Cinta Pada Istri Urakan - Bab 1007 Bagaimana Agar Kamu Bisa Percaya Padaku

Dalam segi menangani Gavin, sudah merupakan sebuah hal yang gampang bagi Laras, bagaimanapun sudah menikah dengan sekian lamanya, dia sudah menghafal dengan sikap dan perilaku Gavin.

Meskipun Gavin biasanya selalu menampakkan sikapnya yang tegas, konsisten, sombong dan angkuh di hadapan orang lain, namun ketika menghadapi dirinya, selalu dengan sikap yang berbeda total, dalam jati dirinya adalah seorang lelaki keras kepala dan pencemburu.

Dikarenakan dirinya pulang malam karena entertain di luar, dia akan emosi ; Melihat dirinya memakai pakaian yang sedikit terbuka, dia akan emosi ; Melihat ada teman baru di aplikasi sosial media pada ponselnya, apalagi seorang lelaki juga, dia akan emosi ; Melihat dirinya banyak berinteraksi dengan lawan jenis, dia akan emosi sampai logikanya hilang kendali.

Laras tentu saja mengetahui bahwa semua ini dikarenakan Gavin terlalu peduli dengan dirinya, akan tetapi, bukannya semua ini juga merupakan sebuah beban bagi dirinya ?

Mengenai kejadian Randi, Gavin sudah emosi meledak-ledak, bahkan tidak mempertimbangkan kata-kata yang dilontarkan di tempat umum, biarpun Laras mengetahui bahwa Gavin hanya sekedar cemburu, tandanya mementingkan dirinya, namun dia juga tidak bermaksud untuk memaafkan Gavin dengan semudah itu.

Sekarang posisinya bertukar, giliran Gavin yang merasakan juga bagaimana perasaan dirinya pada saat itu, membuat dia merasakan bagaimana susahnya dirinya pada saat itu, membuat dia merasakan juga bagaimana emosional hatinya pada saat itu.

Bagus juga.

Laras :”Permainan tadi dia yang memimpin kan ? Kamu satu orang membawa dua anak juga bisa menang, hebat sekali kamu, kemungkinan besar dia yang sengaja mengalah.”

Gavin :”Mana mungkin, begitu banyak penonton.”

Laras :”Apanya tidak mungkin, bukannya sekarang juga banyak penonton ? Bukannya dia juga tetap datang berkenalan denganmu ?”

Gavin :”Aku tidak kenal sama dia.”

Laras :”Siapa yang bukan mulai dari orang asing sampai saling mengenal ? Apalagi, kamu pahlawan yang menolong nyawanya, dan merebut ciuman pertamanya lagi.”

Gavin :”Saat itu hanya demi menolong orang, lain cerita.”

Laras :”Tetapi kamu juga merebut ciuman pertama dia, anak gadis itu sedang bersedih hati, kamu tidak menghibur dia ?”

Gavin sangat tidak berdaya, tetapi juga dengan sabarnya, lalu melembutkan suara, dan juga merendahkan diri, terus menjelaskan :”Seandainya dia tidak mengingatkan aku, aku sama sekali tidak ingat kejadian pernah menolongnya, dalam ingatanku, dia hanya seorang guru yang baru bertemu di hari ini, hanya begitu saja.”

Laras melirik matanya, lalu melotot dirinya, “Hanya satu kata untukmu, haha.”

Gavin risau sekali, keningnya sudah mengerut dengan erat, lalu berkata dengan nada memohon :”Laras, bagaimana agar kamu bisa percaya padaku ?”

“Pakai dulu kemejamu, kamu sangat menggoda kalau hanya memakai singlet, tahu ?”

“Jangan memuji aku lagi di saat seperti ini.”

Laras melotot lagi padanya, “Masih berani cerewet ?”

“Tidak berani.” Selesai bicara, Gavin memakai kemeja putih yang masih sedikit basah karena air keringat dengan ekspresi tidak terima.

Beberapa saat kemudian, Trivia membawa Yaya muncul lagi di hadapan mereka, Yaya sepertinya telah ditegur oleh Trivia, dia menunduk kepala, matanya masih bergenang air mata, namun pakaian di badannya sudah di ganti, sedang berdiri di belakang Trivia dengan ekspresi kasihan.

Apabila begitu banyak komentar dari para orang tua murid, dan masih terjadinya pada acara orang tua dan anak, Trivia pastinya akan mengeluarkan penyelesaian untuk mengatasi kerisauan para orang tua wali.

“Bapak-bapak, ibu-ibu, mohon perhatiannya.”

Trivia masih belum mengumumkan secara resmi, Yaya sudah mulai menghapus air mata di belakang Trivia.

“Bu guru Yaya adalah praktek guru baru yang mengajar nari di TK kami, dia baru wisuda dari sekolah tarian di tahun ini, masih belum lewat masa praktek. Pertama-tama saya yang sebagai kepala TK, memang kesalahan dan tanggung jawab saya karena tidak membatasi tingkah laku guru di sini, saya di sini minta maaf sama bapak dan ibu ; Keduanya, ibu Yaya baru saja menginjak dunia kerja, kurang pengalaman, saya sendiri, sangat berharap dapat memberikan kesempatan lagi untuk anak muda ini, saya juga memohon kepada para bapak dan ibu agar dapat memberikan kesempatan padanya ; Terakhir, seandainya para bapak dan ibu juga ingin memberikan kesempatan untuk ibu Yaya, maka untuk selanjutnya saya sendiri yang akan mengawasi penampilan dan tingkah lakunya, seandainya dia melakukan kesalahan yang sama lagi, akan langsung dipecat oleh pihak TK.”

Trivia berkata dengan nada setulus hati, kata-katanya juga masuk akal, sehingga beberapa ibu murid tidak mengeluh lagi.

“Baiklah, kamu sekarang berbuat janji di hadapan para orang tua wali.”

Yaya masih guru baru, baru menginjak dunia kerja saja sudah harus meminta maaf di hadapan para orang tua wali dikarenakan masalah gaya pakaian, harga dirinya terinjak, namun dia tidak berdaya, hanya solusi ini saja untuk tetap bekerja di sini.

Dia membungkuk pinggang, berkata dengan nada lembut :”Di sini saya meminta maaf kepada para bapak dan ibu mengenai kecerobohan saya di hari ini, semoga para bapak dan ibu dapat memberikan kesempatan sekali lagi, untuk selanjutnya, saya akan lebih hati-hati dalam bertingkah laku, akan belajar dengan para senior di TK.”

Yaya berkata dengan air mata tersedu-sedu dan sangat kasihan, para bapak murid semakin merasa tidak tega dengannya, dan mulai membelanya.

Akan tetapi, dia tidak mengetahui bahwa, dirinya semakin memancing rasa simpati para bapak murid, akan semakin memancing emosi para ibu murid.

Niat utama dari para orang tua memang tidak ingin memperbesar masalah, sehingga ibu wali sebelumnya berkata :”Seandainya ibu Trivia sudah berkata demikian, aku juga tidak berkomentar lagi, akan tetapi, seandainya dia berpakaian tidak rapi atau bertingkah tidak sopan di hadapan anak-anak, aku pasti akan protes.”

“Benar sekali, apabila seorang guru tarian, berarti mengajar anak perempuan menari, anak-anak suka meniru, takutnya ada anak yang meniru gaya pakaiannya, seandainya sering berpakaian yang menampakkan pinggang dan paha, akan betapa parahnya ? Merusak moral dan etika sosial. Akan tetapi, seandainya ibu Trivia sudah berkata demikian, aku juga bisa memberikan kesempatan sekali lagi untuk anak muda sekarang, semoga dia dapat menghargai ini.”

Trivia berkata dengan tulus :”Terima kasih atas toleransinya.”

Acara selanjutnya, Yaya tidak menghadiri lagi, tidak tahu juga sedang bersembunyi dan menangis di mana.

Gavin membawa Bobi dan Nana mendapatkan juara satu untuk berbagai jenis permainan, dia dan kedua anaknya bekerja sama untuk memindahkan hadiah penghargaan ke dalam mobil, isinya penuh satu bagasi mobil.

“Sudahlah, kalian berdua naik ke dalam mobil dulu, ayah pergi memeluk ibu, ingat ya, hanya boleh menunggu di kursi belakang, tidak boleh beranjak ke depan dan pencet sembarangan, saling mengawasi ya.”

Nana dan Bobi menerima perintah, menjawab bersamaan :”Baik, siap !”

Gavin tersenyum, cara Bobi memberi hormat lumayan tepat, sepertinya ada yang bisa mewarisi karir dan jabatan keluarga Pradipta.

“Baik-baik menunggu di dalam ya, ayah dan ibu akan datang segera.” Dia sambil berkata, sambil kembali lagi untuk memeluk Laras.

Namun di luar dugaannya, ada yang menghalanginya di tengah jalan, tiba-tibaYaya muncul di hadapannya, dan menghalangi jalannya.

Reaksi di wajah Gavin mulai tidak senang, dia mengganti arah, sengaja menghindarinya.

Akan tetapi, gadis ini tetap tidak pasrah, saat Gavin berjalan ke arah kiri, dia menghalangi di depannya, saat Gavin berjalan ke arah kanan, dia tetap menghalanginya, intinya harus menghalangi jalannya.

Gavin menghela nafas beratnya, ekspresi emosi di wajahnya semakin terlihat, “Kamu mau apa ?”

“Aku…Aku sangat yakin kamu orang yang menolong nyawaku, pada saat itu aku pernah mendengar rekan orang itu memanggil namanya, meskipun tidak terlalu jelas, tapi aku ingat dia bermarga Pradipta, kamu juga bermarga Pradipta, berarti tidak bakal salah lagi.”

“Iya kenapa juga, kalau tidak kenapa juga ? Seandainya orang lain yang hampir tenggelam, atau rekanku melihat orang yang hampir tenggelam, tetap akan menolongnya.”

“Jadi kamu sudah mengakuinya ?”

“…..” Gavin merasa tidak berdaya sekali, Yaya semakin mendekat padanya, dia hanya bisa mundur, “Ibu Fang, tolong perhatikan tingkah laku dan kata-katamu, jangan baru saja introspeksi diri secara umum, sudah mulai berbuat salah lagi.”

“Aku hanya ingin berterima kasih kepada orang yang menolong nyawaku, ada salah ?”

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu