Cinta Pada Istri Urakan - Bab 435 Tidak Mungkin Terjadi

Laras melihat barang barang yang bertebaran dan bertanya: "Apakah Kamu buru-buru untuk kembali ke kota Jakarta?"

“Um.” Suli tidak peduli terlalu banyak, pergi ke kamar mandi membilas dengan air dingin, dan mengambil plester dari kotak obat dan menempelkan di atas lukanya.

Ketika keluar dari kamar mandi, dia sudah mengikat rambutnya, Air di wajahnya masih belum kering, dan wajahnya terlihat cantik dan murni.

"Laras, kamu mencariku ada urusan apa ?"

"Oh, aku dengar kamu terburu-buru ingin pulang ke kota Jakarta?"

"Ya," Suli sangat khawatir, dan ia pun berkata sambil berkemas, "ibuku tiba-tiba pingsan di rumah, dan dokter mengatakan bahwa dia harus segera dioperasi, jantungnya selama ini sudah tidak sehat. "

"Manda dan aku juga akan kembali malam ini. Ayo kita pulang bersama. Akan ada mobil yang mengantar ke bandara. Pesawat pukul 22.00. Ini adalah penerbangan paling awal ke kota Jakarta. Jadi masih ada waktu untuk berkemas."

Suli tidak berpikir banyak, dan mengira kendaraan yang diatur oleh Vero untuk mereka. "Baiklah, terima kasih."

"Sama-sama, aku juga akan pergi berkemas, sampai bertemu di lobi hotel."

"Oke."

Setelah beberapa saat, Suli mendorong dua koper besar ke lobby untuk check out. Namun, dia masih belum melihat Laras dan Manda, malah bertemu dengan Aaron.

Pelayan pun bertanya dengan sopan, "Nona Fang, apakah perlu aku bantu panggilkan mobil ?"

Suli: "Terima kasih. aku sedang menunggu orang, Sudah ada yang mengaturkan mobil."

Pelayan itu membantu mendorong kopernya ke samping sofa, tepat di sebelah kursi kosong yang berada di seberang Aaron, "Silahkan Nona Fang beristirahat. Jika ada yang dibutuhkan, bisa katakan kepada aku, aku akan dengan senang hati membantu Anda."

Suli: "Terima kasih."

Sebenarnya ia tidak ingin duduk di daerah ini, Tetapi karena tidak ingin mengecewakan niat baik pelayan itu, ia pun duduk disana.

Keduanya hanya dipisahkan oleh meja kopi kaca walaupun mereka tidak ingin melihat satu sama lain, tetapi masih harus saling melihat.

Aaron memperhatikan perban yang tertempel di dahinya dan dengan ramah bertanya, "Dahimu kenapa ?"

"Tidak sengaja terbentur."

"Haha, karma."

"..." Suli pun hanya menatapnya.

Aaron bertanya lagi, "Mengapa tidak pergi dengan mereka? Mereka semua besok baru pulang. "

"Ada urusan urgent."

"Urusan apa ?"

"Bukan apa-apa, bukan urusanmu."

"..." Aaron marah hingga mengatupkan giginya, "Bukankah tentang ibumu yang akan dioperasi?"

"Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Oh, Di dunia ini tidak ada hal yang ingin aku ketahui tetapi aku tidak tahu."

Suli tidak mengerti. Sebenarnya, Aaron tidak seburuk yang dia pikirkan,Jika mengingat kejadian saat dia menyelamatkannya di saat kritis,dia seharusnya berterima kasih kepadanya, Tetapi dia tidak tahan dengan sikapnya, Sudah jelas seorang pimpinan sebuah perusahaan, Bagaimana dia tidak memiliki aura pemimpin sama sekali, bahkan kelakuannya seperti bajingan.

"Hei, Jika kamu sedang terburu-buru, kenapa kamu tidak pergi? Atau menunggu mobil aku untuk mengantarmu ?"

Lihat, Sikap apa itu, Suli sangat membencinya, dia pun berdiri tegak dan berkata, "Aku sedang menunggu asisten aku."

"Ha, bukankah asistenmu..." Aaron menahan nafas, nadanya yang berlebihan pun berubah menjadi sangat halus, berpura pura terbatuk,. "Hmm, Asistenmu itu Laras?"

"Yah, dia dan Manda juga akan kembali ke kota Jakarta malam ini."

Aaron tanpa sadar mengerutkan bibirnya dan tersenyum, "Jika aku mengatakan, bahwa mereka berdua akan ikut dengan aku pulang, Apa kamu percaya ?"

"Menurutmu aku percaya gosip yang beredar itu?"

"Gosip apa?"

"aku tidak percaya bahwa Laras dan Manda adalah orang-orang baru yang kamu rekrut. aku juga sudah bertanya kepada Laras,dia dan Manda sama sekali bukan berasal dari dunia hiburan. Mereka hanya memanfaatkan liburan musim panas ini untuk mendapat pengalaman, Lagipula apakah ia adalah orang dalam dunia hiburan, apakah mereka ingin mengejar ketenaran, aku bisa melihat mereka bukan orang seperti itu. "

Aaron tergelitik, "Hahahaha, jadi inilah gosip yang beredar? Hahahaha, sangat lucu. Jika aku beritahu, mereka berdua adalah kakak ipar aku, Apa kamu percaya?"

Suli menganggap remeh, "Tidak mungkin terjadi !"

Pada saat itu, Laras dan Manda datang dengan membawa koper mereka. Aaron berdiri dan melangkah untuk melayani mereka sebagai pelayan. "Hi Kakak Ipar, aku sudah menunggu anda cukup lama."

Suli: "..."

Melihat Suli yang tertegun, Aaron berkata, "Hei, apa kamu melihat ada hantu di depan? Hantu yang mempunyai hidung dan mata, dan berpura pura menjadi manusia. "

Suli: "..." Kamulah setannya, Setan kekanak-kanakan.

Suli memandang Laras dan Manda, melihat bahwa mereka tidak menyangkal, dengan terkejut melebarkan mata, "Jadi benar, Apakah kalian benar-benar saudara iparnya?"

Manda sedikit malu, lagipula, dia belum menikah dan tidak berani mengakuinya.

Laras lebih tebal muka "Ya, dulu aku takut jika kamu akan menjadi formal terhadapku, sehingga aku berbohong, Saat ini sudah tidak perlu, Suli biar dia mengantar kita pulang ya, Berikan kopermu untuk diurus oleh dia. "

"..." Suli hanya bisa mengangguk, hubungan semacam ini, Bahkan di film pun tidak pernah ada.

Meskipun dia tidak menyukai Aaron, tetapi dia tahu identitas Aaron. Aaron memiliki dua kakak sepupu, yang memiliki kekuasaan lebih tinggi daripada Aaron. Dia tidak pernah membayangkan, Asistennya yang bekerja membantunya, Ternyata adalah istri orang yang memiliki kekuasaan seperti itu.

Dia tersenyum kecut, "Oh, kalian benar-benar mencari pengalaman hidup, Apakah tinggal di rumah menjadi tuan putri seburuk itu?"

Laras meraih lengan Suli, "Ayo pergi ke bandara, Paman, bawakan koper. "

Aaron menyewa mobil Bentley yang panjang, ia bekerja sebagai portir dan sopir, dengan sekuat tenaga melayani tiga tuan putri ini.

Dalam pembicaraan mereka, Suli mengetahui bahwa Laras adalah istri dari Gavin yang terkenal dan Manda adalah tunangan Rendra. Dia tidak pernah membayangkan bahwa dia bisa menjadi teman dari orang seperti ini.

Laras mendekati telinga Suli dan berbisik, "Suli apa pendapatmu tentang dia?"

"Siapa?"

"Dia."

Suli tersenyum dengan sopan, "Hehe, tidak begitu baik."

"Kenapa, dia kan disukai oleh gadis-gadis."

"Yah, karena dia sangat populer di kalangan gadis-gadis," Suli melirik Aaron, yang sedang mengemudi. "Sangat sombong."

"Haha, ya, kesombongan adalah masalah umum bagi pria di keluarga Pradipta. Hei, ibumu sakit apa?"

Suli menghela nafas, "Katup jantung mengeras, penyakit yang sudah lama, walau mengkonsumsi obat, efeknya sangat sedikit, Tiga tahun lalu dokter sudah menyarankan untuk melakukan operasi. "

"Kenapa baru sekarang dilakukan? dan dilakukan tiba-tiba?"

"Karena..." Wajah Suli menjadi muram, penyesalannya yang dalam terlintas di matanya. "Ibuku tidak ingin menjalani operasi, karena takut menghabiskan biaya yang besar, dan takut hal ini akan membebani aku, tetapi dia tidak tahu, yang paling aku inginkan adalah, kesehatan dirinya. "

Sambil berbicara, Suli tidak bisa menahan diri tersedak, tetapi dia juga berusaha menguatkan diri. "Dokter memberitahu aku bahwa detak jantung ibuku rata-rata 30 detak per menit pada siang hari, dan setidaknya 16 detak per menit ketika dia tidur., Dia bisa kapan pun tidak bangun lagi jika tidur. "

"ibuku takut ketika aku bekerja disini akan sangat sulit, Ia pun tidak mau operasi, Selalu mengundurnya, hingga badannya tidak kuat dan pingsan, Beruntungnya ditemukan oleh tetangga, Jika tidak aku takut akibat yang bisa terjadi.”

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu