Cinta Pada Istri Urakan - Bab 77 Mempublikasikan Hubungan (1)

Ruang perjamuan acara sangat berantakan, sepertiga dari tamu undangan telah pergi, sisanya juga telah bersiap untuk pergi, dan mereka semua sedang berbisik-bisik.

Didampingi dengan suara dari wanita tak dikenal itu, Gavin berjalan melewati keramaian, dengan langkah yang cepat ia berjalan menuju kearah meja utama.

“Apa yang telah terjadi Laras?”

Suara yang tenang itu seperti sebuah keajaiban, seketika bisa menstabilkan hati keluarga Atmaja.

Rama minum banyak, aroma anggur beserta amarahnya keluar secara bersamaan, hidungnya tampak merah, matanya juga tampak merah, badannya penuh dengan aroma alkohol, ia berjalan menuju Gavin dan menarik lengan tangannya, ia berbicara dengan terburu-buru : “Tuan Gavin, tolong dengarkan aku, ini hanyalah gosip palsu, meski orang tua Laras sudah tidak ada, tapi aku sebagai paman dia menjaganya dengan sangat ketat, hal buruk seperti itu tidak pernah ada, bagaimana mungkin ada hal seperti itu? tidak mungkin!”

Nagita membangunkan suaminya yang sedang terbawa emosi, ia menangis sambil berkata “semenjak kamu membawa Laras pergi dari rumah ini, kami semua hidup dalam bayang-bayang yang menakutkan, hari ini aku akan mengatakan yang sejujurnya agar kamu tau”

Maira mencoba menghalangi mamanya, “mama....”

“Maira kamu jangan menghalangiku, masalah sudah seperti ini, kita hanya bisa mengatakan yang sejujurnya dan meminta maaf. Tuan Gavin, kami memang benar pernah memperalat Laras, Tuan Tere sudah lama menginginkan Laras kami, saat itu kami juga tidak ada pilihan lain.... ”

Manda: “mama, apa yang sedang kamu katakan? .... kalian ternyata ..... kalian apa tidak salah?!”

“jangan panik, biarkan aku menyelesaikan pembicaraanku dulu, kami juga tidak lama ini mengetahui bahwa ternyata malam itu tiba-tiba Tuan Tere ada keperluan mendadak, tidak ada, tidak terjadi apa-apa antara dia dengan Laras, tapi malam itu Laras pulang dengan keadaan wajah terluka, kami juga tidak tahu apa yang telah terjadi. Laras, Paman dan bibi bersalah padamu, akhirnya kami juga mendapatkan balasan.... ”

Dengan tangannya yang gemetaran, sang kakek mengelus kepala Laras, mata sang kakek terlihat berkaca-kaca, lalu terisak : “cucuku, kakek bersalah kepadamu”

Laras pernah berkata ingin memutuskan hubungan dengan keluarga Atmaja, tetapi yang namanya hubungan darah, tidak bisa bilang putus begitu saja, melihat paman yang berkata akan menjamin atas dirinya, melihat bibi yang meminta maaf padanya dengan penuh rasa penyesalan, dan juga mememandang wajah kakek yang tua dan sedih, hatinya pun luluh.

Dapat mendengar permintaan maaf dari paman dan bibi yang dulunya begitu sombong, baginya ini sudah cukup melegakan.

Gavin melihat keluarga Atmaja yang begitu terpukul, ia pun berdiri dan berkata: “hari dimana aku membawa pergi Laras, dia sedang berkelahi dengan orang.”

Laras mengangkat kepala dan menatapnya, hal seperti ini, terkait dengan nama baik seorang wanita, ada atau pun tidak, tetap akan seperti kain putih yang dicelupkan kedalam air kotor, dia tidak tahu bagaimana cara Gavin menanganinya, juga tidak tahu selanjutnya harus bagaimana menyelesaikannya.

Disaat semua berpikir ini adalah akhir bagi keluarga Atmaja, ekspresi Gavin malah terlihat begitu santai.

Dia membungkukkan badannya dan meletakkan tangannya dibahu Laras, lalu berkata : “aku adalah suaminya, juga adalah pria pertamanya, semua harap tenang, hal seperti ini akan aku selidiki, aku tidak akan membiarkan Laras menanggung fitnah dan penghinaan ini”

Laras mengangkat kepalanya, pria gagah dan tinggi ini adalah andalannya di masa depan, “terima kasih, Gavin.”

“bodoh, kenapa berterimakasih? masalahmu adalah masalahku juga.”

“bagaimana kamu bisa kemari, bukannya kamu ada rapat?”

“setelah selesai rapat langsung bergegas kesini, aku mengerjakan segala sesuatu dengan baik.” setelah selesai berbicara, Gavin memberi hormat kepada kakek lalu memberikan sebuah hadiah kepada kakek sambil berkata “kakek, semoga panjang umur, bahagia selalu.”

Suasana hati kakek seperti roller coaster, naik dan turun, setelah menerima hadiah, sang kakek tertawa sambil berkata “terima kasih, terima kasih, kedepannya Laras kami, kami percayakan pada Tuan Gavin.”

“panggil namaku saja, aku adalah junior”

“baik, Gavin.” kakek mengangguk dengan senang.

Dalam waktu yang singkat, para tamu yang awalnya meninggalkan kursi telah kembali ke tempat duduk masing-masing, acara ulang tahun yang hampir hancur berantakan akhirnya kembali ramai, dan bahkan terlihat lebih menyenangkan dari sebelumnya.

Awalnya semua tamu undangan fokus ke rumor yang beredar, melihat Gavin tidak di acara, Laras juga tidak ada dimeja utama, para tamu undangan mencurigai rumor yang beredar ini, setelah melihat Gavin datang secara pribadi untuk menghadiri ulang tahun kakek Atmaja, wajah para tamu undangan pun berubah menjadi ramah dan tulus.

Nagita mendorong suaminya dengan siku tangannya, Rama segera melupakan kesedihannya dan berkata: “semuanya mari duduk, pelayan, lanjutkan perjamuan makanannya.”

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu