Cinta Pada Istri Urakan - Bab 171 Setiap Kalinya Seperti Baru Yang Pertama Kalinya

Setelah meninggalkan kampus, saat di dalam mobil Laras langsung menyombongkan dirinya, "Aku pasti tidak akan gagal di ujian akhir semester kali ini."

"Percaya diri sekali kamu?"

"Harus dong."

"Ujian remidial mata kuliah yang dulu tidak lulus sekarang semuanya sudah lulus?"

"Emm, dengan kecerdasanku ini, tentu saja harus lulus."

"Iya, dengan kecerdasanmu itu bukannya harusnya tidak lulus?"

Pandu yang sedang mengemudikan mobil di balik kemudi tidak dapat menahan dirinya untuk tidak tertawa.

Laras cemberut lalu melirik Gavin dengan tajam, "Kamu meremehkanku?"

Gavin segera mengatupkan kedua tangannya di depan dada lalu sedikit membungkuk, "Hamba tidak berani."

"Huh, baguslah jika kamu tidak berani."

Gavin tidak mengatakan apapun lagi, dia hanya menatapnya dengan penuh perasaan, gadis kecilnya benar-benar semakin lama semakin dewasa dan juga semakin cantik.

Laras juga menatapnya, tadi dia sangat gembira karena tiba-tiba bisa bertemu dengannya, jadi belum menatapnya dengan jelas, sekarang setelah diperhatikan lagi, lingkaran matanya terlihat menghitam, matanya juga terlihat merah.

"Kamu sudah berapa hari tidak tidur?"

"Kamu tidak pulang ke rumah karena sibuk di kemiliteran atau karena masalah keluarga Pradipta?"

"Jangan bilang kalau kamu sudah tidak tidur selama berhari-hari semenjak kamu pergi dinas."

"Apakah kamu belum pulang ke rumah, keluar dari pangkalan militer terus langsung kemari?"

Melihat Gavin tersenyum samar seperti itu, Laras merasa kesal dan juga sedih, "Kamu jangan mengira kalau kamu masih muda, jadi tidak memperhatikan kesehatanmu sendiri, kuberitahu ya, ini namanya kamu sedang merusak tubuhmu sendiri."

"Jangan tersenyum di depanku, yang serius dikit, tidak peduli bagaimanpun, kamu tetap harus menjaga kesehatanmu, kamu memangnya tidak tahu kalau aku akan sedih melihatnya?"

Tangan Gavin yang sedang memeluk pinggang Laras tiba-tiba menariknya dengan kuat ke arahnya lalu menunduk dan membungkam mulutnya dengan ciuman.

"Emm emm emm?......" Laras membelalakkan kedua matanya dan menunjuk ke arah Pandu dengan menggunakan tatapan matanya.

Tuan besar, disini bukan hanya ada kita berdua saja weh!

Namun Gavin terlihat sama sekali tidak peduli, dia menarik kepalanya dan memperdalam ciumannya.

Pandu mengemudikan mobilnya dengan hati-hati lalu diam-diam melirik ke kaca spion, dia tertegun saat melihatnya, untung saja dia adalah supir yang berpengalaman, jika tidak mobilnya pasti akan sedikit oleng.

Kedua majikanku yang ada di belakang, bisakah kalian sedikit mempertimbangkan perasaanku yang masih single ini?

Setelah sampai di rumah, Gavin hanya memerintahkan beberapa patah kata kepada Dewa, setelah itu langsung naik ke lantai 2.

Saat ini dia hanya ingin memeluk Laras dan tidur 3 hari 3 malam.

Tidur dalam artian yang sebenarnya!

Begitu pintunya ditutup, dia langsung memegang wajah Laras dan menciumnya dalam-dalam dengan tidak sabar.

Bibir Gavin dari yang awalnya sedikit dingin sampai kemudian menjadi panas, hanya membutuhkan waktu beberapa detik saja.

Beberapa hari tidak bertemu dengan Laras membuat sebongkah api yang ditahan di dalam hatinya tiba-tiba melompat keluar, dari semenjak bertemu dengannya di asrama, dia sudah ingin melakukan hal ini, dia bisa menahannya sampai sekarang dikarenakan pengendalian dirinya yang kuat sebagai seorang pasukan khusus.

Saat ini dia tidak ingin menahannya lagi, dia juga tidak perlu menahannya lagi.

Pakaian Laras hampir dalam sekejap mata sobek menjadi kain perca, gerakannya yang kuat dan juga serangannya yang cepat membuat Laras bagaikan sudah mati dan masuk ke dalam surga, lagi dan lagi.

Hal ini juga lagi dan lagi memperbaharui pengenalannya akan Gavin.

Setiap kalinya ada pengalaman yang berbeda, setiap kalinya juga ada percikan yang berbeda, setiap kalinya selalu seperti adalah yang pertama kalinya.

Ini mungkin adalah perasaan yang dirasakan saat melakukan hal ini dengan orang yang tepat.

Setelah selesai berolahraga, wajah Gavin terlihat penuh dengan kepuasan dan juga kelelahan yang tidak sengaja terlihat di wajahnya.

Laras membelakanginya, sedangkan Gavin memeluknya dari belakang, dia hanya berbaring diam di dalam pelukannya, punggungnya dan dada Gavin menempel dengan sangat erat.

Laras bertanya dengan lirih : "Apakah persoalan kakak pertama sudah diperiksa dengan jelas?"

"Organisasi internal bisa dibilang sudah menghapus kecurigaan terhadap Rendra, tapi karena hal ini berkaitan dengan kasus di kemiliteran, jadi kami tidak bisa mempublikasikannya dan masih belum bisa membersihkan namanya."

"Jadi dia hanya bisa terus diberhentikan seperti ini?"

"Emm.

"Kalau begitu situasi adik ketiga bagaimana? Aku lihat berita kalau harga saham Grup Gumaya masih tidak begitu stabil."

"Tenang saja, Grup Gumaya sangat kuat dan juga berakar sangat dalam, jadi tidak semudah itu terjadi sesuatu terhadapnya, anggap saja hal ini sebagai peringatan untuk Aaron, dia hanya tahu makan, minum dan bersenang-senang saja, jadi sudah seharusnya menerima sedikit pelajaran."

"Aku menganggap itu berarti......keluarga Pradipta sudah melewati badai bukan?"

Gavin mengambil nafas dalam-dalam, kemudian nafas yang dihembuskan keluar olehnya mengenai pundak Laras, terasa hangat dan juga geli.

Namun setelah menunggu lama, tetap tidak ada jawaban, hatinya semakin merasa khawatir.

"Apakah aku tidak seharusnya menanyakan semua hal ini?"

"Tidak, suara Gavin terdengar semakin berat, "Ini bukan kasus di kemiliteran, tidak apa-apa jika kamu mengetahuinya, selain itu kamu juga bagian dari keluarga Pradipta, jadi sudah seharusnya kamu mengetahui soal apa yang terjadi di keluarga ini."

Laras menyendengkan telinganya dan mendengarkannya dengan sangat serius.

"Ada orang yang sengaja menjebaknya, di dalamnya berkaitan dengan kasus di kemiliteran, jadi aku tidak bisa mengatakan terlalu banyak kepadamu, yang jelas tidak akan terjadi apapun kepada dirinya, setelah kebenarannya terkuak dia masih tetap akan bisa dipromosikan. Mengenai Aaron, biasanya dia tidak pernah begitu mengkhawatirkan masalah perusahaan, jadi begitu terjadi masalah, dia langsung panik, kali ini untung saja ada bantuan dari ayahmu, jadi dia bisa melewati krisis ini."

"Ayahku?"

"Iya, seperti saat perusahaan Atmaja bangkrut, hal ini terjadi begitu tiba-tiba, membuat serangan mendadak kepada Grup Gumaya, dana cadangan tidak mencukupi, dana yang ada di luar juga tidak bisa kembali dalam waktu yang begitu singkat. Jika tidak ada bantuan 10 triliun dari ayahmu, pasti akan terjadi masalah besar terhadap Grup Gumaya. Ayahmu, yang juga adalah mertuaku itu, secara diam-diam meminjamkan 10 triliun kepada Grup Gumaya, bahkan meminjamkannya tanpa syarat."

Laras sedikit berseru, "Memangnya ayahku sekaya itu?"

"Omong kosong, dia adalah orang Indonesia terkaya di Australia, menurutmu kenapa dia bisa berdiri di sini dalam waktu yang begitu singkat, yang pertama dia tidak punya koneksi, yang kedua dia tidak mempunyai kekuasaan, jadi yang dia andalkan adalah uangnya yang banyak."

Laras tiba-tiba saja merasa kecewa tanpa alasan yang jelas, dia berkata dengan suara yang terdengar sedih : "Jadi tindakannya yang mencampakkan istri dan anaknya dan memilih bersama dengan nona dari keluarga Bakri adalah pilihan yang tepat bukan?"

Gavin tertegun, kemudian dia segera memeluk tangannya dan menepuknya dengan lembut, "Itu adalah urusan generasi yang diatas kita, kita sebagai junior tidak usah menilai tindakannya, dapat dilihat jika ayahmu benar-benar menyayangimu, hal ini sudah cukup."

"Emm."

Mungkin karena benar-benar sangat lelah, setelah Gavin mengatakan hal itu, matanya perlahan-lahan menutup.

Tidak lama kemudian, dia mengeluarkan nafas yang teratur dan stabil.

Dia sudah tertidur.

Saat Laras menyadari hal ini, dia tidak berani bergerak sedikitpun karena takut mengganggunya.

Jika dibicarakan mungkin hanya beberapa kalimat pendek saja, namun Laras tahu kalau dia bekerja keras siang dan malam demi hasil yang mereka dapatkan hari ini.

Di luar langit semakin gelap, pria di belakangnya tidur dengan sangat nyenyak, setelah Laras berusaha dengan sangat keras, barulah akhirnya dia bisa perlahan-lahan dan juga diam-diam menarik dirinya dari dalam pelukan Gavin.

Di ruang tamu, Laras mengeluarkan ponselnya lalu mengisi dayanya, dia juga sekalian mengirimkan Wechat kepada Romo.

--"Pa, Gavin sudah mengatakan soal keluarga Pradipta, terima kasih atas bantuan papa."

Yang membuat Laras tidak menyangka adalah Romo langsung meneleponnya.

"Halo, pa."

"Laras, ini bukan masalah yang besar bagi papa, selain itu ini juga hanya karena terjadi sedikit masalah pada cash flow Grup Gumaya, uangnya juga sudah dikembalikan kepadaku dari kemarin-kemarin."

"Terima kasih."

"Tidak perlu mengucapkan terima kasih, asalkan papa bisa melakukannya untukmu, papa pasti akan melakukannya tanpa ragu-ragu, ini hanya masalah uang, jika uang bisa menukar kembali waktu papa yang hilang bersamamu selama 15 tahun, papa bersedia menukarkan segala yang papa punya."

Hati Laras terasa sangat hangat, ternyata perasaan disayang dan dimanjakan oleh orang lain itu begitu bahagia seperti ini.

Laras bertanya dengan suara yang terdengar ingin menangis : "Papa, papa harus jaga kesehatan, kelak kita masih mempunyai banyak waktu untuk bersama."

"Putri papa yang baik, itu tentu saja."

Saat ini Laras tiba-tiba mendengar suara seseorang dari telepon sebelah sana, "Direktur Atmaja, silahkan diperiksa kembali."

Ternyata papa masih sedang bekerja.

Karena itu dia segera berkata : "Pa, papa lanjut bekerja saja, aku tidak mengganggu papa lagi, kapan-kapan aku akan datang berkunjung ke tempat papa."

"Ok, datang saja kapanpun kamu mau, pintu rumah papa selamanya terbuka untukmu."

"Emm.

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu