Cinta Pada Istri Urakan - Bab 931 Jangan Takut

"Aku saja aku saja, " Laras dengan semangat untuk mencoba, "Tubuhku kuat seperti sapi, sedikit racun tidak ada efek."

Gavin terkejut seketika, ekspresi di wajahnya menjadi serius tanpa sadar, "kamu jangan buat ulah."

"Aku tidak buat ulah, semua itu harus berpikirkan yang baik, aku percaya pada Profesor Ona, percaya dokter Anis, jadi aku tidak khawatir sama sekali, aku tidak sabar menyingkirkan racun itu dan pulang ke Jakarta.

Laras mengabaikan, langsung bertanya Anis, "Apakah kondisiku cocok? Kamu katakan saja, jangan lihat dia."

Anis melirik Bos dengan dengan sudut matanya, bahaya dari obat uji klinis ini tidak dapat diprediksi, bos pasti enggan kakak ipar mengambil resiko ini, wajah bos yang serius berubah menjadi hitam seperti dewa neraka, dia sampai tidak berani melihatnya.

Laras mendorong Gavin sedikit, memalingkan wajahnya menggunakan tangannya, untuk menghilangkan tatapannya yang seperti harimau, "Kamu jangan menakuti orang oke, pergi lihat wanita berbikini yang cantik di luar jendela. Dokter Anis, kamu katakan, apakah aku cocok atau tidak?"

Anis: "Pertama obat uji klinis ini hanya untuk pasien yang sakit kritis, tapi situasi saat ini adalah bahwa pasien luar negeri tidak diberi proritas karena masalah wilayah dan waktu, pasien yang kritis di rumah sakit, selain Nguyen Song, ada dua pasien yang lain, satu adalah orang terkaya di wilayah ini, satu lagi adalah pialang saham, mereka semua adalah milliarder, setelah memakan buah-buahan liar, gejalanya jauh lebih ringan, sehingga mereka tidak ingin mengambil resiko menggunakan obat."

"Ada banyak pasien yang sakit sedang, mereka semua juga adalah orang kaya yang terhormat, setelah makan buah-buahan liar tidak keracunan lagi, banyak orang yang mengajukan permohonan keluar dari rumah sakit, menguji obat klinis, tidak bisa mengandalkan orang-orang itu.”

"Seperti kakak ipar yang termasuk orang yang ringan keracunan, racun yang paling ringan juga memiliki jumlah orang terbanyak. Tapi, sebagian besar dari orang-orang ini bahkan tidak kembali kerumah sakit untuk di periksa kembali kesembuhannya, apalagi mengharapkan mereka kembali untuk menguji obat.”

"Dibawah Gua Langit penuh dengan buah-buahan liar, saat ini tampaknya tidak akan habis-habis, jadi selain orang yang keracunan parah, tidak menganggap serius, namun karena keracunan, harus didetoksfikasi, buah liar ini tidak mudah diawetkan, bawa tidak bisa jauh, taruh tidak bisa lama, orang keracunan tidak bisa selalu tinggal disini selamanya."

"Yang paling penting, orang-orang dari negara lain yang keracunan, mengetahui bahwa buah liar di Gua Langit bisa menghambat racun, mereka terus berdatangan kemari. Pada saat itu, ketika ada lebih banyak orang, lebih banyak memetik buah liar, apa yang harus aku lakukan?"

"Aku dan Profesor Ona juga berpikir untuk membuat obat penawar generasi pertama, juga disebut obat penghambat, obat penghambat dan buah liar memiliki efek yang sama, mudah dibawa, tapi yang kami khawatirkan, makan buah liar atau obat penghambat untuk waktu yang panjang, racun itu dihambat terlalu lama, sekali kambuh, racunnya mungkin akan menjadi lebih kuat. Jadi, cepat atau lambat obat penawar racun akan digunakan, hanya saja sekarang, tidak ada orang yang berani mencoba obat itu."

Anis menganalisis masalah yang canggung ini kepada semua orang, juga menjelaskan perlunya obat penawar, tentu saja, dia terutama menjelaskannya kepada bos.

"Kakak ipar, kamu bukanlah orang yang paling cocok, tapi, ada lebih baik dari pada tidak sama sekali. "Anis melihat bos perlahan-lahan menoleh, matanya yang dingin menatap kearahnya, dia sedikit menahan diri, "Jika kakak ipar bersedia untuk mencoba, aku pasti akan memprioritaskan tubuh kakak ipar, kakak ipar belum lama diracuni, gejalanya masih ringan, dampaknya pada tubuh saat ini sangat kecil. Menurut pengalaman klinis obat baru sebelumnya, orang sehat memiliki lebih sedikit efek samping daripada yang lemah."

Gavin menyela dan bertanya: “Apa efek sampingnya?"

"Penangkal racun terdapat serum ular yang berbisa, serum ular yang berbisa itu sendiri juga beracun, efek sampingnya tidak beda jauh dengan gejala keracunan, intinya, aku juga tidak bisa mengatakannya sekarang."

Gavin mengingat ketika Laras keracunan seluruh tubuhnya yang dingin, nafasnya yang lemah, wajahnya seperti tidak ada darah, hatinya sangat menentang ini.

Tapi Laras tenang, setidaknya lebih tenang dari Gavin, dia diracuni, tidak ada yang ingin disembuhkan lebih dari dia. "Aku bisa menanggung efek samping ini, oke."

Anis menatap bos masih menolak untuk melepaskannya, juga tidak berani dengan terburu-buru setuju dengan Laras, "Kakak ipar, bos, tolong diskusikan lagi."

"Tidak perlu diskusikan lagi, sudah diputuskan, tubuhku sendiri aku bisa membuat keputusan."

Gavin menatapnya, memperingatkannya untuk tidak berbicara omong kosong.

Tapi hati Laras tahu betul, dia dengan sabar membujuknya :“Kamu lihat, jika tidak bisa menyelesaikan racun ini, aku hanya bisa tinggal disini, ketika baru datang sangatlah segar, tapi setelah kesegaran lewat, aku sangat ingin kembali, kamu sering keluar kota untuk berkerja mungkin tidak bisa mengerti tentang suasana hatiku, tapi aku tidak pernah berpisah dengan anak-anak selama ini, aku terlalu merindukan mereka, lagi pula, ibuku masih koma dirumah sakit dan belum sadar, dia juga membutuhkanku."

"Bukankah kakak sepupu menggunakan penawar racun untuk menyembuhkanku, lagi pula obat penawar generasi kedua ini dikembangkan oleh Profesor Ona, ditambah lagi dokter Anis,dibanding Profesor Michael lebih baik kan?" Laras meraih tangan Gavin, membujuknya seperti anak kecil, "Kamu setuju ya, bahaya sementara demi keselamatan permanen, sama seperti kalian mendapatkan sebuah tugas, jelas tahu sangat berbahaya, apa kalian bisa tidak pergi?"

Gavin tidak menjawab, dia mengerti kebenarannya, tapi dengan akalnya, bagaimana dia bisa membiarkannya mengambil resiko?

"dokter Anis, lakukan seperti itu, aku akan menguji obat itu, kapanpun bisa, aku akan mendengarkanmu.“

Anis melihat bahwa hatinya teguh, tapi bos tidak membuat pernyataan, dia berpikir bahwa bos diam-diam menyetujuinya, "Kakak ipar, kalau begitu besok datang dulu ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan fisik, aku akan kembali ke laboratorium untuk mendiskusikan dengan Profesor Ona, selama hasil pemeriksaan medis memenuhi syarat, kamu dapat menguji obat tersebut."

"Baiklah."

......

Pada malam hari, kegelapan menyelimuti kota, pemandangan jalanan di dekatnya redup, hanya sebuah bar kecil tak bernama di dekat hotel Santo yang penuh dengan orang.

Tepat pada saat ini, bar kecil itu mulai aktivitas.

Sonny belum pernah pergi ke bar kecil, Darius dan Jino membawanya untuk menikmati pesona bar kecil.

Laras berdiri disamping jendela dan melihat kebawah, Melihat mereka bertiga berjalan ke bar kecil, tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Istri tidak ada di sisi, apakah kehidupan santai para lelaki satu-satunya hanya ada bar?"

Gavin :"..."

"Tidak terlihat ya, ternyata Jino sangat mengenal sini, em, kembali nanti aku akan beritahu Fanny, Fanny dirumah pasca melahirkan, Jino diluar negri pergi ke bar. Dan juga Sonny, jika kakak Vero mengetahuinya, pasti tidak akan membiarkannya masuk kamar untuk tidur, yang paling menyedihkan adalah Darius, Jenny akan marah seperti orang gila, posesif dan psikopat, heh, aku akan memberitahu padanya ketika kembali nanti."

Mau tidak mau Gavin harus menggantikan saudaranya untuk menjelaskan, "Mereka mendengarkan informasi dari jalanan, bukan untuk menikmatinya, bar itu benar-benar sebuah bar, bukan tempat remang-remang mesum."

"Heh, apakah kamu juga sering pergi?"

"Kami pergi hanya untuk menanyakan informasi."

"Oke, sebelumnya bolehlah, sekarang kamu tidak punya tugas, apa yang mau ditanyakan?"

"Kamu pikir kasus di tangan kami hanya satu?"

"Baiklah, kamu selalu mempunyai alasan, aku tidak bisa mengalahkanmu berbicara."

Gavin melangkah maju dan meremas pundaknya. Dia menunduk dan melihat ke matanya. Di bawah sinar bulan, matanya cerah, seolah-olah terpancar sinar dari seluruh bintang.

Dia bisa melihat tekad wanita ini, jadi, dia juga tidak ingin menghentikannya.

"Besok aku akan menemanimu pergi, jangan takut."

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu