Cinta Pada Istri Urakan - Bab 319 Tiba-Tiba Kehilangan Semuanya

Sebelumnya pertengkaran antara Elsa dan Nagita, sekarang kedua belah pihak laki-laki bergabung dalam pertengkaran, dan tanpa sepatah kata merekapun mulai memukul.

"Berhenti" Teriak Kepala bagian Rumah Sakit yang berdiri ditengah dan berusaha untuk memisahkan mereka berdua,"Pak Atmaja, Pak Dibyo, jika kalian berdua terus menerus membuat masalah seperti ini, aku akan memanggil polisi, dan membiarkan polisi yang membawa kalian ke kantor polisi dengan alasan membuat keributan ditempat umum."

Setelah mengatakan, kedua belah pihak mulai mereda.

Kepala Bagian Rumah Sakit membujuk dengan sungguh-sungguh: "Nyonya Dibyo, keadaan putramu saat ini memang sangat berbahaya, dokter di Rumah Sakit kami sudah melakukan yang terbaik untuk mengobatinya, kamu menangis dan juga membuat keributan, selain membawa pengaruh yang tidak baik untuk kamu sendiri, terus apalagi? jika kamu ditangkap oleh polisi, ketika putramu keluar, kamu tidak bisa menjaganya.”

Elsa mengusap air matanya, memikirkan kemalangan yang didapat Tanu, dia juga seorang ibu pasti tidak bisa menghentikan air matanya.

Dia menatap Manda dengan ganas, dan dengan kebencian mengatakan, "Semua disebabkan olehmu."

Nagita juga menatap Manda, menyalahkannya tanpa ampun, "Aku benar-benar buta tidak melihat ambisimu yang dulu, aku tidak menyangka kamu bahkan merayu suami kakakmu sendiri, jika dari awal aku sudah tau kau melakukan hal yang memalukan seperti sekarang ini, seharusnya dulu aku tidak membawa kamu kerumah, dam membiarkan kamu kedinginan dan kelaparan diluar sana."

Manda menarik nafas dalam-dalam, mencoba menyedot kembali air mata yang keluar dari matanya.

Dia menggelengkan kepalanya dan membenarkan dirinya sendiri "Aku belum melakukan apa-apa, aku akan memeriksa semuanya dan memberikan penjelasan kepada kalian.

Elsa tertawa dingin dan berbisik "Munafik."

Nagita mengabaikannya bahkan malas untuk berkomentar.

Manda merasakan sakit didadanya, sikap Nagita seperti sebuah pedang yang tajam, hanya tatapan dingin cukup untuk membuatnya bertahan lama.

Manda tidak bisa mengabaikan Nagita yang telah membesarkannya , akan tetapi dia telah memanggilnya dengan sebutan mama selama 21 tahun.

Rendra bertanya dengan penuh amarah: "Apakah kalian tidak ingin mengetahui siapa yang sudah memfoto secara diam-diam? Siapa yang memutar video ini diacara pesta pernikahan? Apakah ini video yang lengkap? Apakah kalian tahu video ini diedit atau tidak? Daripada membuat masalah keributan disini, lebih baik kita mencari kebenarannya, mencari pelaku dibalik semua masalah ini."

Kepala Bagian Rumah Sakit setuju dengan Rendra, "Ya, dua bapak ini, aku yakin bahwa kalian adalah orang yang bijksana, kalian pasti tahu mana yang penting dan mana yang tidak penting."

Diluar sana ada seseorang yangmengetuk pintu. "Masuk."

Kepala Perawat tergesa-gesa membuka pintu dan masuk kedalam ruangan, "Kepala Bagian Rumah Sakit, semuanya...... Tuan Dibyo, Nyonya Dibyo." Kepala Perawat memandang pasangan Dibyo dan berkata, "Tuan Muda Dibyo sudah sadar dan berkata ingin melihat kalian berdua."

Ciputra dan Elsa merasa kakinya melemas dan wajah pucat, mereka mengira itu adalah kata-kata terakhir Tanu.

Kepala Perawat berkata lagi: "Kalian berdua tenang, sekrang kondisi Tuan Muda Dibyo sudah stabil, dan sudah sadar, kedepannya mungkin tidak ada masalah."

Semua orang merasa lega.

Ciputra dan Elsa dengan tergesa-gesa mengikuti Kepala Perawaat.

Manda juga ikut melihat Tanu, sebenarnya dia juga khawatir akan keadaan Tanu sekarang ini, takut akan dia mati, takut dia sendiri akan selalu menderita atas dosa ini.

Dan orang yang paling mengerti tentang dirinya adalah Laras.

"Mari kita pergi melihat keadaannya."

"Tunggu." Nagita tiba-tiba memanggilnya.

Mau tidak mau Manda harus menghentikan langkah kakinya, dan berbalik melihatnya, "ma......"

"Jangan panggil mama, aku bukan mamamu, dan sekarang aku tidak ingin menanggil namamu." Nagita berbicara dengan nada dingin dan betapa menyakitkan kata-katanya, "Masakah ini kami akan mencari tahu, tapi apakah kamu bersalah atau tidak, hubungan kita berakhir sampai disini, hidup dan matimu kedepannya tidak ada hubungan lagi dengan kami dan jika kami sudah tua dan meninggal kamu juga tidak perlu mengantar untuk yang terakhir kalinya, mengenai latar belakangmu, kamu ini dipungut olehku di tong sampah di luar Rumah Atmaja, itu saja, jika kamu masih mempunyai hati nurani dan masih perduli dengan kebaikanku yang telah membesarkan kamu selama 20 tahun, maka tolong jangan muncul dihadapanku lagi, dan juga jangan muncul dihadapan Rara lagi.”

Begitu Manda mengedipkan matanya, dua helai air matanya langsung tergantung, dan belum sempat mengalir kepipi langsung terjatuh kelantai.

Dia menatap Rama dengan tak berdaya dan memegang telapak tangan ayahnya, akan tetapi wajah Rama yang tenang memliki tatapan kebencian yang sangat mendalam terhadap Manda.

Hati Manda terasa sangat sakit, ketika papa dan mama yang selalu menyayanginya dan mengasuhnya tiba-tiba berkata tidak menginginkannya lagi, bagaimana bisa dia menerima semua itu?

Manda "Menjatuhkan diri" Dan berlutut di atas lantai, dan bersujud dihadapan Rama dan Nagita memohon mereka untuk merubah pikiran, " Pa, ma,aku tidak melakukan apa-apa......apakah kalian benar-benar tidak menginginkan aku......aku belum sempat benar-benar menghormati kalian....."

Mata Rama memerah, memcoba mengatakan sesuatu tetapi direbut oleh Nagita, "Tidak perlu, lebih baik kamu menyimpan tenagamu, dan pikirkan apa yang harus kamu lakukan kedepannya, Rama mari kita melihat Rara."

Rama ditarik oleh Nagita, dia berbalik melihat Manda dan tidak berkata apa-apa.

Manda berlutut di lantai dengan waktu yang lama, air matanya membuat matanya menjadi kabur, dan dia selalu melihat bayangan mereka berdua yang sudah pergi meninggalkannya, dia takut bahwa kedepannya dia benar-benar tidak bisa bertemu dengan mereka.

Laras tidak bisa menahan tangisnya, akan tetapi dia berbeda dengan Manda, dia dulu dibesarkan oleh pamannya, paman dan bibinya selalu jahat kepadanya akan tetapi dia tidak perduli.

Tapi Manda berbeda Manda selalu menjadi putri dikeluarga Atmaja dan dia dicintai oleh semua orang tiba-tiba dia kehilangan semuanya ,dia tidak bisa membayangkan pukulan itu.

“Berdiri, mereka semua sudah pergi." Laras membujuknya.

Rendra langsung mengangkatnya dan memeluknya erat-erat dan menghiburnya, "jangan menangis, jangan menangis, masih ada aku disini."

Kondisi Tanu sudah stabil, demamnya sudah turun, dan dia juga sudah sadar.

"Tanu." Teriak Elsa kemudian memegang tangannya , " Tanu, Tanu, apakah kamu mengenali aku?"

Ciputra Dibyo juga memanggilnya dengan cemas, "Tanu, Tanu?"

Tanu menyudutkan bibirnya dan tertawa, "Pa, ma, aku tidak amesia."

Elsa meneteskan air matanya dan tersenyum, "Ya, anakku yang baik, kamu menakuti mamamu, mengapa kamu begitu bodoh mengelak pisau demu orang lain?"

Tanu dengan sekuat tenaga, perlahan-lahan menutupi matanya, energi yang dia miliki tidak seperti biasanya, tidak memiliki kekuatan, akan tetapi masih bersikeran untuk berbicara dengan jelas.

Setelah dia sadar hal pertama yang harus id lakukan adalah mengaatakan masalah ini agar masalah ini jelas.

"Pa, ma, masalah ini tidak ada hubunganya dengan Manda, kalian jangan mempersulit dirinya."

"Anak yang bodoh, mengapa kamu......"

"Ma, aku yang menyukainya, dia sudah menolakku, kamu jangan mempersulit dia, berjanjilah."

Tanu sedikit bersemangat, Elsa tidak berani untuk tidak menyetujuinya, "Oke, oke, kamu bicara perlahan."

"Orang yang sudah memfoto secara diam-diam itu kita harus mencari tahu."

"Ok, ok."

"Jangan mempersulit Manda, jika kalian mempersulit dia, lebih baik kalian mempersulit aku saja."

Elsa dan Ciputra memiliki kebencian dan kemarahan yang begitu mendalam, putranya dibahayakan oleh Manda, tetapi dia masih membelanya.

Elsa berbalik dan mengedipkan matanya kepada suaminya, Ciputra pun berjanji, "Oke, Tanu, kami tidak akan mempersulit dia lagi, sekarang kamu jaga kesehatanmu, masalah yang lain biar papa yang mengurusnya."

Tanu baru merasa tenang, perlahan dia menutup matanya kembali.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu