Cinta Pada Istri Urakan - Bab 288 Pria yang Lebih Tampan Dari Suamiku Belum Lahir

Vero menghisap rokoknya, mengeluarkan asap, tetap tidak berbicara.

Gambaran ini di malam musim gugur yang berangin, ada suatu perasaan, tampak mengungkapkan sedikit kesedihan, tersakiti, dan ketidakberdayaan.

Ini kakak sepupu bukannya sedang patah hati? Laras berpikir dalam hati.

Laras melihat Gavin, ekspresi wajah Gavin sangat berhati-hati dalam berbicara, juga tidak memberinya kode.

Tiba-tiba suasana menjadi dingin dan sunyi, dia sampai merasa canggung.

"Hehe, apa aku salah bertanya?" Dia dengan cepat mengapit bakso sapi dan memasukkannya ke dalam mulut, juicy daging yang keluar memenuhi tenggorokannya, "Wah, bakso sapi disini enak sekali."

Cara mengalihkan pembicaraan ini juga terlalu dipaksakan.

kakak kandung Vero adalah ayah kandung Christian, jarak usia mereka berdua hampir 20 tahun, jadi kedua orang ini seperti orang yang berbeda generasi, tidak begitu dekat.

Malahan dia lebih dekat dengan kakak sepupu dan adik sepupu yang jarak usianya tidak terlalu jauh di keluarga Pradipta, dan juga hubungan dengan keponakannya Christian juga sangat baik.

Dia dan ketiga kakak adik di keluarga Pradipta dari kecil sama-sama tumbuh besar, dia adalah kesayangan semua orang.

Dia seumuran dengan Gavin, hanya lebih besar beberapa bulan darinya, jadi hubungan mereka sangat baik.

Dulu dia berkomitmen untuk masuk ke dunia perfilman walaupun orang keluarganya tidak setuju, setelah berhasil malah tiba-tiba keluar dari dunia hiburan dan membuka restoran, dia juga tidak fokus menjalankan restorannya dengan baik.

Gaya bekerjanya seperti ini, sangat berlawanan dengan ajaran keluarga Ridwansyah yang mengajarkan rajin dan tekun dalam bekerja.

Pada saat itu, orang tuanya tidak mendukungnya, kakak kandungnya juga tidak mendukungnya, hanya Gavin seorang, tidak mengatakan apa-apa, diam-diam mengirimkan begitu banyak uang ke rekeningnya untuk mendukungnya, membiarkannya menggunakannya, membiarkannya melakukannya.

Sampai hari ini, Gavin juga tidak pernah bertanya apa rencananya untuk kedepannya.

Di bawah meja, Laras menendang Gavin, di waktu yang sama Gavin bertanya: "Tinggal di Moroko berapa lama?"

"Tidak tau, mau tinggal berapa lama ya segitu lama, tinggal sampai aku bosan."

"Kalau begitu bibi pasti memikirkanmu tiap hari lagi."

Vero tersenyum pahit, seribu gelas birpun masih tetap sedikit kalau minum bersama orang dekat, dia minum sampai ketagihan, lalu menghabiskan sebotol lagi.

Gavin dengan lembut menegurnya: "Bibi dan paman sudah tua, jangan buat mereka khawatir terus."

"Maksudmu menyuruhku cepat menikah?" Vero menghela nafas berkata: "Aku tidak seberuntung kamu, bertemu dengan orang yang tepat langsung berpamitan dengan status single, kupikir seumur hidupku tidak akan bertemu dengan orang yang tepat."

Laras sungguh sangat penasaran, langsung keluar dari mulutnya, "Kak, kamu sedang patah hati ya?"

Vero terdiam, lalu langsung tertawa, "Lelaki yang mau mengejarku sangat banyak, menurutmu apakah aku akan patah hati?"

Laras tidak mencurigai kebenaran kalimat ini, wanita cantik yang menawan, ceria, juga pintar menikmati hidup seperti kakak sepupu, walaupun putri dari keluarga biasa, pasti akan banyak lelaki yang mengejarnya.

Tetapi dia bilang kalau dia tidak sedang patah hati, Laras tidak mempercayainya.

Setelah minum bir dia semakin lebih berani, apalagi dia memang bukan tipe penakut, dia berkata: "Patah hati juga tidak apa-apa, kalau yang lama tidak pergi maka yang baru tidak akan kunjung datang, di tempat Gavin ada banyak kakak tentara, mereka semua mempunyai badan yang kuat juga tampan, kakak terserah pilih yang mana saja."

"Ekhem ekhem......" Gavin batuk pelan untuk menghentikannya, benar-benar mengatakan yang tidak harus dikatakan.

Laras menatapnya heran, dia tidak tau kenapa Gavin seperti itu.

Ekspresi Vero sangat rumit, setelah lumayan lama dia pun bercanda, "Boleh juga, Gavin, di pasukanmu ada tidak pria yang lebih tampan darimu?'

Gavin: "......"

Laras langsung menjawab: "Kalau itu tidak ada, pria yang lebih tampan dari suamiku belum lahir, hahaha."

Dalam sekejap wajah Gavin memerah, pujian istrinya membuatnya sangat bahagia.

Vero juga ikut tertawa, "Sudah sekian lama, ini pertama kalinya aku melihat wajahnya memerah, memang istrinya juga yang hebat. Kalau memang tidak ada yang lebih tampan darinya, kalau begitu yang sedikit tidak setampan dia juga boleh."

"Aku coba pikirkan ya." Laras memutarkan matanya sambil berpikir, langsung dengan serius akhirnya terpikirkan, "Ada, bukannya tentara Sonny itu juga lumayan ganteng, Gavin, bagaimana kalau kenalkan Sonny kepada kakak sepupu?"

Gavin tidak dapat mengatakan apa-apa.

"Tentara Sonny, bukankah namanya Sonny Tulung?" Vero bertanya.

"Ehn, kemarin pasukannya berkumpul dengan teman kuliahku, beberapa teman kuliahku menyukai tentara Sonny, tapi sayangnya tentara Sonny tidak menyukainya."

Gavin sangat cemas, wanita kalau minum bir pasti akan ada masalah, nanti jangan sampai menangis tidak selesai-selesai lagi.

Walaupun sudah berlalu begitu lama, walaupun hanya mendengar namanya, tanpa sadar jantung Vero masih saja akan berdetak cepat, perasaan yang tertekan itu seperti ingin menerobos hambatan, dia sangat sangat sangat ingin tau lebih banyak hal mengenainya.

"Baik, kalau begitu kenalkan dia padaku, sekarang juga beri aku nomornya." Vero dengan tergesa-gesa melihat Gavin.

Sebenarnya Vero punya nomornya, walaupun sudah dihapus dari handphonenya, dia sudah mengingat nomornya, dia hanya ingin mendapatkan semacam persetujuan dan dukungan dari wajah Gavin.

Namun wajah Gavin biasa-biasa saja, selain khawatir dengan perkataan Laras, tidak ada lagi yang lain.

Benar juga, hubungan mereka, apa gunanya persetujuan dan dukungan orang lain? Pria itulah yang melepaskannya, pria itu sendiri yang meninggalkannya.

Memikirkan ini semua, perasaan Vero menjadi hancur, sambil minum bir air matanya sambil mengalir.

Dia mengangkat kepalanya, tidak berhenti minum, air matanya tidak berhenti keluar.

Laras melihatnya sampai terdiam, gambaran ini berubah terlalu cepat, apa aku salah berbicara?

Gavin menghela nafas, merebut bir dari tangannya, "Jangan minum lagi, sudah cukup banyak."

Vero yang kehilangan botol birnya, seperti kehilangan benda untuk menutupinya, dia langsung melipat kedua tangannya, dia menundukkan kepalanya di atas lengannya.

Bahunya bergetar, dia masih menangis, bahkan menangis sangat hebat.

Wajah Laras sangat bingung, dengan pelan bertanya, "Kenapa?"

Gavin melihatnya sambil menggeleng kepalanya, dengan pandangan yang dalam dan serius menyuruhnya untuk tidak bertanya lagi, jadi Laras hanya bisa terdiam.

Saat ini tamu yang makan di Restoran sudah pergi semua, awalnya halaman yang memang tenang menjadi lebih sunyi, begitu angin bertiup, suasana menjadi sedikit suram.

Vero mengangkat kepalanya, wajahnya penuh air mata, dandanannya sampai luntur, eyeshadownya menjadi bergabung, eyelinear dan maskaranya sudah sedikit luntur, sekitar matanya menjadi hitam.

Tapi walaupun begini, dia masih tetap cantik.

"Laras, kuberitahu padamu, si Sonny itu adalah pria jahat yang tidak bertanggung jawab dengan hubungannya, apa gunanya dia tampan, yang penting itu berperasaan, hatinya sudah dimakan sama anjing, tidak berhati nurani!"

Gavin: "......" Mampuslah, mulai lagi.

Laras: "......" Aku yakin sekali kedua orang ada hubungan dimasa lalu.

Baru saja Laras mau berbicara, malah dihentikan oleh Gavin, dia dengan berterus terang berkata: "Biarkan dia nangis dulu, kamu makan makananmu."

Laras: "......" Ada hal semacam ini juga?

Vero sedang menangis, air matanya sama seperti garis tidak berhenti, Laras melihatnya begini juga tidak nafsu makan.

Dia menurunkan sumpitnya, mencoba menegurnya, "Kak, jangan nangis lagi, dandananmu sudah luntur."

Lebih baik tidak ditegur, sekali ditegur, Vero menangis semakin kencang.

Gavin: "......" Aduh, kenapa tidak menurut denganku.

Laras: "......" Aku salah, suamiku.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu