Cinta Pada Istri Urakan - Bab 592 Bagaimana Bisa Kamu Pergi Tanpa Pamit

Operasi nenek berjalan dengan lancar, mereka bisa bernafas lega untuk sementara waktu, nenek dirawat di ICU, namun mereka masih belum diperbolehkan untuk masuk menjenguk.

Jadi mereka memilih kembali ke hotel untuk beristirahat terlebih dulu.

Ketika malam tiba, kakak ketiga sekeluarga sampai di Kota Jakarta. Hubungan tiga kakak beradik yang terputus selama lebih dari 20 tahun akhirnya berkumpul bersama kembali.

Di taman tengah hotel, mereka bertiga duduk bersama.

Sudah 20 tahun, anak kita sudah dewasa semua, masih ada dendam apa lagi?

Sebagai paman tertua dari Suli, dia sangat peduli dengan keponakannya, “Aku dengar Suli mendapat masalah? Apa dia mempunyai masalah dengan orang lain?

Lisa menggelengkan kepala, “Tidak, memang dia membuat masalah apa?”

“Lalu kenapa dia bersembunyi”

Lisa menghela nafas dalam-dalam, mengutarakan permasalahan Suli di dalam keluarga, “Keluarga Pradipta sangat makmur dan ternama, sebenarnya aku tidak ingin Suli berhubungan dengan mereka. Tapi Aaron sebenarnya baik, dia peduli kepada Suli, juga kepadaku. Akan tetapi Ayah dan Ibunya tidak setuju dengan hubungan mereka, kebetulannya lagi, ayah Aaron bukan lain adalah Alzali.”

Mereka pun terkejut mendengarnya, sungguh hubungan yang sangat malang.

“Aku khawatir Suli dan Aaron akan terus tidak ada kejelasan seperti ini, jadi tidak dapat menahan untuk menceritakan permasalahan Ayahnya Suli, Suli sebenarnya sangat stabil, Dia sudah tinggal selama tiga bulan bersamaku, dia sudah berkata akan melepaskan segalanya. Kontrak Suli di perusahaan Aaron habis tahun ini, setelah itu dia tidak akan melanjutkan kontrak tersebut, untuk kedepannya seperti apa, Dia juga masih belum tahu.”

Thoran memberikan usul, “Bagaimana jika tinggal bersamaku di Singapura? Berada dalam satu kota, jaraknya tidak cukup jauh, jangan sampai keadaan yang sama terulang kembali, aku takut dengan kondisi Suli seperti ini sulit untuk mendapatkan yang baik?”

Rohim dengan khawatir berkata: “Aku dengar di dunia entertainment banyak artis mengidap depresi, kamu harus sedikit lebih memperhatikan Suli, jangan membuatnya depresi. Aku lihat usulan adik ketiga cukup bagus, di dalam negerinya tidak akan bisa hidup sebagai manusia normal walaupun sudah mundur dari karir keartisannya, tidak seperti jika dia pergi ke luar negeri.”

Setelah beberapa kata, Lisa pun menyadari, sebenernya kakak dan adiknya sangatlah memperhatikan dirinya dan Suli, dia pun mengangguk dan berkata: “Baiklah, aku akan berbicara dengan Suli.”

Para orang tua sedang bernostalgia di luar, di dalam kamar anak anak saling mengenal satu sama lain, betul, Suli cukup familiar juga sekaligus asing dengan mereka.

Paman pertama memiliki seorang putra tunggal, sedangkan paman kedua mempunyai dua anak laki-laki, Suli adalah satu-satunya anak perempuan diantara mereka.

Anak perempuan satu-satunya selalu mendapatkan kasih sayang lebih, sama seperti Lisa dulu.

Para sepupu sungguh baru pertama kali bertemu dengan artis secara langsung.

Kakak sepupu tertua sudah berkeluarga, istrinya baru melahirkan anak kedua, istrinya berada di rumah mengurus anak.

Kedua adik sepupunya berumur tidak jauh dengan Suli, mereka sudah mempunyai teman wanita.

Tidak ada kesan yang terlalu banyak diantara anak-anak, dalam suasana kekeluargaan, mereka semua sangat ramah ketika bertemu dengan Suli, mengelilingi Suli dan berbincang.

Mereka bertanya banyak hal seperti tentang apakah benar artis terkenal memiliki anak dari hasil hubungan di luar nikah?

Atau bertanya tentang hubungan sepasang artis, apakah sudah benar-benar bercerai?

Dan hal lainnya.

Suli tidak menyangka para lelaki juga tertarik dengan gosip seperti ini.

Pada sore hari, mereka semua kembali ke kamar masing-masing untuk berisitirahat, semalaman mereka diperjalanan menuju Jakarta, mereka lelah dan khawatir, juga tidak beristirahat, para orang tua sudah tidak dapat menahan kantuk.

Suli dan Lisa tidak pulang ke rumah, mereka juga memesan satu kamar di hotel, Lisa langsung tidur begitu masuk ke dalam kamar, Suli malah tidak bisa tidur, dia lelah dan mengantuk namun masih tetap terjaga.

Dia melentangkan badan dalam selimut, di dalam selimut, dia diam-diam membuka WeChat.

Banyak pesan yang belum terbaca, pesan dari Aaron lah yang paling banyak, juga pesan dari teman yang tak terhitung banyaknya, dia lalu membuka beberapa pesan dari teman-temannya, hanya saja dia tidak berani untuk membuka pesan dari Aaron.

Dia berpikir, mungkin karena jarak dan waktu yang memisahkan tidak cukup jauh, sehingga hatinya masih merasa sangat sakit.

Mama berkata paman terakhir ingin mengajaknya ke Singapura, mama ingin sekali pergi, tapi Suli? Apa dia mau pergi?

Apakah dia bersedia mundur dari dunia entertainment, meninggalkan pekerjaan yang dia sukai, sanggupkah seumur hidup dia tidak akan bertemu dengan orang tersebut?

Dengan semuanya ini, apa dia akan merasa nyaman?

Tiga hari setelah operasi, nenekpun sadar, selain suster yang bertugas, anak-anaknya pun bergantian menjaganya.

Malam itu, Suli di rumah memasak sup untuk membawanya ke rumah sakit.

Hari sudah malam, Suli memakai jaket panjang sampai mata kaki, memakai topi dan masker, menutup diri rapat-rapat, bersiap pergi ke rumah sakit.

Kabar tentang dirinya di internet, masih menjadi topik pembicaraan hangat, tapi, asalkan dia tidak menunjukan diri ke publik, maka berita-berita tersebut cepat atau lambat akan mereda.

Sama seperti dirinya dengan Aaron, hanya dengan tidak bertemu, maka perasaan itu lambat laun akan lenyap.

Dia duduk di dalam kamar pasien, berbincang sejenak dengan sang nenek.

Kondisi nenek semakin membaik, dia sudah bisa makan sendiri, juga bercanda gurau

“Suli, nenek dengar kamu dan Ibumu akan pergi ke Singapura bersama paman ketiga?” tanya nenek.

Suli menjawab dengan bingung, “Tinggal untuk beberapa hari terlebih dulu, lihat apa mama bisa beradaptasi.”

Nenek berkata: “Huh, nenek sangat ingin kembali tinggal di kampung, tapi paman tertuamu itu selalu ingin nenek tinggal bersamanya, kelak kita akan sulit bertemu.”

“Nenek, sekarang komunikasi sudah sangat maju, asalkan ada internet, kapan dan dimana pun bisa video call, lagi pula, Singapura juga tidak jauh, nenek lihat paman ketiga, bukankah hanya dengan sekali telepon dia langsung kesini?”

“Itu benar juga, nenek di kampung tidak bisa bertemu siapa-siapa, tinggal bersama dengan paman tertuamu, ingin bertemu dengan siapa jadi lebih mudah, Suli, nanti ajari nenek bagaimana cara video call ya.”

“Baiklah nek, tidak masalah.”

Waktu berlalu, nenek menyuruh Suli untuk kembali ke rumah, tidak aman untuk berpergian di malam hari.

Oleh karena itu, Lusi membawa termos yang sudah kosong meninggalkan kamar pasien.

Ketika dia berjalan sampai di lift, di sudut lain tiba-tiba muncul banyangan pria besar.

Bayangan pria besar tersebut menutupi cahaya lampu di atas kepalanya, membuat pandangannya menjadi gelap.

Walau belum melihat jelas rupanya, Suli sudah mengenalinya, aroma tubuhnya sangat dikenali oleh Suli.

Aaron telah menunggu lama disana, dia melihat Lisa keluar masuk, namun tidak melihat Suli, dia sangat khawatir.

Dia sempat berpikir untuk mencegatnya di depan rumah, namun berbuat demikian akan berdampak besar jika terlihat publik, Dia tidak ingin gegabah menghancurkan karir keartisan Suli.

Selama neneknya masih di rumah sakit, Suli pasti akan datang, dan lagi dia pasti akan datang saat malam hari.

“Kemari!” Dia mengeluarkan suara rendah, Dia meraih lengan Suli, dalam sekejap mendorongnya ke dalam lift.

Suli tidak berani untuk berteriak, Dia masih di rumah sakit, hari juga sudah malam, sangat hening, suara sedikitpun akan mudah terdengar.

“Lepaskan, apa yang kamu lakukan?!” Dia memelankan suara dan bertanya, seluruh tubuhnya berusaha melawan.

Lampu di dalam lift tiba-tiba menerang, Dia mengangkat kepala menatap Aaron, cahaya terang menerangi wajahnya yang ketakutan.

Aaron menunduk menatap Suli, meskipun Suli geram, tapi warna kulitnya sangatlah cantik, setelah menghilang bersitirahat selama tiga bulan, Dia jauh lebih cantik dari sebelumnya.

“Akhirnya kamu menunjukan dirimu, kenapa kamu menghindariku?” Aaron berkata dengan nada sedih, Suli yang tiba-tiba menghilang sangat membuat Aaron merasa sedih.

“Bagaimana mungkin kamu pergi begitu saja tanpa pamitan, tahukah kamu betapa sedihnya aku?”

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu