Cinta Pada Istri Urakan - Bab 671 Apa Lagi Yang tidak Dia Puaskan?

Awalnya ketika mengatakan bahwa Suli diculik, paman kedua langsung menemani Lisa buru-buru kembali ke dalam negri, untungnya Suli diselamatkan, lalu keluarga paman pertama dan juga keluarga paman kedua datang kemari, bahkan nenek yang ada di ruang inap juga datang.

Meskipun baru akhir-akhir ini hubungan Lisa dan Suli dan keluarga Badriah sudah membaik, tapi setiap orang di keluarga Badriah sangat mengkhawatirkan Suli.

Ini adalah kekuatan darah lebih kental dari air, ini adalah keluarga.

Suli melihat semua orang, matanya berair, sejak papa meninggal di usia 6 tahun, dia dan mama dan semua keluarga Badriah putus hubungan, dia juga tidak pernah bertemu paman besar dan paman kecil, sudah 20 tahun lebih, beberapa kakak dan adik lebih tidak pernah bertemu.

Tapi begitu dia kecelakaan, tidak peduli mereka ada dimana, sedang sibuk dengan apa, semuanya bersatu datang kemari.

Kebaikan ini, dia tidak bisa mengutarakannya dengan kata-kata.

Aaron melihat semua orang, juga terkejut, dulu dia hanya tau Suli dengan tante selalu tinggal berdua, tidak tau kalau dia mempunyai begitu banyak kerabat.

Dan juga Dao Minghe ada disana, dalam sekejap dia merasa canggung.

Lisa menangis bahagia, tangannya gemetaran menarik anak gadisnya, "Kenapa sampai terluka seperti ini?"

Suli tersenyum menghibur mamanya, juga menghibur semua orang, "Aku tidak apa-apa, hanya luka kulit luar saja," Dia dengan pelan menggaruk topi di atas kepalanya, "Hanya saja bagian atas rambut tercukur sedikit, menjadi jelek, ma, jangan menangis lagi, nanti nenek khawatir lagi."

"Baik, tidak menangis lagi, aku hanya terlalu senang." Lisa berputar melihat Aaron, tiba-tiba berlutut di atas lantai.

Aaron terkejut, langsung maju memapah Lisa untuk berdiri, "Tante, berdiri, tidak perlu seperti ini."

"Terimakasih, terimakasih, terimakasih......"

"Kejadian ini memang awalnya karenaku, anda tidak menyalahkanku melibatkan Suli aku sudah merasa bersyukur."

Lisa dibantu Aaron berdiri, dia melihat Aaron, hatinya sangat menyayangkan, tatapannya penuh rasa bersalah, merasa bersalah untuk suaminya yang sudah meninggal, juga merasa bersalah untuk Suli, mereka, satunya mengkhianati Alladin, satunya menyakiti Aaron, dia benar-benar sangat tidak tega.

"Mana mungkin aku akan menyalahkanmu, kamu adalah anak yang baik, paling tidak bersalah, itu semua karena nona Jiang yang tidak bisa berpikir terbuka, kamu lihat hari ini disini juga tidak mempersiapkan apa-apa, tunggu nanti, saat luka Suli sudah sembuh, tante akan berterimakasih padamu."

Pada saat Lisa berbicara, menggunakan sudut matanya melirik ke belakang kepala, Aaron tau, Lisa sedang mengingatkannya kalau hari ini tidak cocok.

Dulu pada saat mereka berpacaran, Lisa bersikap tulus padanya, sekarang, dia juga tidak ingin membuat Lisa dan Suli kesulitan, oleh karena itu, dia langsung berkata: "Mengantarkan Suli dengan aman sampai ke rumah, tugasku juga sudah selesai, kalian berkumpul dulu, aku masih ada urusan, pergi dulu."

Aaron dengan berwibawa mengangguk sopan kepada semua orang di dalam, memang benar orang yang pernah berada di acara besar, meskipun hati tidak tenang, wajahnya malah tetap sangat tenang, "Semuanya, kalau ada informasi apa-apa, pihak kepolisian akan memberitahu, seharusnya kepolisian masih harus mencari Suli bertanya keadaan, aku pergi dulu."

Mungkin juga rasa bersalah, Aaron melihat semua orang, tapi tidak melihat Dao Minghe.

Lisa : "Hati-hati di jalan, kalau begitu kami tidak mengantarkanmu lagi."

Aaron melambaikan tangan dan masuk ke lift.

Suli kembali ke rumah dengan selamat, semua orang sangat senang, dia berjalan ke hadapan nenek, menundukkan badannya, menarik tangan neneknya dan memegang wajahnya sendiri, "Aku tidak apa-apa, nenek, jangan khawatir lagi, aku sungguh tidak apa-apa."

Nenek menangis bahagia, mengeluarkan suara yang sangat pelan, "Baik, baik......"

Bibi pertamanya mengusap air mata dan berkata: "Nak Suli, nenek tau kamu diculik dari televisi, marah sekali sampai melempar gelas dan mangkuk, tidak makan dan tidak minum, memaksa untuk datang, bagaimana ditegur tidak mau dengar, seperti anak kecil."

Suli: "Maaf, sudah membuat kalian semua khawatir."

Setelahnya, semua orang bekerja sama, yang laki-laki keluar membeli sayur, yang perempuan mencuci dan memotong, mempersiapkan makan malam yang mewah untuk semua orang.

Suli beristirahat di kamar, sedang berbaring di tempat tidurnya, hatinya sungguh sangat tenang.

Dao Minghe diluar juga tidak bisa membantu apa-apa, dia pun masuk untuk menemani Suli, "Aku memanaskan susu, mau minum?"

"Terimakasih." Suli duduk tegak, menerima gelas dari tangannya, tatapannya menghindar, tidak berani langsung menghadapinya.

"Kamu.......pasti sangat takut bukan?"

"Ehn."

"Aku begitu melihat berita langsung pulang, dari tau sampai sekarang, aku belum tidur."

Suli menundukkan kepalanya, "Maaf, sudah membuatmu khawatir."

Intonasi Dao Minghe sangat tertekan, "Suli, kamu selalu begitu segan, kalau tidak mengatakan terimakasih, pasti mengatakan maaf, kamu dan aku, kenapa begitu segan? Aku adalah pacarmu."

"Aku......"

"Mau meminta maaf lagi"

"......"

"Apakah selain maaf, kamu tidak mau mengatakan apa-apa lagi kepadaku?" Dao Minghe duduk di tepi ranjang, sangat dekat dengannya, "Aku hanya ingin bertanya padamu."

Suli menatapnya dengan curiga.

"Kamu dan Aaron, apakah sudah berbaikan?"

Suli dengan cepat menggeleng, "Tidak ada."

"Kalau begitu, apakah kamu sedang bersiap-siap untuk putus denganku, setelahnya balikan dengannya?"

"......." Suli sangat merasa bersalah, sepanjang jalan ini dia dan Aaron tidak ada mengatakan untuk balikan, karena mereka berdua tau, sekarang tidak cocok.

"Aku tidak ingin mendengar kamu mengatakan maaf kepadaku lagi, aku tidak mau menjadi orang baik." Dao Minghe sangat sedih, perasaannya terus terteka sejak detik dia melihat Suli dan Aaron muncul bersamaan di depan pintu, mengubah rasa khawatir menjadi sakit hati, dia tau di dalam hati Suli masih ada Aaron, dia terus berusaha untuk mendekatinya, pada akhirnya hanya sia-sia.

"Suli, aku sungguh sangat ingin menemanimu setiap hari, tapi pekerjaanku menakdirkanku tidak mempunyai banyak waktu untuk menemanimu, aku mempunyai sebuah tim kerja menungguku, aku tidak boleh meninggalkan semua orang karena berpacaran. Aku sekarang sangat menyesal menerima pekerjaan selanjutnya, kalau aku bisa menemanimu lebih banyak, mungkin saja, aku bisa menyingkirkan dia dari hatimu."

Suli tidak berani memotong, dia tidak tau Dao Minghe ingin menyampaikan apa.

"Suli, aku tau kamu dan dia tidak bersalah, meskipun sudah putus juga selalu memikirkan satu sama lain, tapi bukankah manusia harus melihat kedepan? Kalau kalian balikan, pasti akan putus lagi karena alasan dulu kalian putus, karena keluarga Pradipta, tidak akan bisa menerimamu. Sedangkan kamu, untuk apa menanggung kesedihan putus untuk sekali lagi?"

Dao Minghe selalu orang yang mengerti, "Suli, aku merasa kita berdua paling cocok, kita bekerja di bidang yang sama, ada sangat sangat banyak kesamaan, kalau menikah, kita adalah pasangan yang angka serasi paling tinggi, kita pasti akan bahagia."

Suli mengerti, Dao Minghe sedang menegurnya untuk melepaskan Aaron, Dao Minghe jelas-jelas adalah pacarnya, malah begitu sabar membujuknya untuk melepaskan mantan pacarnya, kerendahan hati ini, membuatnya sangat merasa bersalah.

Benar, sifat dan emosi Dao Minghe begitu baik, juga pacar idaman ribuan wanita, malah begitu menyayanginya, apa lagi yang tidak dia puaskan?

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu