Cinta Pada Istri Urakan - Bab 489 Meluangkan Diri Untuk Bersenang-Senang

Malam hari, Apa Hayo.

Sudah beberapa tahun tidak datang, disini masih sama seperti dulu, dikelilingi bambu hijau, sangat tenang, tempat bagus untuk bernostalgia.

Waktu Laras sampai, Vero, Aaron, Suli bertiga sedang bersulang dan minum bersama.

Sekarang ini Vero sudah menjadi sutradara terkenal, tidak menghasilkan banyak uang, juga mendapatkan banyak penghargaan, hari ini mau mengajaknya makan saja sangat susah.

Dan yang paling langka adalah, Suli juga diajak keluar oleh Vero.

Kalau bilang Vero sibuk, Suli jauh lebih sibuk, setahun ada 365 hari, waktu bekerjanya adalah 360 hari, berpergian ke belahan dunia, dedikasinya terbukti.

Satunya adalah sutradara terkenal, satunya adalah artis terkenal, ditambah dengan pengusaha elit yang menciptakan keajaiban di industri bisnis yang tak terhitung, makan malam ini, Laras menraktir mereka juga sangat sepadan.

"Maaf semuanya, aku terlambat, hukum minum 3 gelas."

3 gelas sudah masuk ke dalm perutnya, suasana untuk mengobrol masalah hati juga sudah datang, Laras duduk, berkata: "Ketiga master besar, sekarang ini bisnis kalian bagus sekalian, jangan lupakan aku, bagaimana juga dulu kita suka berkumpul dan bersenang bersama."

Suli berpura-pura tidak senang, begitu membuka mulutnya intonasi yang keluar penuh marah, "Sebenarnya kami yang melupakanmu atau kamu yang melupakan kami? Laras, sebenarnya kamu punya keyakinan apa sampai membuang teman-temanmu ini? Apa kamu begitu suka keras kepala?"

Setelah Suli selesai menyalahkan, ada Vero lagi, Vero jauh lebih blak-blakan dari Suli, meletakkan gelasnya dengan kuat di atas meja, "Itu semua tidak terhitung, aku ingin menanyakanmu, sebenarnya binatang mana yang berani mempermainkanmu? Anak saja sudah dilahirkan, malah meninggalkanmu, kamu beritahu padaku, tidak peduli dia siapa, aku akan mengelupaskan kulitnya."

"......" Laras dengan diam mengapit sayur untuk dimakan, "Sudahlah, kedua anakku itu juga lucu sekali, bagaimanapun juga aku sangat berterimakasih padanya memberiku kedua anak itu."

"Kalau begitu dia harus bertanggung jawab," Vero dengan kesal berkata, "Setidaknya juga harus memberikan biaya hidup kan? Kamu jangan takut, beritahu padaku, sebenarnya siapa dia?"

Suli bertanya sambil menebak: "Orang luar negri? Orang lokal?"

Laras terkekeh, mencoba mengalihkan topik pembicaraan, "Yang berlalu tidak perlu diungkit lagi, yang penting sekarang kami hidup dengan sangat baik, aku sekarang ini sedang berbisnis juga untuk bertarung, memberi contoh yang baik untuk anak-anak."

Vero menuangkan bir, bersulang dengannya, meneguknya, "Ini mudah, tadi dengar dari Aaron tentang perusahaan kecilmu, mudah saja, bidang kami ini, sering mengadakan acara, semua acara, serahkan saja padaku."

"Kalau begitu aku berterimakasih dulu padamu sutradara Vero, aku habiskan dulu."

"Kamu ini, lain kali ada masalah pikirkan kami sedikit, jangan menanggungnya sendirian."

"Ehn ehn ehn, tau."

Tiba-tiba Suli ikut mendekat, bertanya pelan: "Mau tidak aku kenalkan pacar? Katakan padaku, kamu suka artis pria yang mana? Asalkan dia masih sendiri, kamu ingin berkenalan dengannya, aku bisa bantu menjodohkan."

Laras langsung menjawab, "Wang Kaijun."

"Eh.......Seleramu boleh juga, tapi," Suli tersenyum, "Aku juga menyukainya, aku harus menyimpannya untukku sendiri."

Aaron tidak sanggup mendengarnya, "Suli, lihatlah kamu ini, kamu bisa realistis sedikit tidak? Artis pria kamu juga berani memacarinya?"

"Kenapa tidak boleh?"

"Tidak jelas!"

"Kalau begitu aku juga di lingkaran hiburan, apa aku tidak jelas?"

"Itu karena aku melindungimu dengan baik."

"He, kalau begitu aku harus berterimakasih padamu bos Pradipta."

"Bagus bagus."

Kedua orang ini begitu perkataan tidak cocok langsung berdebat, siapapun tidak mau mengalah.

Ini adalah hal yang sering terjadi, beberapa tahun ini selalu seperti ini, asal bertemu pasti bertengkar, juga tidak tau darimana datangnya dendam dan salah paham yang begitu banyak di antara mereka.

Tapi bagaimana juga, Aaron sebagai bos Suli, juga sebagai manajernya, beberapa tahun ini terus berusaha keras untuk membawanya, menggunakan sumber daya yang paling baik untuknya, dia juga sangat bekerja keras, sekarang ini tidak ada yang bisa menggeser posisinya di lingkaran hiburan, terkenal sekali.

Kedua orang saling percaya dan saling setia, Suli sangat mengandalkan Aaron, Aaron juga sangat melindungi Suli, tapi mereka suka berdebat.

Mendengar mereka berdebat yang membuat orang tertawa, Laras dan Vero menghela nafas.

"Kak, mereka berdua kenapa?"

"Namanya juga musuh bebuyutan."

"Musuh bebuyutan kecil?"

"Siapa yang musuh bebuyutan kecil dengannya."

"Siapa yang musuh bebuyutan kecil dengannya." Kedua orang bersamaan menjawab Laras, kali ini juga lumayan cocok.

Laras: "......" Ketakutan, tidak bisa menjawab mereka, aku masih bisa menghindar.

Vero tersenyum, "Mari mari, biarkan mereka ribut, kita berdua minum, jujur dengan kakak, sebenarnya ayah kandung anak-anak......"

"Kak, jangan ungkit lagi." Laras memotong.

"Kalau begitu aku bertanya padamu lagi, apa kamu masih bersama dengan Gavin? Kesampingkan dulu masalah anak-anak, kalian berdua saja, apa kamu maish mencintainya?"

"......"

"Laras, aku katakan padamu, asalkan kamu bersedia, aku pasti akan membantumu. Waktu itu aku sedang tidak disini, tidak bisa membantumu, lalu saat aku tau, aku sangat marah, keluarga Pradipta mana boleh memperlakukanmu seperti itu?!"

”Kak, aku sekarang sangat baik, tidak ingin mengubah apapun."

"Ehn, aku mengerti, kalau itu adalah aku, aku juga tidak akan memaafkan Gavin lagi......Aih, setelah dia kembali apakah dia ada datang mencarimu?"

"Ehn"

"Haha, aku menebak juga ada, jangan maafkan dia, kamu bersenang-senang cari pacar, buat dia marah."

"......" Apa ini sungguh kakak sepupu kandung?

Saat yang sama, di sisi lain, Gavin akhirnya berhasil membujuk Bobi dan Nana kembali ke hotel.

Bermain seharian, juga tidak tidur sore, semenit pun tidak berhenti, sama sekali tidak semudah yang Laras katakan.

Sekembalinya ke hotel, menghidupkan televisi, karton akhirnya membuat kedua anak-anak menjadi tenang.

Gavin langsung menelepon Laras, "Weh, sudah jam 9, tampaknya mereka semakin bersemangat, tidak tidur, apa yang terjadi?"

"Ha, mungkin karena kesenangan bermain."

Gavin mendengar Laras berbicara, suaranya keras, di samping juga ada suara ribut, dia sedang dimana, apa sedang minum bir? Sedang minum biar dengan siapa?

"Kamu sedang dengan siapa?" Dia bertanya dengan muram.

Laras tersenyum, "Dengan teman lama, hei, apa anakku masih baik?"

"Baik, makan dengan baik, main sampai tidak mau berhenti, tidak mau tidur."

"Hehehehe, ergh!"

-----ergh=suara bersendawa.-----

"......" Gavin menaikkan suaranya bertanya, "Kamu sedang dimana?!"

"Tempat biasa."

Sungguh membuat orang emosi, Gavin dengan tidak tenang berjalan di lorong bolak balik kesana kemari, sangat ingin segera pulang.

Laras berkata: "hei, cepat kasih mereka tidur, Nana harus memeluk boneka kelinci, Bobi teriaki saja sudah beres, tapi kamu jangan terlalu galak, wajahmu yang kejam itu, kalau tidak hati-hati pasti akan menakuti anak-anak, oh, aku peringatkan jangan membuat anakku menangis."

"Laras, kamu memarahiku?"

"Tidak tidak tidak, aku sedang memujimu, kakak, kamu paling berbaik hati, terimakasih membantuku menjaga anak-anak, membuatku bisa meluangkan diri untuk bersenang-senang."

"......" Gavin sangat marah, memerintah, "Kirimkan lokasi padaku!"

"Ha, apa itu lokasi, aku tidak paham tuh."

"......" Sudah gila, sudah gila, sungguh sudah gila.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu