Cinta Pada Istri Urakan - Bab 658 Merasakan Kehilangan Cinta

Malam itu, Laras tinggal lumayan lama di rumah Suli, Gavin mendesak beberapa kali di lantai bawah.

Begitu turun, Laras langsung mengeluh kepada Gavin, “Sudah kubilang, ini masa periode khusus, emangnya tidak boleh aku menginap? Bagaimana kalau dia terjadi sesuatu?”

Kesabaran Gavin sudah lama hilang, “Bagaimana hidup di dunia hiburan kalau tidak ada kemampuan untuk melawan tekanan ini.”

“Iya juga, tapi.....”

“Kamu seorang wanita yang sudah berkeluarga, membiarkan anak-anak dan suamimu di rumah tanpa kembali, seperti apa kamu?”

Dia dipanggil ‘Wanita sudah berkeluarga’! Laras malas melayaninya, dia langsung berbalik dan menghadap ke arah jendela.

Gavin melihatnya mencibir, dia langsung tahu Laras sedang kesal, dia membantunya mengencangkan sabuk pengaman, dia sengaja mendekatinya dan berbisik di telinganya, “Aaron menunggu lumayan lama di lantai bawah, dia baru saja pergi, apakah kamu tidak tahu?”

“Ah?”

“Ah apaan, Ah kepalamu!”

“Kalau begitu, apakah dia melihatmu?”

“Ya, aku menyuruhnya cepat pergi, di masa-masa seperti ini, akan diambil foto kapan saja, kalau benar-benar difoto, dia benar-benar tidak dapat menjelaskannya.”

“Apakah besok akan masuk berita?”

“Tidak, dia tidak bodoh, dia datang dengan mengganti mobil lain, dan berhenti di tempat parkir seberang jalan.”

“Untung saja, mereka benar-benar adalah sepasang kekasih yang kasihan.” Hati Laras sedang berjuang, “Aku ingin sekali membantu mereka, bagaimana?”

Gavin memelototinya dan menegur: “Sekarang Suli memiliki pacar, tidak peduli apapun, jangan biarkan Aaron ikut campur, dia tidak dapat mengendalikan diri, emangnya kamu juga tidak mengerti? Kalau terlibat dalam hubungan orang lain, itu namanya pihak ketiga, dia akan dihina selamanya, ngertikah?”

Laras segera mengangguk, “Aku ngerti.”

“Ayolah pulang, sudah jam berapa?”

Laras tersenyum, “Tuan suami jangan marah.”

Hari berikutnya, mungkin Aaron sudah diam-diam menanganinya, perhatian terhadap berita Roka benar-benar menurun.”

Suli mendengar kata-kata Laras, tetap berada di rumah, dan kadang-kadang dia akan melihat ke bawah dari luar jendela, dia merasa setiap orang yang berjalan di luar apartemen, mungkin saja adalah reporter.

Sekitar jam sepuluh, ponselnya tiba-tiba berdering, “Halo, siapa?”

“Nona Fang, ada paketmu.”

“Paket? Aku tidak memesan barang.”

“Dalam nota tertulis nama penerima 'Nona Fang', lalu alamatmu dan nama apartemen, tetapi tidak menulis nomor rumah.”

Suli mendengar alamat yang dia katakan tidak salah, dia berpikir kembali, mungkin saja dia membeli sesuatu dan lupa, “Apa barangnya?”

“Kalau ini, aku tidak tahu, Nona Fang, bisakah kamu turun untuk mengambilnya? Masih banyak paket yang harus kuantar, hari ini temanku tidak keluar, hanya aku sendiri.”

“Kalau begitu kamu serahkan saja kepada satpam di bawah.”

“Tidak ada seorang pun di dalam, kalau tidak aku tidak perlu meneleponmu.”

Suli melihat sekantong besar sampah di sebelah tong sampah dapur, dan sudah akan berbau kalau tidak membuangnya, jadi dia berkata, “Oke, kamu tunggu sebentar, aku akan segera turun.”

Dia keluar dengan menenteng kantong sampah, dan hanya membawa ponselnya.

Dia juga seorang penggemar belanja online, sering membeli barang online, nama penerimanya memang tulis "Nona Fang", dan alamat rumahnya memang hanya menulis nama apartemen. Dulu, paketnya selalu diterima oleh satpam di lantai bawah.

Mungkin Pak satpam ada urusan dan pergi, tidak apa-apa, mumpung aku juga mau turun dan membuang sampah.

Suli mengenakan sweter putih, setelah melangkah keluar dari tangga listrik, dia mengenakan topi sweternya.

Sebuah van kurir berhenti di pintu apartemen, pintu belakang mobil terbuka, dan kurir itu membungkukkan tubuh sedang mencari paket di dalam.

Suli membuang sampah ke tempat sampah, dan kemudian berjalan ke sana, “Hi, aku datang mengambil paket.”

“Apakah kamu adalah Nona Fang?”

“Ya Benar.”

“Tunggu sebentar, terlalu banyak paket, aku harus mencari dulu.”

“Baiklah.”

Abang kurir mencari lumayan lama dan tidak menemukannya, dia agak segan, masuk ke dalam mobil dan terus mencari.

“Nona Fang, coba kamu carikan di tumpukan dekat luar pintu.”

“Oke.”

Saat itu Suli benar-benar menyangka itu adalah pengiriman kilat, karena mobilnya adalah mobil pengantar barang dengan logo pengiriman kilat dan dia mengenakan seragam dari perusahaan pengiriman kilat, siapa tahu ternyata karyawan kurir juga bisa dipalsukan.

Dia menundukkan kepala mencari di luar pintu mobil, dan tiba-tiba diseret masuk oleh abang kurir di dalam. Dia terkejut dan menjerit, tetapi Abang kurir langsung menutup mulutnya dengan handuk, bau yang sangat menyengat masuk ke dalam lubang hidungnya.

Seluruh tubuh Suli diseret masuk ke dalam, dan hampir pada saat yang sama, mobil van itu berjalan.

Abang kurir sambil menutupi mulut dan hidungnya sambil menutup pintu dengan kakinya.

Suli berteriak, kedua kakinya tidak berhenti menendang, mengapa mobil berjalan? Bukankah hanya dia seorang? Mengapa ada yang mengendarai mobil?

Pada saat ini, pintu mobil van ditendang terbuka olehnya, pintu belum ditutup rapat sebelumnya.

Suli mengaitkan kakinya dan tubuhnya sudah keluar setengah.

Pada saat ini, mobil sudah berjalan, meskipun jatuh, juga lebih baik daripada dibawa pergi.

Dia meninju di wajah Abang kurir.

Abang kurir sedang mencengkeram pundaknya dengan kedua tangan. Dia tidak sempat bersembunyi, dan langsung menerima tinjuan itu.

“Tolong, tolong......” Suli menjerit meminta bantuan, “Seseorang diculik, tolong......”

Abang kurir mencengkeramnya dengan ganas, dan tidak melepaskannya. Pukulan-pukulan ini sama sekali tidak terlalu kuat baginya, dia masih bisa menahannya.

Pengemudi tiba-tiba mempercepat kecepatan dan pintu terbuka lagi sedikit.

Suli penuh harapan, kakinya sudah berada di luar pintu mobil.

Dan tepat pada saat ini, bau menyengat itu mulai berefek, dia merasa lengannya bergetar, kepalanya semakin pusing, kelopak matanya juga semakin berat, dan tinjunya menjadi semakin lembut, lebih lembut daripada menggelitik.

Ups, itu adalah obat bius.

Abang kurir melihat situasi ini, dia menarik pundaknya dan menyeretnya masuk ke dalam.

Bump...... Dia menutup pintu dengan kuat.

“Menutup mulutnya sebentar lagi, hati-hati dia berpura-pura.” Pengemudi di depan mengingatkannya, itu adalah suara seorang wanita.

Tasya ?!! Suli tiba-tiba kembali sadar dan berteriak, “Tasya, kamu adalah Tasya!”

Teriakan yang dia pikir, sebenarnya tidak ada suara sama sekali, dia sudah sepenuhnya kehilangan tenaga, dan bahkan tidak dapat berkata.

Ali mengambil handuk dan sekali lagi menutupi hidung dan mulutnya.

Suli tidak memiliki tenaga untuk berjuang, dan perlahan-lahan, dia bahkan tidak bertenaga untuk membuka matanya.”

“Sudah pingsan?” Tasya bertanya.

Ali menepuk wajahnya, “Sudah pingsan, cepat, berhenti di pinggir jalan. Biarkan aku yang mengendarainya.”

"Oke."

Tasya pindah ke tempat duduk samping, dan Ali duduk di tempat pengemudi, dia menginjak pedal gas dan melaju pergi.

Tasya memutar kepala melihat ke belakang dengan tatapannya yang kejam, “Aaron, kamu tunggu saja, aku akan membuatmu merasakan kehilangan cintamu.”

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu