juga merasa sedikit tersanjung, dia ini menginjakkan berlian diatas kakinya.

Temannya yang tidak mengerti situasi, melihat Vena tidak terlalu percaya, kembali lagi ke ruag lokernya langsung mengambil keluar sepatu, " Vena , sepatumu."

Vena benar-benar ingin bersembunyi, sangat memalukan.

Tapi dia hanya berani marah, tidak berani berkata, langsung mengambil sepatunya dan lari masuk ke ruang loker.

Aaron bertanya, "Aih, bukan seharusnya meminta maaf dengan kakak ipar keduaku?"

Laras menggeleng kepalanya, "Sudahlah, sudahlah, tidak apa-apa."

"Dengar tidak nona Vena, kakak ipar keduaku bilang tidak apa-apa, tidak perlu maafmu, kamu pulang bagus-bagus refleksi diri sendiri."

Vena sudah tidak punya muka untuk tinggal, dia menukar baju di ruangan loker, diam-diam pulang mumpung tidak ada yang memperhatikannya.

Saat ini, anggota polisi yang mengambil rekaman cctv sudah kembali, "Pak kepala, cctv di koridor sudah diperiksa, kebetulan kejadian terjadi di lokasi yang tertutup."

"Sudah periksa setiap cctv?"

"Iya, sudah diperiksa semua, tidak terekam."

Sejauh ini pernyataan Nana dan Anya sama, juga tidak terekam cctv, ini sangat merugikan Laras.

Anya melihat papa mama dan pamannya ada disini, juga ada Nana sebagai saksi, dia pikir Laras pasti tidak bisa terlepas dari kasus ini.

Matanya masih ada air mata, dengan wajah kasihan, merasa sangat tidak adil berkata: "Kak Aaron, aku dan nyonya Pradipta dulu tidak kenal, aku percaya nyonya Pradipta tidak sengaja, waktu itu lantai memang sangat licin, aku terjatuh pastinya aku juga ada salah, tapi kesalahan yang utamanya......"

Dia takut-takut melihat Gavin, suaranya seperti nyamuk, "Tapikan kesalahan utamanya ada di nyonya Pradipta."

Febian tidak berhenti menyeka keringat dinginnya, dengan pelan bercicit, "Anya, kamu sendiri juga salah, tidak boleh menyalahkan nyonya Pradipta sepenuhnya."

Nyonya Kim memandang suaminya dengan marah, bagaimana bisa dilupakan begini saja?! Kaki Anya terluka parah, bagaimana juga harus meminta pertanggung jawaban!

Tapi ujung-ujungnya, dia tidak mengatakan apa-apa.

Ini adalah daerah sudut mati cctv, kondisi saat itu bagaimana, hanya mereka 3 yang tau.

1 lawan 2, Laras sangat dirugikan.

Gavin melihat sekeliling, dengan pengalaman dia menyelidiki kasus begitu lama, dia men-scan jauh pandangannya, matanya lurus menangkap hall di luar.

"Cctv di hall harusnya bisa merekam sampai sini," Gavin melihat lurus kamera yang sedikit jauh, mengangkat tangannya dan menunjuk, "Jaraknya 1000 meter dari depan, ada kamera yang bisa merekam sepanjang koridor, harusnya ada merekam gambaran kejadian tadi."

Ekspresi Nana kaku, wajahnya menghitam, tanpa sadar badannya gemetaran.

Dia juga diam-diam melihat dimana ada ruang kosong, bisa membiarkannya pergi.

Aaron menyuruh asistennya, "Pergi ambil rekaman cctv di hall, cepat."

Anggota polisi dan asistennya sama-sama pergi ambil rekaman cctv, semua orang menunggu hasil akhirnya.

Anya merasa Nana yang disebelahnya sedikit berbeda, dengan perhatian bertanya: "Nana, wajahmu kenapa tidak bagus?"

Nana menggeleng kepalanya, tangannya menahan dadanya, pelan-pelan menghirup nafas dalam-dalam.

Sebagai teman baik, mereka yang dari kecil tidak pernah berpisah sangat mengerti satu sama lain, gerakan Nana ini, tandanya dia kehabisan oksigen, bisa pingsan kapan saja.

Anya tidak memikirkan rasa sakit pergelangan kakinya, langsung berdiri, memberikan kursi satu-satunya untuk Nana.

"Mohon semuanya jangan mengelilingi terlalu dekat, kondisi Nana sedikit khusus, terlalu pengap bisa membuatnya pingsan."

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu