Cinta Pada Istri Urakan - Bab 84 Jatuh Cinta Padanya Ketika Pertama Kali Bertemu (1)

Laras mendengarkannya, merasa sedikit luar biasa dan hatinya penuh dengan terharu, wajahnya penuh dengan senyum yang tidak bisa tersembunyi.

"Jadi, kamu mulai mengikutiku setelah aku diculik?"

"Ya."

"Makanya aku bilang, pasti ada seseorang yang mengikutiku, berkali-kali aku mengira aku yang salah lihat atau perasaanku yang salah, kamu bersembunyi dengan sangat baik."

Yuni menghela nafas, "Bukankah aku akhirnya juga ditemukan olehmu? Aku tidak tahu bagaimana melapor kepada pemimpin."

"Aman, aku akan membantumu berbicara, dan jangan ikuti aku lagi, hukum dan aturan sekarang sudah baik, mana mungkin semudah itu terjadi apa-apa?"

"Tidak peduli seberapa baik hukum dan aturan sekarang ini, ada juga penjahat yang menculik dengan niat jahat."

"Bukankah orang-orang itu sudah ditangkap?"

Yuni tidak berbicara sepatah kata pun, dan banyak hal yang berkaitan dengan kerahasiaan, dia tidak bisa mengungkapkannya, dia tersenyum dan berkata: "Kakak Ipar, bagaimanapun, aku telah ditemukan olehmu, ke depannya lebih baik membiarkanku mengikutimu. Aku bisa menjadi pengawal, supir, dan pembantumu, semua masalahmu boleh serahkan padaku, sehingga aku dapat menebus kesalahanku, dan aku juga gampang melaporkan kepada pemimpin. "

"Uhuk, uhuk, uhuk ... ini," Dalam hati Laras menolak, dia lebih menginginkan kebebasan. "Adik, ini benar-benar tidak diperlukan. Bahkan jika aku dalam bahaya, aku bisa menyelesaikannya sendiri. Kamu, cepat makan dan kembali untuk beristirahat lebih awal, bagian Gavin aku akan membujuknya. "

"Tetapi ..."

"Jadi kita putuskan begini dengan bahagia, turuti aku."

"..."

Keluar dari restoran hot pot, Laras menghentikan taksi dan memberikan supir tersebut uang 200 ribu, "Pak, kemana dia mau pergi, antar saja."

Yuni sangat kesulitan, "Kakak Ipar, apakah kamu benar-benar tidak membutuhkanku? Setidaknya kamu membiarkanku mengantarmu pulang, oke?"

"Ayo segera pulang, kamu berpakaian terlalu tipis, malam ini dingin." Laras memasukkannya ke dalam taksi, "Pak, ayo jalan."

Yuni tak berdaya, tetapi dia kalah berdebat dengan Laras. Ketika dia menerima tugas ini, dia bertanya kepada pemimpin, Mengapa dia tidak memberi tahu kakak ipar secara langsung? Pemimpin mengatakan bahwa kakak ipar melihat kebebasan pribadi lebih penting dari hal lain, sekarang dipikirkan kembali, memang begitu.

Kembali ke markas besar, Yuni segera melapor. Di kantor, pemimpin dan beberapa kapten masih mendiskusikan rencana penempatan.

"Lapor."

"Masuk."

Yuni dengan terpaksa masuk, awal-awal melirik kakaknya Damar, dan kemudian dengan lemah berkata: "Pemimpin, aku sudah kembali."

Gavin tidak melihatnya, matanya tertuju pada layar komputer.

Semakin dia begitu, Yuni semakin gugup. Dia menundukkan kepalanya dan berkata: "Pemimpin, aku ditemukan, aku gagal menyelesaikan tugas dengan baik, aku bersedia menerima hukuman apa pun."

Sonny selalu menjadi pemain yang baik dalam menghangatkan suasana. Dia berkata, "Tampaknya kemampuan investigasi kakak ipar baik, Adik Yuni, bagaimana kamu ditemukannya?"

"Dia telah makan lima tahu petis berturut-turut, kemudian berpura-pura sakit perut. Aku melihat dia sakit sampai berguling-guling di lantai, jadi aku pergi melihatnya, sehingga aku ditemukan."

Sonny hanya bisa tertawa terbahak-bahak, "Hahaha, ternyata kakak ipar juga suka tahu petis, Ketua, apakah kamu mau pulang dan mencium bau yang spesial ini hari ini?"

Tatapan Gavin seperti panah beracun, langsung ditembakkan ke Sonny.

“Uhuk Uhuk Uhuk, aku bercanda saja.” Sonny segera tutup mulut.

“Aku sudah tahu, kamu keluar dulu,” perintah Gavin.

“Baik, pemimpin.” Yuni melihat kakaknya, Damar menggunakan isyarat mata untuk membiarkannya pergi dengan cepat, dia dengan cepat meninggalkan kantor.

Sebelum dia datang, dia banyak berpikir, dan dia harus membela diri. Siapa tahu, pemimpin tidak bertanya sama sekali, dia berpikir, mereka mungkin memiliki hal-hal yang lebih penting untuk dilakukan.

Di kantor, Gavin melihat rencana penempatan dengan tatapan serius, ini merupakan strategi yang paling memuaskan dan juga paling berbahaya.

Jordan agak khawatir, "ketua, apakah benar-benar harus melakukan ini?"

Weiner menepuk pundaknya dan berkata: "Dia memiliki banyak pengalaman sebagai mata-mata, jika dia yakin maka tidak akan ada masalah, benarkah, ketua?"

Gavin menggelengkan kepalanya, "Aku tidak yakin, tapi kita harus mencobanya."

Semua orang: "..."

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu