Cinta Pada Istri Urakan - Bab 35 Siang Bolong (1)

Gavin, di dalam otakmu sebenarnya kemasukkan air atau berisi tinja? Mengapa mau begitu baik denganku? Dalam diriku ada apa yang pantas membuatmu begitu baik terhadapku?

Ruangan yang begitu besar ini, hampir saja semua dipenuhi dengan pakaian dan pernak-pernik yang lagi trend saat ini, melihat ini semua, Laras tak bisa menahan pilu di hatinya, pilu yang membuatnya secara tak terkontrol mengisi matanya dengan air mata yang hangat.

Wanita ini tidak pernah merasa bahwa pernikahan yang tidak masuk akal ini bisa memberinya sesuatu hal.

Baginya, sudah bisa pergi meninggalkan rumah keluarga Atmaja, juga tidak membuatnya kelaparan, masih bisa meneruskan sekolahnya tanpa memikirkan biaya hidup, ini sudah sangat memuaskan untuknya.

Tidak disangka, Gavin begitu seriusnya menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami, baik terhadapnya, tanpa syarat baik terhadapnya, malah-malah lebih baik lagi terhadapnya melampaui perkiraan.

Sejak dia kecil ayah ibunya sudah bercerai, sejak dia bisa mengingat hal, ayah dan ibunya tidak tinggal bersama, setiap bertemu hanya lah bertengkar.

Setelah ayah dan ibunya bercerai, mereka semua pergi mencampakkan dirinya, siapa pun tidak menginginkan dirinya.

Dia dibesarkan oleh Kakek Neneknya di rumah Pamannya, selama bertahun-tahun ini, ayah ibunya tidak pernah muncul, dia hanya tahu paras wajah muda ayahnya, karena di rumah Paman ada fotonya, dan muka ibunya seperti apa, dia tidak ada bayangan sedikit pun.

Wanita itu dari kecil sudah tahu dia anak yang dibuang, ayah tidak menginginkannya, ibu tidak menginginkannya, Nenek juga pergi mencampakkannya, Paman dan Bibinya lebih lagi mengucilkannya.

Jadi, dia tidak pernah tahu diperhatikan oleh seseorang itu bagaimana rasanya.

Perasaan ini hangat-hangat, sangat gembira, pilu, ingin menangis.

Tidak tahu kapan, Gavin tiba-tiba muncul di depan pintu.

“Tuan Muda, sudah ditata baik, memuaskan tidak?”

Mendengar ini Laras langsung membelokkan badan, terlihat Gavin mengenakan pakaian tentaranya berdiri di sana, setelan seragam tentara ini berbeda dengan seragam sehari-hari tadi pagi, bagus dan juga berkelas, Laras tidak mengerti perbedaannya, hanya terlihat pernak-pernik di baju lebih banyak, di depan dadanya masih ada sebuah bintang kemiliteran.

Di seragam tentara pria yang sangat biasa-biasa saja bisa ditambahkan, lebih tidak perlu dikatakan lagi Gavin yang berpenampilan tampan seperti ini.

Saat ini muka Gavin terserap senyuman bangga diri, pembawaan yang gagah berani, penampilan yang mengesankan, penampilannya dan aura raja yang ada di dalam dirinya membuatnya terlihat begitu mulia, membuat orang menghormati, membuat orang segan.

Dan senyuman kecil yang adem dan tenang pun menetralisir kemuliaan ini, membuatnya terlihat ramah.

Pria seperti ini, tampan seakan seperti muncul dari sebuah lukisan, membuat mata orang melotot dan mulut tercengang.

Sorotan mata Gavin yang hangat melewati segerombolan orang memandang ke arah Laras, pria itu tersenyum dangkal berkata: “Tidak perlu tanya aku, tanya Nyonya Muda, kepuasaannya yang paling penting.”

Laras merasakan detak jantungnya lebih setengah irama, sampai-sampai nafas pun jadi terengah-engah sekali, pandangan mata pria itu seakan sama seperti aliran listrik bertengangan tinggi, menelan wanita itu dalam-dalam.

Orang-orang di samping yang masih single melihat kemesraan ini, seakan termakan madu, manis yang memualkan, manis yang membuat orang cemburu.

“Nyonya Muda, apa kamu puas?” Gavin dengan nakalnya bertanya kembali, ujung mulutnya bangkit seutas senyuman dangkal.

“.......” Laras seakan merasakan panggilan dari Dewa Langit, dia dengan malu-malu berkata, “Hehe, puas, sangat puas.”

Dua orang ini saling pandang memandangi, orang di samping dengan segera dengan bijaksana pergi meninggalkan, kalau tidak segera pergi, bisa-bisa mati muak melihat kemesraan ini.

Laras bengong-bengong bersandar di atas pintu lemari, agak blank, dan juga agak menyesal memikirkan sikap menjauhi dan sikap dinginnya terhadapa pria ini selama ini, dia benar-benar merasa dirinya buta, sudah mendapati harta karun masih saja tidak sadar diri.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu