Cinta Pada Istri Urakan - Bab 432 Memasuki Karakter

"Cut !" Teriak Vero dengan tenggorokan yang tercekat, dia pun tidak bisa menahan diri dan memuji, "Sangat bagus, Laras, cepat bawa Suli untuk berganti pakaian."

Hujan telah berhenti, namun Suli masih terbenam dalam perannya. Peran Dong Fangwei diperankan oleh salah satu senior dalam industri hiburan, yang bernama Mo Fan, dia sudah memenangkan banyak penghargaan aktor terbaik.

Mo Fan adalah satu-satunya nama besar dalam film ini, tetapi kali ini, ia hanya menjadi peran pendukung.

Dia duduk, dan menyeka darah buatan dari wajahnya, dan membuka tangannya untuk memeluk Suli.

Wajah Suli masih dipenuhi air mata, "Ayah ... Tidak, maafkan aku, Senior Mo, membuat kamu basah kuyup oleh hujan."

Mo Fan berkata dengan singkat, "Tidak masalah, anakku yang baik, kamu benar-benar membuatku sebagai ayahmu sedih."

Ketika Suli mendengarnya, tangisannya menjadi lebih deras, bukan hanya dia yang telah mendalami peran, Mo Fan pun juga terbawa kedalam peran yang dibawakan oleh Suli .

Orang-orang di sekitarnya pun mulai berkumpul, "Senior Mo, maaf merepotkan kamu."

"Senior Mo, bisakah memberi aku tanda tangan kamu, ibuku sangat mengagumi kamu ."

"Senior Mo, cepat ganti pakaian kamu, jangan sampai masuk angin."

Mo Fan menepuk bahu Suli dan pergi berjalan cepat dilindungi oleh asistennya.

Laras meletakkan handuk di bahu Suli, "Ayo kita pergi juga."

Suli basah kuyup, dia tidak tahu apakah air di mukanya berasal dari air mata atau dari air hujan, Walaupun dia kedinginan, tetapi kata-kata penghibur dari Mo Fan membuat hatinya menjadi hangat.

"Suli, Suli?"

"Hah?"

"Ayo kembali ke ruang istirahat dan ganti baju basahmu."

"Ehn."

Ketika mereka meninggalkan lokasi, Aaron masih duduk di tempatnya yang semula, dan dia harus mengatakan bahwa akting Suli benar-benar mengejutkannya. Adegan tadi yang dimainkan, membuat bulu kuduknya berdiri .

Vero sedang berdiskusi hal lain dengan asisten sutradara dan kameramen, Dia pun bosan hanya duduk saja, Maka ia pun segera bangkit dan berjalan.

Kakinya seperti di luar kendalinya, dan dia berjalan tanpa sadar ke ruangan istirahat pemeran.

Suli yang telah mengenakan pakaian bersih, dan sudah menghilangkan riasannya, melepaskan ikatan rambutnya, wajahnya menengadah ke langit, meskipun kondisi kulitnya tidak ada masalah, tetapi terlihat dari keseluruhan ekspresi wajahnya sedang tidak baik .

Dia tampak masih tenggelam dalam perannya tadi dan belum bisa menarik diri.

Laras memberikan secangkir teh jahe untuknya, "Suli, teh jahe."

"Terima kasih."

"Kamu istirahat dulu. Aku akan mengeringkan pakaian yang basah."

"Oke, terima kasih."

Laras sambil tersenyum dan berkata, "Semua ini adalah pekerjaan yang harus aku lakukan, Kamu jangan mengucapkan terima kasih untuk semua yang aku kerjakan. Baiklah, aku pergi dulu."

"Oke."

Ketika Laras keluar, saat membuka pintu, dia bertemu Aaron, "Kamu ..."

"Shh ..." Aaron menggelengkan kepalanya padanya.

Laras berpikir bahwa jika ia terus bersamanya akan menarik lebih banyak perhatian, karena ia tidak ingin mengungkap hubungan mereka berdua .

Dia mengangkat pakaian basah di tangannya dan berbisik, "Aku pergi kerja dulu.Kamu jangan menggoda aktris disini ya, terutama Suli."

"... Apakah aku terlihat seperti itu?" Menggoda ? Apakah aku bisa menggoda nenek lampir itu? Apa aku gila atau bodoh.

"Aku lihat kamu justru orang yang seperti itu!"

"Vero sedang berbicara dengan orang lain, itu bukan urusanku, aku hanya ingin masuk dan beristirahat, Apakah dia ada di dalam atau tidak bukan urusanku ."

Laras dengan sengaja menunjuknya dan bercanda: "Oh? Oh? Oh? Benar seperti itu ?"

Aaron meminta diampuni, "Kakak, Pergilah sekarang ."

Aaron berjalan memasuki ruang tunggu. Semua orang sedang berada disana . Beberapa aktor sedang menghafal dialog, dan ada beberapa yang sedang berdandan.Walau banyak orang namun tidak rumit, Walaupun berantakan namun dalam kondisi teratur.

Suli sedang duduk termenung di tempatnya, matanya tampak tidak bersemangat, rambutnya yang basah masih meneteskan air, handuk yang tergantung di pundaknya pun sudah basah .

Dia memegang secangkir teh jahe panas dengan kedua tangannya, namun belum diminum sama sekali, Gelas yang dipegangnya pun makin lama makin miring, air di dalamnya sudah hampir jatuh keluar dari gelas .

Aaron pun datang dan mengambil teh jahe yang berada di tangan nya .

"Hei ..." Suli terkaget. Setelah melihat dengan jelas orang itu, dia menatapnya dengan pandangan kesal, dia tidak ingin membuang waktu dan berbicara dengan nya .

Aaron meletakkan teh jahe di atas meja, menarik kursi dari samping, dan duduk, berkata, "Kedua adegan yang digabung menjadi satu dan bisa dilewati hanya dalam satu kali kerja, Hebat ya, Kamu juga membantu menghemat biaya tim produksi . "

Suli sudah sangat lelah, dia tidak memiliki keinginan untuk bertengkar, Selain itu orang disini juga suka bergosip, setiap pemeran berebut untuk mendapatkan posisi. Dia tidak ingin dikarenakan bertengkar dengan Aaron dan mendapatkan gosip dari orang lain.

Dia baru pertama kali menjadi pemain utama walaupun ini bukanlah pengalaman pertamanya dalam berakting, Demi mendapatkan uang, Dia sudah mulai bekerja menjadi kru sejak tahun pertama menjadi mahasiswa, memainkan peran kecil.

Dia mulai berakting dari akting beregu, Sedikit demi sedikit mengumpulkan pengalaman, Kemampuannya berakting pun ia asah dari belajar dan latihan berakting.

Dia pun mengetahui aturan tersembunyi di antara pemeran akting, mengenai persahabatan palsu antara para pemeran, dia sangat menghargai kesempatan berakting kali ini, dia pun tidak ingin menjadi objek diskusi di belakang oleh artis lain atau menjadi bahan gosip dunia hiburan sebagai salah satu pacar wanita dari Aaron.

Tangan Suli yang sudah kosong, dia pun mengambil handuk dan menyeka rambutnya yang basah, Ia pun berdiri dan berkata, "Tuan Aaron Silahkan kamu beristirahat, aku pergi dahulu."

Aaron: "..." Hei, nenek lampir, beraninya tidak menganggap aku .

"Hei, kamu, berhenti ..."

Awalnya aktris-aktris yang sedang mengerjakan urusan mereka masing masing, tidak menyadari kedatangan Aaron. Namun begitu mendengar suaranya, Mereka seperti sekumpulan ngengat yang mencari cahaya, Dengan cepat mengelilingi dia .

"Tuan Aaron, kenapa kamu bisa ada waktu hari ini untuk datang ?"

"Tuan Aaron, sebentar lagi ada adegan aku, Bisa berikan aku arahan?"

"Tuan Aaron, aku tidak tahu apakah kamu masih ingat aku. Kita pernah menari bersama di pesta di Hotel Humpre ."

"..."

Kepala Aaron sangat pusing, dikelilingi oleh kumpulan di sekelilingnya ini, dia hanya bisa melihat Suli pergi meninggalkan tempat ini .

Suli kembali ke hotel, rencana untuk dua adegan ini membutuhkan waktu satu sore, namun dikarenakan dia bisa lebih cepat menyelesaikan tugasnya, Sisa waktu yang ada menjadi waktu bebas untuknya .

Sangat pas, dia bisa beristirahat dan menyesuaikan diri.

Di dalam kamar, dia duduk di pinggir jendela dan terus memandangi pemandangan di luar jendela.

Di luar jendela terpampang pemandangan sungai S yang paling terkenal, dan di sisi lain berderet gedung-gedung tinggi. Pada malam hari, pemandangan yang menawan dapat membuat orang orang menikmatinya dengan waktu yang lama.

Namun, dia bukan terlena oleh pemandangan sungai, tetapi ke gedung tertinggi di sisi lainnya.

Ayahnya melompat bunuh diri dari gedung tinggi itu.

Waktu itu, dia baru berusia enam tahun.

Ketika Ayah melompat bunuh diri, dia dan ibunya kebetulan berada di bawah. Dia dan ibunya melihat secara langsung, ayahnya yang tergeletak dan otak ayahnya yang berantakan .

Ibunya menangis dan pingsan di tempat. Dia hanya bisa berlutut di samping tubuh ayahnya, dia tidak menangis atau berteriak. Dia hanya terpaku mengingat kondisi ayahnya saat itu .

Pada usia enam tahun, dia tidak mengerti alasan sebenarnya mengapa ayahnya melompat dari gedung. Baru kemudian ibunya membawanya dari villa besar pindah ke apartemen kecil, merasakan berbagai macam pengalaman hidup, dan dia baru mengetahui, ayahnya tidak akan kembali lagi untuk selamanya .

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu