Cinta Pada Istri Urakan - Bab 336 Mengebut Untuk Hidup (3)

Seluruh badan Fadli Man penuh dengan darah, darah di dahi juga masih mengalir, dia memegang erat sandera pengemudi seperti memegang jerami penolong nyawa.

Orang-orang di sekitar mulai berpencar, pada awalnya berbaik hati ingin menolong, tapi siapa sangka ini malah seperti film polisi dan penjahat.

“Jangan kemari, “ Fadli Man menjepit pengemudi, terus berjalan mundur,” kalau kalian kemari aku akan menembaknya.”

Gavin mengeluarkan tangan memberikan perintah semua berhenti, berkata : “kamu yakin kamu tidak perlu ke rumah sakit untuk menghentikan pendarahanmu?”

“Jangan omong kosong, aku dalam kondisi sekarat masih bisa menarik kambing hitam juga juga cukup.”

Perasaan Fadli Man sangat emosional, dia baru umur 20 tahun, tidak ingin mati terlalu cepat, walaupun sudah melihat akhir, tapi dia masih ingin memperjuangkan sebentar, bagaimana kalau ada kemungkinan selamat?

“Mobil, berikan aku satu mobil.” Dia berteriak dengan panik.

Gavin dengan tenang memberikan jalan lain, “ Baik, mobil di sini, jika kamu bisa naik maka itu akan menjadi milikmu.”

“… …” Fadli Man secara tidak sadar berkeringat dingin, kenapa kata-kata ini begitu meyakinkan?!

“Fadli Man, kamu harus pikirkan dengan matang, sebelumnya kesalahan yang kamu perbuat belum termasuk hukuman mati, kamu masih muda, setelah masuk penjara beberapa tahun masih bisa bebas, tapi jika kamu melukai pengemudi ini, maka akan ada kemungkinan hukuman berat, seumur hidup, hukuman mati. Kita sendiri yang memilih jalan hidup, kamu memilih mati, kami tidak bisa menahanmu.”

Darah segar di dahi Fadli Man masih terus mengalir, terus turun melewati hidung, bahkan kerah baju sudah berubah menjadi warna merah, sepertinya sangat kental dengan bau darah.

Pengemudi berkata dengan gemetaran : “ Anak muda, aku masih ada orang tua dan anak kecil, satu keluarga menunjukku mencari uang, aku denganmu tidak ada dendam, tolong jangan bunuh aku. “

“Tutup mulut!” Fadli Man sangat emosi, menambah tenaga menekan pelipis pengemudi.

Kedua kaki pengemudi lemas, menutup mata dengan pasrah, lutut pun sudah hampir jatuh ke bawah.

Fadli Man menahan leher dia berteriak marah, “kamu berdiri yang benar, kalau tidak aku sekarang akan menembakmu.

Pengemudi bersikeras menahan kedua kaki yang gemetaran, menundukkan kepala, diam-diam berdoa kepada Tuhan.

Gavin saat itu memberikan pandangan ke Sonny, Sonny mengerti, memegang pistol dan diam-diam mundur kebelakang.

Kedua pihak saling berhadapan, Gavin mengulur waktu dengan berbicara.

Waktu terulur semakin lama, pertahanan psikologi Fadli Man menjadi semakin ketat.

Polisi sudah datang, memasang garis polisi di sepanjang ruas jalan, untuk mencegah orang-orang yang penasaran tidak sengaja masuk.

Mobil ambulan juga sudah tiba, berhenti di luar garis polisi, kapan saja bersiap untuk mengobati anggota yang terluka.

Matahari semakin tinggi, Fadli Man kehilangan banyak darah, merasa sedikit pusing, menaikkan kepala melihat matahari, malah kedua mata terasa berkunang-kunang.

Satu-satunya hal yang dia lakukan, yaitu menggunakan pistol menodong sandera.

Sonny mencari posisi yang bagus mengatur pistol, tapi orang seperti Fadli Man pasti ada menerima pelatihan, tahu bagaimana menggunakan sandera sebagai pelindung, jadi, dia saat ini tidak bisa menemukan celah.

Gavin terus menenangkan dia. “Fadli Man, asalkan kamu tidak berpartisipasi dalam masalah yang di buat paman keempat, maka kamu itu kejahatan ekonomi, dan lagi pula semua dana yang terlibat sudah dibekukan, kamu paling hanya menyalahgunakan uang, bukan kesalahan yang berat. Tapi kalau kamu hari ini membunuh orang, maka hukumannya adalah hukuman mati. “

Fadli Man masih muda, baru umur 20 tahun, mengikuti Tere Liye baru 1 tahun, ditambah hubungan spesial dia dengan Tere Liye, jadi Gavin menyimpulkan dia tidak melakukan hal yang buruk.

“Fadli Man, hukuman penyalahgunaan dana tergantung dari dampak yang terjadi, kalau pada akhirnya tidak membuat masalah yang besar, dan perilaku kamu baik, mendayar denda saja sudah cukup, dibandingkan dengan membunuh orang benar-benar perbedaan yang besar, kamu masih muda, kamu yakin ingin hidup di jalan ini?”

Keraguan hati Fadli Man saat ini terlihat semua di wajahnya, pertahanan psikologis dia hampir roboh.

Semakin banyak waktu seperti ini, malah semakin berbahaya.

“Jangan bicara!!!” Fadli Man berkata marah, pengemudi yang dicekik dia sampai tidak bisa bernapas, memutar matanya, “Hari ini siapa yang menahan aku, aku akan dengan siapa mati bersama, dimana mobilnya, berikan mobilnya padaku!!!”

Pada saat itu, Sonny menarik pelatuknya, pistol yang sudah diberi peredam suara berbunyi, peluru dengan tepat menerjang pergelangan tangan kanan Fadli Man yang memegang pistol.

“Ehh… …” Fadli Man mundur selangkah, pistol jatuh ke tanah, sedangkan satu tangan lagi memegang erat pengemudi.

Satu tembakan lagi, pergelangan tangan kiri dia juga tertembak peluru.

Pengemudi yang terkena darah, terkejut sampai berteriak.

Saat ini, Fadli Man yang sudah jatuh ketanah menahan sakit di pergelangan tangan, mengambil belati keluar dari dalam sepatu boot.

Gavin yang berdiri di depannya mempunyai mata yang tajam, pada saat mendorong jauh pengemudi, langsung menginjak tangannya.

“Aaa!! “Fadli Man berteriak kesakitan.

Peluru mengenai pergelangan tangannya, darah segar terus mengalir, satu tangan lagi masih bisa bergerak, satu tangan yang lain sudah tergeletak tidak berdaya di atas tanah.

Di pergelangan tangan ada nadi, jika peluru mengenai nadi, maka Fadli Man akan mati kehabisan darah.

Sekarang, dia belum boleh mati!

“Ambulan, cepat transfusi darah!” Gavin memberi perintah, “Tidak boleh biarkan dia mati.”

——

Fadli Man di tangkap, itu berarti, sumber penghasilan Tere Liye berhasil diputus.

10 triliun, Tere Liye mengumpulkan begitu banyak uang, di saat ingin memasukkan ke kantong tiba-tiba dibekukan, hati dia pasti sangat sakit.

Ditangkap pada waktu yang sama, masih ada Rama, Nagita dan para pemegang saham tertinggi perusahaan Atmaja.

Perusahaan Tere yang dikenal sebagai “legenda bisnis” di saat sedang mencapai puncak tertinggi, tiba-tiba jatuh, mengejutkan semua kelompok bisnis.

Perusahaan Tere seperti kata pepatah, semakin tinggi, sewaktu terjatuh malah semakin menderita.

Kasus perusahaan Atmaja, banyak yang terlibat.

Selain pemusnahan perusahaan Atmaja, juga melibatkan beberapa perusahaan yang ada kerja sama rahasia dengan perusahaan Atmaja, juga diperiksa, salah satunya termasuk Ciputra.

Elsa sangat sibuk menghubungi pengacara.

“Ada apa sebenarnya dengan perusahaan Atmaja?” Dia dirumah tidak bisa duduk diam dan tidak tenang menunggu kabar dari pengacara, “aku pikir kita telah memanjat pohon tertinggi keluarga Atmaja, tapi siapa yang tahu keluarga Atmaja adalah bom waktu, dan kita menjadi kelompoknya pada saat bom tersebut mau meledak. “

Dibandingkan dengan ibunya yang panik, Tanu masih termasuk tenang, “Ma, kamu jangan panik dulu, masih mondar mandir lagi, duduk dulu sebentar.”

“Aduh, papamu sekarang sudah ditangkap polisi, bagaimana aku tidak panik?”

Karena kepanikan Elsa ini, ia tidak dapat menarik napas, dia langsung ambruk di atas sofa.

Tanu secepatnya menahan dia, “Ma, Ma, kamu kenapa?”

“Obat, obat, dalam laci, lemari di samping tempat tidur … … “

Tanu tidak berbicara banyak, langsung pergi ke atas mengambil obat.

Setelah Elsa memakan obat, kondisi tubuh akhirnya membaik, memegang tangan Tanu dan berkata berkata : “Tanu, papamu seumur hidup belum pernah masuk ke kantor polisi, kita sudah bertemu pembawa bencana, keluarga Atmaja benar-benar pembawa bencana.”

“Ma, papa hanya ke kantor polisi untuk membantu penyelidikan, kamu jangan langsung mengambil kesimpulan, mungkin sebentar lagi akan pulang.”

“Mana mungkin segampang itu, aku dengar Rama di bawa ke mobil polisi dengan tangan terborgol, itu adalah penangkapan.”

“Harga saham perusahaan Atmaja memang keterlaluan, Rama sendiri juga bermasalah, kita ini adalah pengusaha jujur, papa selama ini berbisnis selalu mengutamakan kejujuran, keluarga kita pasti tidak akan ada masalah.”

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu