Cinta Pada Istri Urakan - Bab 200 Tidak Bisa Menimpaku Sampai Mati Justru Ingin Menenggelamkanku Sampai Mati

Seiring berjalannya waktu, waktu yang ditunggu terasa lebih lama dan tidak tertahankan.

Tim reporter Metro TV dan tim penyelamat bersama-sama memasuki tempat kejadian, dan menyiarkan siaran langsung.

Saat itu sudah jam 10 malam, jarak waktu kejadian sudah berlalu 12 jam.

Semua orang di seluruh negara pun memperhatikan perkembangan dari daerah bencara tersebut.

“Ayo semangat, semoga orang-orang yang terperangkap bisa bertahan, juga semoga kakak-kakak prajurit bisa menjaga diri mereka sendiri.”

“Ini baru benar-benar daerah yang luas, bencana yang begitu besar, sudah menyelamatkan 6 orang yang masih hidup, hebat sekali, hidup tanah air.”

“Para guru pendukung sangat hebat sekali, mereka layak di ingat oleh semua orang.”

Semua netizen berdoa berharap untuk keajaiban bisa terjadi.

Tapi yang paling aktif, para penggemar Ariel.

Ketika asisten kembali ke tempat aman, dia segera mengirim blog yang panjang di Instagram.

Caption Instagramnya yang panjang ada tercantum suatu kalimat utama —— “Ketika gempa bumi, aku menarik kak Ariel sambil berlari cepat, tetapi kak Ariel justru menentang dan ingin kembali untuk menyelamatkan anak-anak.”

—— “Kami terpengaruhi oleh tindakannya, semuanya juga berbalik untuk menyelamatkan anak-anak, jadi dari 19 anak ada 15 anak yang berhasil melarikan diri.”

—— “Kami berterima kasih kepada negara mengirimkan helikopter dan membawa kami ke tempat yang aman, juga semoga Tuhan memberkati orang yang masih bertahan di tempat bencana untuk membantu kakak Ariel.”

Caption Instagram yang panjang ini segera menjadi topik Instagram yang menyentuh hati, lama kelamaan topik itu telah memasuki daftar pencarian terpanas.

Di tambah juga oleh pujian yang dilebih-lebihkan oleh manajer perusahaan, reputasi Ariel sangat meningkat, dalam sekejap dia sudah menjadi contoh yang menggerakkan hati seluruh warga negara.

——

Di daerah bencana.

Cuaca yang tidak bersahabat, hujan gerimis telah turun di langit yang kehitaman, bahkan suhu di sana lebih dingin walaupun gunung Sumbing telah melewati sebuah bencana dibandingkan dengan biasanya.

Karena laras sudah mengisi kembali oksigen dan juga minuman dan makanan, jadi kesadarannya lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Dia merasa dirinya masih bisa bertahan sedikit lebih lama.

Meskipun tubuhnya masih mati rasa.

Dia merangkak di atas tanah basah, tiba-tiba dia merasa tanah yang disentuhnya lembab, debu yang ada di tanah menebal, terjadi pasang, membuat tanah itu menjadi kotor dan lengket.

Di atas, semua orang sudah tidak sabar lagi.

Langit sedang hujan, air mengalir kebawah, atau sebentar lagi, dibawah sudah ada genangan air.

Jordan : “Segera siapkan pemompa air, jika ada genangan air, hanya bisa memompanya keluar.”

Weiner : “Apakah mau dicoba lagi?”

Jordan : “Kata bos jangan memberi perintah, tunggu sampai dia datang.”

Setelah Jenny menghadap tim penyelamat untuk mengetahui keadaan di bawah, dia langsung menawarkan diri, dan berkata : “Barusan dikatakan dia bisa masuk jika lubang itu di gali sedikit lagi, kalau begitu aku pasti bisa masuk, aku masuk untuk melihat keadaan nya.”

Jordan : “Tidak bisa, bos mengatakan……”

Jenny memotong dan berkata : “Aku juga tidak melakukan apa-apa, kita mengajaknya berbicara juga ada baiknya. Kak, aku tahu kamu khawatir, selain aku adalah adik perempuanmu, aku juga tetap seorang prajurit, sebagai seorang prajurit, aku harus mengutamakan Negara dan masyarakat umum.”

“……” Jordan tidak bisa berkata apa-apa, dia berkata begitu, jika dia tidak setuju, dia seperti melanggar haknya.

Mungkin karena terpengaruh oleh tindakan Jenny, Weiner, Sonny dan Jino, juga keluar untuk menawarkan diri.

Seorang wanita pun tidak takut, sebagai seorang laki-laki, bahkan lebih tidak takut.

Weiner : “Aku juga pergi, tidak melakukan apapun hanya menemani kakak ipar berbicara.”

Sonny : “Tambahkan aku, dalam mengobrol aku lah yang terahli.”

Jino : “Dan juga aku, aku……”

Jordan memotong dan berkata : “Semuanya jangan ribut, biarkan aku berpikir.”

Jenny : “Hei, kak, apa yang harus dipikirkan, hujan turun sudah semakin deras, air hujan yang di atas gunung mengalir kebawah, dalam masalah ini waktu sangatlah ketat.”

Tidak bisa berbuat apa-apa, Jordan hanya bisa membuat perintah, “Baiklah, kalian turun kebawah melihat keadaan kakak ipar, Weiner, kamu bersamanya, juga yang lainnya tetap di atas.”

Jenny dan Weiner menghormat dengan tegas, “Baik!”

Terowongan yang digali sudah menjadi sangat lembab, semakin masuk semakin lembab, tidak berapa lama, Jenny merasa bajunya juga terendam genangan air, tubuhnya terasa sangat dingin.

Dua orang depan belakang merangkak sampai akhir, Weiner menyinarkan cahaya, pelan-pelan Jenny merangkak masuk ke dalam lubang kecil yang sudah dibuka.

Ruang yang ada di dalam lebih tinggi, orang masih bisa berdiri, tetapi tempatnya juga tidak besar, hanya dua orang yang bisa berdiri.

Jenny membawa senter, ada sebuah bayangan tereflek dari tiang balok, dan batu besar yang ada di hadapannya terbentuk menjadi bentuk segitiga yang padat, jadi membuatnya menopang sebuah ruang kecil.

Tepatnya Laras tertimpa oleh potongan tiang balok, atasnya kosong.

“Laras, Laras?” Dia berjongkok didepan Laras sambil memanggilnya, hanya melihat dia menutup matanya, tidak tahu apakah tertidur, atau sudah tidak bernapas lagi.

Jenny sedikit tegang, mengulurkan jarinya untuk mencoba mengecek napas nya.

“Bagaimana keadaan kakak ipar?” Weiner yang diluar bertanya dengan cemas, dia hanya bisa memasuki kepalanya untuk melihat, tetapi tidak bisa masuk.

“Masih bernapas, Laras, sadarlah, Laras.” Dengan sekuat tenaga Jenny mencubitnya dengan keras.

Akhirnya Laras memiliki kesadaran, “Ah, sakit……” Dengan suara lemas seperti suara nyamuk.

“Laras, apakah kamu masih baik-baik saja? Apakah kamu masih bisa bertahan?”

Laras membuka matanya, melihat Jenny yang sedang masuk, juga melihat Weiner yang tersangkut di lubang gua, dia langsung senang, “Bisa.”

Tetapi, di saat dia menunduk kepalanya, baru menyadari, bahwa dibawah kedua tangannya sudah ada lapisan genangan air yang tipis.

Sekali disentuh, tangan dipenuhi lumpur kotor.

Jenny bertanya : “Bagaimana perasaanmu sekarang?”

“Kurang baik.” Laras mengeluarkan senyum paksa.

“Aku akan coba menarikmu.”

Sambil berbicara, Jenny memegang tangannya dengan sedikit memakai tenaga, dia langsung berteriak kesakitan, “Tidak bisa tidak bisa, aku sudah tertimpa, tidak bisa keluar lagi.”

Jenny berbalik melihat Weiner, wajah Weiner sangat berat.

“Kakak ipar, kamu bertahanlah sedikit lagi, pesawat yang bos naiki sudah dalam perjalanan.

Saat memikirkan Gavin, Laras langsung sedikit bersemangat, “Apakah dia sedang dalam perjalanan bisnis?”

“Ya, hari ini dia baru mau pulang, katanya dia sedang bersiap untuk menjemputmu di bandara besok pagi. Di saat bencana sedang berlangsung dia baru menaiki pesawat, saat dia sudah turun dari pesawat dia langsung datang mengarah kesini, jadi kami harus bisa bertahan.”

Setidaknya, bertahan sampai bos datang menemuinya untuk yang terakhir kalinya.

Laras sedikit canggung, suaranya yang ringan hampir tidak bisa terdengar, dia berkata : “Aku akan berusaha.”

Weiner menyoroti senternya keatas, melihat sebuah lubang hitam, “Prajurit Jenny, kamu periksa sebentar atasnya kakak ipar, apakah itu kosong, atau padat?”

Jenny berdiri, mengambil senter untuk menyorotinya, juga mengulurkan tangannya untuk merabanya, dan berkata : “Ini padat.”

“Padat? Mengapa aku melihatnya seperti ada ruang kosong, coba kami perhatikan baik-baik.”

Jenny meraba-raba lagi, juga membandingkan, juga memperhitungkan.

Pada akhirnya, dia masih berkata : “Sebagian besar adalah padat, hanya bagian luar sekitar lima sentimeter yang kosong, tempat yang tidak bisa kamu lihat semuanya padat.”

Harapan kecil yang ada di dalam hati Weiner, muncul kekecewaan lagi.

Setengah tubuh kakak ipar sudah tertimpa, tertimpa dengan padat, sulit untuk diselamatkan.

Jenny menjongkok lagi, menjongkok di sebelah Laras, dan berkata : “Diluar sedang hujan, jadi tanahnya lembab, jika tidak segera menyelamatkanmu keluar, dalam waktu singkat sudah ada genangan air, maka kami tidak bisa menyelamatkanmu keluar.”

Perlahan Laras mengedipkan matanya, dengan nada bicara yang lucu dan berkata : “Kematian pun tidak membuatku langsung mati, tidak bisa menimpaku sampai mati justru ingin menenggelamkanku sampai mati, yah, ada suatu pepatah yang mengatakan apa, benar, malaikat cemburu dengan kehidupanmu yang bahagia.”

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu