Cinta Pada Istri Urakan - Bab 316 Tidak Tahu Apa Akibatnya Setelah Menantangku?

Walaupun telepon Ariel tidak memberi pengaruh apapun kepada Rendra, tapi hal itu memang mempengaruhi suasana hatinya.

Mengingat kembali antusiasme dan hangatnya Manda mengejarnya, Rendra juga mengingat kembali saat-saat Manda begitu dingin terhadapnya, bahkan mengingat ketika ia meminta restu kepada orang tua, dan Manda menolaknya. Tidak dapat dipungkiri, hal ini membuat Rendra meragukan ketulusan Manda terhadapnya.

Mereka belum begitu lama bersama, lebih dari satu bulan. Jadi, Rendra belum dapat sepenuhnya mempercayai Manda.

Terdengar deringan ponsel yang mengganggu, Rendra pun melihat, ternyata ia mendapat telepon dari Alexa.

"Halo, Mama, ada apa?"

"Apa lagi? Berita itu sudah menjadi hangat di Internet, bahkan ayahmu sudah melihat berita itu, sampai-sampai sejak tadi pagi ia marah dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Bagaimana bisa kamu bertanya kepada Ibu ada apa?"

"Ma, kalian tidak perlu mempercayai berita yang ada di Internet."

"Apakah berita itu berdasarkan fakta? belum lagi kebenaran tentang berita kencan antara Manda dengan Tanu. Apakah Tanu benar-benar mengelamatkan Manda dari pisau? Jika memang diantara mereka berdua tidak ada apa-apa, mengapa Tanu rela menghalanginya dari pisau itu? Rendra, Ibu hanya tidak ingin kamu ditipu lagi."

"Ibu, tenanglah, biarkan aku yang mengurus masalah ini."

"Apakah saat ini kamu bersama dengan Manda?"

"Tidak, Manda sedang berada di Rumah Gavin, bersama Laras. "

"Ibu melihat di Internet tampaknya keluarga Atmaja telah memutuskan hubungan dengan Manda, jujur Ibu juga mengkhawatirkan Manda. Sebenarnya, kami juga tidak terlalu keberatan akan bagaimana kehidupannya. Asalkan kalian berdua bahagia, kami juga bahagia. Tapi berita Manda dengan Tanu ini membuat Ayahmu menjadi sangat murka, alangkah baiknya kamu memeriksa kasus ini baik-baik."

"Baiklah."

"Manda mampu menunda masa mudanya, tapi tidak denganmu. Pelajaran dari Ariel sudah sangatlah cukup. jangan kamu mengulanginya dengan Manda."

"Aku mengerti ma, aku masih ada beberapa urusan yang harus dikerjakan, sudah dulu ya ma."

"Baiklah, kamu harus benar-benar memperhatikan, jika tidak memungkinkan lagi, kamu harus segera berhenti. "

Rendra benar-benar tidak tahan mendengar nasehat Ibunya, sehingga ia segera memutuskan telepon.

Tetapi tidak lewat dari tiga detik kemudian terdengar kembali suara dering telepon, ternyata adik sepupunya, Sandra Dewi menelepon. tapi Rendra segera menutupnya.

Menutup telepon, lalu ponsel kembali berdering, menutup lagi, tapi ponsel kembali berdering. Saat ponsel berdering ke empat kalinya, dengan tidak sabar Rendra mengangkat.

"Mengapa menutup telepon dariku terus-menurus, kamu pasti Manda benar bukan!" amarah Sandra menebak.

Rendra dengan perlahan membuka mulutnya, " Ini aku."

"Ha? Itu kamu Kak Rendra, Menapa kamu menutup telepon dariku?"

"Ada apa? Cepat katakan."

"Begini Kak Rendra, Manda, si wanita rubah itu akhirnya memperlihatkan ekornya. Dia benar-benar wanita murahan, bisa-bisanya dia merayu kakak iparnya, saat sedang dekat denganmu. Tuhan juga melihat, akhirnya ada orang yang tidak tahan melihatnya, lalu mengeksposnya. Jika tidak, kamu tidak akan tahu apa yang sebenarnya terjadi, Kak Rendra, kamu … "

Tanpa menunggu Sandra selesai berbicara, Rendra segera menutup telepon, bahkan mematikan teleponnya. Akhirnya semuanya menjadi hening.

Matahari perlahan muncul, Rendra pun sudah tidak dapat duduk lagi, ia mengambil kunci mobil, dan segera pergi.

___

Di Kediaman Gavin, Saat langit mulai cerah, Laras melihat Manda tertidur, langsung kembali ke kamar utama.

Untungnya Gavin sedang ada disana, tapi ia sudah siap untuk pergi.

"Kamu sudah ingin pergi?" Laras segera menghampiri dan memberi pelukan yang erat di pinggang Gavin, "Bolekah aku meminta tolong kepadamu untuk melakukan sesuatu?"

"Mencari tahu siapa yang mengambil foto itu?"

"Iya."

"aku sudah menyuruh Hendro untuk mencari tahu."

Laras tersentuh, dan berterimakasih, " Terima kasih."

Gavin berbalik, lalu memberi tatapan yang serius kepada Laras, "Saat aku tidak ada, alangkah baiknya kalian tidak pergi kemana-mana. Tetaplah tinggal di dalam rumah, jika tidak, tidak ada yang dapat menjamin keamanan kalian."

"Manda bukanlah orang jahat, aku percaya kepadanya."

"Kamu bisa percaya, tapi orang lain pasti tidak akan percaya. Saat ini situasi Maira sedang tidak baik. Tampaknya Keluarga Atmaja seharusnya juga tidak dapat dengan mudah membiarkan Manda pergi. Bahkan ketika pasar saham Keluarga Dibyo dibuka, Situasi tidak akan mendukung, apalagi setelah kasus pisau itu, Tanu pasti tidak akan melepaskan Manda."

Gavin memberitahu kepeduliannya kepada Laras, membiarkan Laras untuk memikirkannya. Gavin khawatir kedua wanita polos ini tidak tahu bahwa mereka bisa masuk kedalam masalah besar. Terutama Laras yang memilki kepribadian untuk menegakkan keadilan dan mudah menyinggung orang lain.

"Biarkan Manda tenang di rumah oke? Lagipula kita hanya perlu menambah sepasang sumpit di rumah. Rumah kita juga adalah tempat paling aman, mengerti?"

"Oke, baiklah, aku juga berpikir seperti itu, terimakasih kamu sudah setuju."

"Bodoh, untuk apa berterima kasih, aku tahu kamu sangat menyayangi Manda. Ketika dia berada dalam masalah, kamu pasti tidak bisa menolak untuk membantunya."

"Maaf ya, aku sudah mengabaikanmu."

"Tidak apa-apa, Manda telah tertimpa berbagai masalah, sudah keharusan untuk kamu temani, satu hal lagi, " dengan gelisah Gavin memperingati, " Kamu tidak perlu mencampuri masalah antara Rendra dan Manda. Biarkan mereka mengurusnya sendiri, mengerti?"

"Oke."

"Baiklah, aku harus pergi."

"Kali ini, berapa lama baru pulang?"

"aku akan pulang secepatnya, ingat kata-kataku, baik-baik dirumah."

"Oke."

Dua orang itu secara alami berpelukan, Laras berjinjit, Gavin membungkukkan badannya, menerima ciuman sebagai hadiah perpisahan.

Gavin tidak berdaya, menghela napas, berkata :" Bagaimana aku meninggalkan kamu dalam keadaan seperti ini?"

"Lebih baik kamu tidak usah pergi." Laras melingkari leher Gavin, bibir kecil perlahan-lahan mengecup jakun Gavin. Merasakan itu bergulir ke atas dan bawah dengan lapar, Laras semakin menambah kekuatannya.

Gavin berusaha menahan dirinya, tapi hawa panas di dalam tubuhnya, hingga bagian 3 inci bawah pusarnya langsung mengembang.

"Laras … hentikan …" Gavin ingin mengambil kontrol, tapi dia terlalu menikmatinya.

Tiba tiba Laras mengerahkan kekuatannya, melompat lalu melilit betisnya di pinggang Gavin, Gavin pun menerimanya. Laras makin menjadi, bibir kecilnya menggigit daun telinga Gavin, lalu mendesah berkata, " Kamu menyuruhku untuk berhenti, tapi kenapa malah memegang bokongku?"

Gavin sedikit membalas dendam, membuat Laras pelan-pelan terjatuh.

" Aa, Jahatnya dirimu, aku akan terjatuh!"

Laras tampak sepert monyet yang menggantung di tubuh Gavin. Kali ini Laras mengusap dan mengusap membuatnya semakin bengkak., "Yah, sepertinya ada yang tidak tahan lagi ya, jika tidak tahan katakan, buat apa malu denganku?"

Telinga Gavin memerah, bagaimana bisa Laras denga tepat mengatakan hal itu?! Gavin memberi Laras peringatan :" Apakah kamu tidak tahu akibatnya setelah menantangku?"

Laras berkedip, memohon belas kasihan dengan polos, "Jangan, jangan lakukan itu."

" …" Cih, gadis kecil ini makin menjadi-jadi.

Dengan cepat Gavin mengangkat tangannya melihat jam, dalam hatinya ia berpikir, jika ia mengemudi lebih cepat, pasti tidak akan telat.

"Tidak mau?"

"Iya, Tidak mau~~~" dengan sengaja Laras memanjangkan suaranya yang lembut.

"Bibir dapat berkata seperti itu, tapi tidak dengan hati !"

Tiba-tiba Laras membuka bibir kecilnya, ia kembali mengecupnya tepat pada jakunnya.

"Errr …" Gavin menyerah, memeluk Laras dan segera mendesaknya menuju ke atas ranjang.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu