Cinta Pada Istri Urakan - Bab 482 Langkah Besar Reni

Bagi Reni biaya pengobatan Romo adalah hal yang kecil, tapi bagi orang biasa adalah sebuah pengeluaran yang sangat besar.

Laras ketika hamil 7 bulan pergi meninggalkan kampung halaman, hamil dan melahirkan di luar negri, lalu sendirian membesarkan kedua anaknya.

Walaupun dari kecil dia hidup dengan sangat rendah, tapi hatinya ada sebuah harga diri yang sangat tinggi, dia yang memilih jalan ini, dia tidk pernah mau dikasihani orang lain, lebih baik tidak menginginkan bantuan Romo.

Orang lain selalu mengira dia mempunyai Romo makanya bisa hidup tanpa khawatir, kenyataannya, sampai hari ini pun dia masih memegang janji waktu itu, tidak akan menginginkan sepeser pun harta Romo.

Saat kuliah dia belajar tentang keuangan, setelah mempunyai anak tidak memungkinkannya untuk pergi berkerja, oleh karena itu dia menggunakan simpanannya untuk berinvestasi saham dan reksadana.

Awalnya, modalnya sedikit, yang dia investasi sedikit, yang didapatkan juga sedikit, terkadang juga rugi.

Pelan-pelan, dari sedikit menjadi banyak, lalu pulang ke dalam negri untuk mendirikan usaha, dia mengumpulkan tidak sedikit uang.

Tapi, pengeluarannya sangat banyak, sebanyak apapun dia dapatkan, tetapi yang tersisa juga tidak seberapa, dan sekarang ini uang pengobatan baginya adalah pengeluaran yang besar, apalagi ada perawatan lanjutan juga.

Langkah Reni ini, bukan hanya tidak menjaga nyawa Romo, juga memaksa Laras sampai putus asa.

Keluarga Laras juga ada masalah, perusahaan juga tidak bisa melewati kesusahan ini.

"Presdir Atmaja, real estate Podomoro mengirimkan pesan kalau akan membatalkan semua kerja sama dengan perusahaan kita, jadi persiapan awal kita, seperti deposit awal hotel, mungkin akan hangus.

"Presdir Atmaja, bank tidak memberikan pinjaman, alasannya adalah kondisi tuan Atmaja sekarang tidak memenuhi syarat jaminan."

"Presdir Atmaja, manager hotel bisnis Jiahe mengatakan tidak bisa menyediakan ruang pertemuan untuk kita lagi, mereka bersedia mengganti uang 3 kali lipat dari uang deposit sebagai ganti rugi."

"Presdir Atmaja, proyek kita kebanyakan lokasinya ada di hotel bisnis Jiahe, mereka lebih memilih ganti rugi juga tidak mau menyediakan tempat lagi, ini sama saja ingin membunuh nyawa kita."

Kabar buruk yang berurutan ini, perusahaan memasuki masa-masa kritis yang sebelumnya tidak pernah ada, yang lebih membuat Laras sakit kepala adalah beberapa karyawan magang yang baru dipekerjakan sudah diambil oleh perusahaan lain, beberapa karyawan lama juga tidak bersemangat.

Di ruang teh, beberapa karyawan wanita berkumpul sedang bergosip, "Eh, kalian sudah dengar belum, Romo sudah sekarat, keluarga Atmaja sekarang dipimpin oleh Reni, jadi andalan besar perusahaan kita sudah hilang."

"Iya, aku juga sudah dengar, Reni dan presdir Atmaja kita tidak pernah cocok, begitu CEO Atmaja jatuh, Reni bukankah lebih menginjak presdir Atmaja kita?"

"Bagaimana juga presdir Atmaja juga putri CEO Atmaja, kalau memang CEO Atmaja sekarat, pastinya ada harta warisan untuk presdir Atmaja bukan?"

"Sulit dikatakan, karena CEO Atmaja tiba-tiba jatuh, juga tidak meninggalkan surat wasiat apapun."

"Kalau begitu rebut saja bawa ke hukum, CEO Atmaja mempunyai 2 orang anak perempuan, bagaimana pun juga presdir Atmaja juga mempunyai 1/4 harta warisan."

"Kalau aku mempunyai harta sebanyak itu, mendirikan perusahaan apa lagi, sibuk mati-matian juga hanya mendapatkan keuntungan sekecil itu, lebih baik menikmati hidup, lagipula juga mempunyai uang yang tidak habis untuk beberapa kehidupan."

"Sh......Kecilkan suaramu, CEO Atmaja kan belum mati, presdir Atmaja belum mendapatkan uang, sedang stres."

"Perusahaan kita memang bertahan karena beberapa proyek kecil real estate Podomoro, sekarang real estate Podomoro berubah pikiran, kita bisa bertahan sampai kapan? Sudahlah, lebih baik aku pergi melihat lowongan kerja."

Pada saat itu, di pintu ruang teh terdengar suara rekan kerja, "Presdir Atmaja......"

Presdir Atmaja? Karyawan wanita yang sedang minum teh dan mengobrol membesarkan mata mereka, semua orang merasakan bahaya, membawa gelas dan keluar dari sana.

"Halo presdir Atmaja, presdir Atmaja silahkan duduk."

"Presdir Atmaja, kami kembali bekerja dulu, kamu duduk dulu minum teh."

Laras melihat mereka yang satu per satu panik dan lari, dalam hatinya tertawa dingin, orang-orang ini, orang yang mengatakan kata-kata baik di hadapannya, di belakang malah menghina dan merendahkannya, apakah baik menjadi manusia seperti ini? Apa tidak lelah?

Tapi, walaupun dia tidak senang dengan orang-orang itu, dia masih harus mempertahankan mereka, memperkerjakan mereka, mencari cara untuk membuat mereka tetap tinggal.

Setelah kembali ke kantornya, Fanny juga datang, "Tuan muda Laras, semua saham dan reksadana atas namamu sudah dijual, ditambah dengan dana ganti rugi, sejauh ini kita masih mempunyai dana 10 miliar, tapi kalau semua perusahaan mempunyai sikap yang sama dengan real estate Podomoro dan hotel bisnis Jiahe, sengaja menjatuhkan kita, kalau begitu kita tidak bisa bertahan sampai 3 bulan."

10 miliar, di kurang dengan biaya sewa gedung setiap bulan, uang air dan listrik, gaji karyawan dan pengeluaran lainnya, hanya tersisa sedikit yang bisa diolah.

Seperti yang dikatakan teman kerjanya, perencanaan Nanbei dari didirikan sampai sekarang, memang bergantungan dengan real estate Podomoro, baru bisa berkembang dengan stabil, sekarang real estate Podomoro berganti pemilik, Reni tidak hanya tidak menjaganya, juga mau menghancurkannya.

"Kalau tidak......" Fanny berbicara dengan pelan, "Pecat beberapa orang?"

Laras menggeleng, "Orang sudah tidak ada, siapa yang mau bekerja? Apalagi beberapa orang juga sudah pergi, kalau dipecat lagi, apa yang dipikirkan orang yang tertinggal?"

"Benar, benar, kalau nanti hanya mengandalkan kita pasti kacau......kalau tidak......kita tutup saja?"

"Tutup?"

"Benar, uang ganti rugi yang diambil untuk bagikan gaji kepada semua orang, uang yang ada di tempat kamu itu kamu simpan, lebih baik daripada hangus."

Laras terdiam.

"Lagi pula, kamu sekarang juga membutuhkan uang, paman Romo juga tidak tau bagaimana kondisinya, di belakang pasti ada banyak hal yang harus menghabiskan uang, kamu juga harus menafkahi Nana dan Bobi, kalau kamu tidak mempunyai uang mau bagaimana?"

Laras ragu, perusahaan ini sama seperti anak mereka bersama, tidak hanya usahanya, juga usaha Fanny.

Fanny demi mendukungnya, melepaskan gaji tinggi perusahaan bursa efek.

Apakah tanpa dukungan real estate Podomoro anak itu tidak bisa berdiri sendiri?

Dia tidak ingin mengandalkan siapapun, terlebih juga tidak ingin memohon kepada siapapun, dia harus menjadi contoh yang baik untuk anaknya, juga harus memintakan keadilan untuk kakek dan papanya.

Memikirkan ini, Laras dengan tenang berkata: "Fanny, aku ada cara kamu tambahkan 10% untuk gaji karyawan, lalu lanjut mencari orang baru."

"Tuan muda Laras kamu suda gila?"

"Aku tidak gila, aku ada cara kamu kerjakan sesuai perkataanku."

Melihat tatapan Laras yang sangat yakin, Fanny menggertakkan giginya, berkata: "Baik, aku percaya padamu."

"Baik."

Fanny sudah keluar, Laras mengambil handphonenya menelepon seseorang, "Manager Fang, aku adalah Laras."

"Aku ingin mengambil barangku, paling cepat kapan bisa diambil?"

"Baik, kalau begitu besok jam 9 pagi kita bertemu."

Hari kedua, setelah Laras mengantarkan anak-anak masuk sekolah, langsung membawa mobilnya ke bank.

Barang yang ingin dia ambil hari ini adalah hadiah pernikahan Romo untuknya, kalung berlian Love.

Kalung berlian ini, setelah dia diusir dari kediaman Gavin, Anna menyuruh orang mengantarkan kalung itu ke Mansion Atmaja dan mengembalikan padanya, artinya adalah, barang di kediaman Gavin dan dia tidak mau ada barangnya di kediaman Gavin.

Kejam sekali, juga sangat membuat orang resah.

Tapi, beruntung sekali Anna mengembalikan kalung ini, hari ini dia baru mempunyai penyelamat.

Awalnya dia ingin mengembalikan barang ini kepada Romo, tapi saat itu Reni dan Lana juga sangat menginginkan kalung ini, jadi Romo menyarankannya menyimpannya di brankas bank.

Sudah diletakkan selama 4 tahun lebih.

Dalam 4 tahun ini, harga semua barang naik, harga kalung berlian ini juga naik berkali lipat, dari 300 juta dolar Amerika naik berkali lipat.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu