Cinta Pada Istri Urakan - Bab 405 Gantian Aku Yang Mengejarmu

“Kamu masih ingin pergi magang ke stasiun tv?” dia bertanya lagi.

Manda menggeleng, “Aku pikir aku sekarang akan fokus ke studiku saja.”

“Setelah tamat masih ingin melanjutkan pasca sarjana?”

“Emm, jika tidak melanjutkan akan menyia-nyiakan kuota yang sudah diberi?”

“Betul juga, dengan nilai kamu juga bisa masuk, sekarang sudah bisa tenang sedikit.”

“Emm…..” Manda melihat dia, di saat tatapan mereka bertemu, dia dengan cepat mengalihkan perhatian.

Suasana dalam ruangan kembali hening, hening sampai merasa canggung.

Manda ingin bertanya tapi tidak berani, Rendra sepertinya mengerti isi hatinya, makan pelan-pelan dan berbicara pelan-pelan.

“Gosip antara aku dan Ariel, itu dilebih-lebihkan oleh studio tempat dia bekerja, dia menyetujui untuk bekerja sama, bagaimana mereka melebihkan aku tidak peduli, aku langsung pergi.”

“Dan tentang kesalah pahaman mu terhadapku malam itu, aku memang salah, aku salah seharusnya tidak minum bir, seharusnya tidak menganggap dia adalah kamu, dan yang paling salah, aku tidak seharusnya marah denganmu.”

“Setelah aku pindah kemari, segala sesuatu disiapkan sepasang, satu pasang untukmu, satu pasang lainnya untukku.”

Sambil berbicara, Rendra mengeluarkan satu cek dari kantongnya, “Kamu kembalikan uang kepada Tanu Dibyo, jelaskan kepada dia, aku tidak ingin pacarku sendiri mempunyai hubungan tidak jelas dengan pria lain.”

Manda terdiam, mengira telinganya bermasalah.

“Kamu ingin berbicara sendiri kepadanya, atau aku yang berbicara kepadanya?”

“Hah?”

Sumpit Rendra berhenti, mendongak melihat dia, dengan serius berkata: “Atau aku temani kamu pergi saja, hal ini lebih bagus langsung berhadapan menjelaskan kepadanya, tapi aku khawatir kamu pergi sendiri, kalau begitu baiklah, besok ajak dia bertemu.”

“……” Manda menurunkan pandangannya, melirik angka pada cek itu, banyak sekali 0 nya, tidak bisa dihitung dengan jelas.

Dia menjadi bingung sekali, apa maksudnya ini?

Saat ini, Renda mengulurkan tangan kanan, tertawa meraba kepalanya, berkata: “Sudahlah, kita jangan perang dingin lagi, semuanya salahku, aku mengakuinya.”

“….” Manda melepaskan pikirannya, walaupun sangat menyakitkan, tapi dia harus mengatakan, “Aku dan Tanu Dibyo…… akan segera tunangan.”

“Apa?”

Manda menelan ludah, dengan susah payah berkata:” Kamu salah paham, kita bukan perang dingin, tapi putus, kita sekarang sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, Tanu Dibyolah pacarku sekarang.”

Rendra melihat dia dengan tenang, matanya yang dalam menyimpan rasa sakit, dia menarik napas sebentar, baru bisa menekan rasa marahnya.

Manda melihat cek itu, mengingat situasi saat Marsel memberinya cek, dia tertawa ringan,” Kenapa cara kalian menyelesaikan masalah sangat mirip? Apakah wajahku tertulis “ingin uang”?”

Rendra mengira dia sedang mengatakan Tanu Dibyo, “Aku tahu saat kamu membutuhkan bantuan Tanu Dibyo yang memberi bantuan, itu salahku, jadi uang ini dan hadiah untuknya, kalau dia merasa tidak cukup, aku boleh menambahkan.”

“Cukup, “ Manda memotong, “Di mata kalian, aku selalu berjalan ke arah uang benarkah? ….. melihat nilai uang ini, sepertinya aku lumayan berharga, apakah aku seharusnya senang?”

“Aku tidak bermaksud seperti itu.”

“Kalau begitu apa maksudmu? Aku sudah tidak punya apa-apa, tapi kalian jangan mengambil cek ini untuk menghina orang, kamu dan bibimu memang benar satu keluarga.”

Rendra terkejut, “Bibiku?”

Manda sangat marah sampai tidak ingin bicara banyak lagi, dari awal memang tidak ingin datang kemari, dia meletakkan sumpitnya dan berdiri, “Aku sudah selesai makan, terima kasih atas makan malammu, aku sudah harus pergi, kamu pelan-pelan makan.”

Sambil berbicara, dia mengulurkan tangan mengambil tasnya, tidak ingin mendengar lagi langsung pergi.

Renda berdiri, satu tangannya menahan lengan dia.

“Lepaskan, kalau kalian hanya ingin menghinaku, kalau begitu, kalau sudah sukses di siang hari, tidak perlu di malam hari masih ingin menambah lagi.”

“Kamu katakan dengan jelas, bibiku kapan memberikan cek padamu? Apa yang dia katakan padamu?”

Manda menutup mulut rapat, sudah sampai tahap ini, dia tidak ingin memprovokasi hubungan dia dengan ibunya, tidak ada artinya.

Dia membuka mulut, memohon berkata, “Sudah sangat malam, biarkan aku pergi.”

Dia menghempaskan tangannya langsung berjalan ke arah pintu, Rendra merasa sangat panas, saat dia membuka pintu, langkah kakinya melebar berjalan ke sana, langsung memeluk dia dengan erat dari belakang.

Sangat tiba-tiba, dorongan yang tiba-tiba membuat Manda terkejut, tubuhnya bergerak jatuh kedepan, dan di peluk oleh orang dari belakang.

Seperti barang kesayangannya yang ingin di rebut, Rendra memeluknya dengan erat, dia hari ini tidak minum bir, banyak kata-kata yang takut untuk di katakan.

Tapi, dia takut tidak akan ada kesempatan untuk mengatakan lagi.

Kalau tidak dikatakan, dia akan kehilangan dia selamanya.

“Manda, jangan meninggalkan aku boleh tidak?”

Dia bergumam dengan suara rendah, suaranya yang dalam membentur gendang telinganya, suara rendah dan tulus mengejutkan hatinya.

“Melihat kamu dan Tanu Dibyo bersama, aku hampir gila, aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk terlihat normal. Selama ini, aku yang tidak bisa menurunkan harga diri untuk mencarimu, makanya kita baru bisa sampai di tahap ini, sekarang, aku mohon padamu, berikan aku kesempatan 1 kali lagi?”

“Kamu.....”

“Pertama kali aku kira aku bisa melepaskan, tapi sudah semakin lama, aku semakin merindukanmu, Manda, apakah kamu sudah mengutukku, membuatku memikirkan pagi dan siang... dulu kamu yang mengejarku, sekarang gantian aku yang mengejarmu, aku dengan sungguh-sungguh menyatakan cinta padamu, Manda, aku mencintaimu, kita bersama lagi bolehkah?”

Untung saja membelakangi dia, Manda tidak harus mengendalikan ekspresi, dia menggigit bibir, ujung lidahnya merasakan aroma darah.

Mengapa dia tidak merindukannya, Mengapa juga dia tidak ingin bersamanya, tapi pundaknya sekarang menopang beban yang begitu berat, perusahaan ayahnya terkena kasus pencucian uang, siapapun yang ada hubungan dengannya, akan ikut di selidiki, dia mana bisa merusak masa depannya?! Tidak bisa!

Manda menggeleng, walaupun tidak rela, tapi dia dengan sekuat tenaga, satu persatu, melepas jarinya, “Tidak mungkin lagi, kita sudah tidak mungkin.”

“Kenapa? Apakah kamu karena demi keluarga makanya baru bersama dengan Tanu Dibyo? Aku juga bisa, aku juga bisa!”

“Bukan, Bisakah kamu jangan begini?”

Rendra tidak bersedia melepaskan tangan, dia dengan sekuat tenaga memutar tubuh dia, satu tangannya menahan belakang kepalanya, satu tangan memeluk pinggangnya, tanpa banyak berkata langsung mencium dia.

“Em....” Manda memukul bahunya, tapi tenaganya benar-benar sangat kuat, dia tidak bisa mendorongnya.

Hati dia terkoyak, air matanya mengalir deras, pikirannya memberitahu dia, harus segera menghentikan kekonyolan ini.

“Huh!” Rendra mendengus, tidak punya pilihan lain selain melepaskan dia, bibirnya digigit hingga terluka, mengeluarkan darah segar.

“Kamu jangan begini, aku mohon....” Manda yang sambil menangis tidak bisa menyelesaikan mengatakan satu kalimat, “Jangan.... begini... aku mohon padamu...”

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu