Cinta Pada Istri Urakan - Bab 677 Dia Datang Mendengar Acara Konserku

Beranjak dari teman menjadi pacar, apabila berhasil positif tentu saja baik, namun kalau putus pada tengah jalan, risikonya adalah tidak dapat berteman lagi.

Setelah kejadian sampai saat ini, respon Suli sebenarnya sudah sangat jelas, dia tidak mengatakan putus hanya dikarenakan dia tidak tega untuk mengucapkannya.

Namun Minghe juga mengerti, perasaan tidak dapat dipaksakan.

Akan tetapi, dia adalah wanita satu-satunya yang dapat menyentuh hatinya sejak menginjak profesi ini, dan secara realita merupakan pacar satu-satunya dalam industri ini, sudah mendapatkannya dengan susah payah, dia sangat tidak ingin melepaskannya.

Udara ibarat telah membeku, meskipun di cuaca yang sangat panas, namun membuat orang merinding kedinginan.

“Duduklah, minum apa ? Mau segelas lemon madu ? Mama aku yang buat, bagus buat tenggorokan.”

“Baik, kalau begitu mau segelas.”

Suli berbalik badan menuju ke dapur, mengambil lemon yang sedang terendam dalam botol pada kulkasnya, lalu mencampurkan dengan air soda.

Minghe bersandar disisi pintu dapur, menatapnya dengan tidak tega, matanya dipenuhi perasaan yang lembut, dan juga membawa rasa pahit kesedihan.

Punggung Suli membelakangi pintu, sama sekali tidak menyadari bahwa Minghe telah berdiri di dekat pintu, dia pelan-pelan mencampurkan air, tangannya memegang sendok kecil sambil mengaduk, seluruh gerakannya mencerminkan bahwa dia sedang mengulur waktu.

Minghe menujunya dengan langkah yang ringan, tiba – tiba memeluk dia dari belakang.

Gerakan secara tiba-tiba ini, membuat seluruh tubuh Suli menjadi kaku, tangannya gemetar, sendok kecil berbahan logam terjatuh ke dalam gelas kaca, menimbulkan suara benturan “Kiang”.

“Suli.” Minghe menyebut namanya dengan lembut, hembusan napasnya seolah – olah dengan sengaja menyentuh telinganya, membuat dia semakin grogi.

Suli mengencangkan seluruh saraf otaknya, muncul kata-kata Laras di dalam pemikirannya, dia mengatakan bahwa - - Aaron sering mengajak suamiku minum alkohol dalam akhir – akhir ini, setiap kali minum pasti sampai mabuk.

Minghe perlahan-lahan memeluknya dengan erat, dagunya menempel di bahunya yang kurus, berkata dengan pelan-pelan ”Bisa datang menonton konserku ?”

“Baik.”

“Kamu tidak melihat jadwal dulu langsung jawab iya ?”

“Kalau kamu sudah mengundang aku, aku pasti pergi, kerjaan apapun pasti aku tolak dulu.”

“Pantas ya?”

“Iya.”

“Baiklah, aku akan mengatur tempat duduk untukmu, sampai saatnya kamu jangan ingkar janji.”

“Baik.”

--

Acara konser telah tiba seiring berlalunya waktu, ini pertama kalinya Minghe membuka konser, tidak ada tempat yang tanpa diisi dalam stadium sebesar ini, seluruh acara dipenuhi dengan pendukung dan warna kehijauan, apabila dipandang dari jauh mata, seluruh gedung stadium seperti ditenggelamkan dalam laut yang hijau.

Tempat duduk Suli diatur di posisi VIP, merupakan baris pertama setelah panggung, dan juga merupakan tempat terbaik untuk menikmati konser.

Dia baru sadar ketika sampai pada tempatnya, semua orang yang duduk di sekelilingnya adalah orang di dunia hiburan, ada senior dalam segi musik, dan juga orang terkenal di industri film dan televisi, semua tempat itu, kemungkinan besar diatur oleh Minghe secara spesial untuk kenalannya.

Suara di dalam acara sangat berisik, cahayanya yang gelap, dia tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang menghadiri.

“Di bawah ini, kita saksikan peran utama hari ini, Minghe !”

Pembukaan untuk acara konser telah dimulai, mengikuti berhentinya suara di layar, puluhan orang di seluruh acara berteriak dengan serentak :”Minghe, Minghe, Minghe.”

Minghe menginjak bidang ini dimulai dari acara perlombaan, sebenarnya dia juga merupakan penyanyi dan penari yang ahli, telah liris berbagai album, membuat ribuan wanita yang mengaguminya, tetapi dia sama sekali tidak pernah mengadakan sebuah konser.

Belakangan in karirnya difokuskan ke industri film dan televisi, dan tentu saja juga mendapatkan hasil yang membanggakan pada bidang tersebut, karirnya yang sebagai penyanyi ditunda begitu saja.

Meskipun inti karirnya difokuskan ke bagian industri film dan televisi, namun dia tidak pernah melupakan cita – citanya dibidang musik.

Akhirnya di hari ini, dia dapat berdiri di panggung stadium, menghadapi sorakan puluhan ribu orang, dia sangat menikmati panggung yang bersinar ini.

Area tempat duduk VIP, semua orang melambaikan tongkat cahaya sambil bersorak – sorakan, dengan senang mengikutsertakan ke dalam laut kehijauan ini, Suli juga demikian.

Waktu acara berlalu setengah, seluruh lampu di acara tiba – tiba digelapkan, presentasi piano solo diikuti irama lembut menampilkan di atas panggung.

Pada pertengahan panggung diterangi dengan cahaya, cahaya tersebut diarahkan pada tubuh Minghe, dia sedang duduk di hadapan sebuah piano sambil memainkanya. Setiap sentuhan jarinya, memberikan nyawa dan keindahan pada keyboard piano,irama yang dibawa terkesan indah dan romantis, manis namun mencerminkan kebahagiaan yang bertahap.

Seluruh penggemar yang berada dibawah panggung menyumbangkan sorakan dengan tanpa terkecuali, “Ya ampun, Minghe terlalu tampan, aku cinta kamu, Minghe.”

“Romantis sekali, jadi ingin menyatakan cinta.”

“Ini lagu baru Minghe ya? Enak didengar, sangat cocok untuk dimainkan saat pernikahan.”

“Minghe, Minghe, Minghe.”

Sorakan dibawah panggung terlalu keras, dalam pertengahan memainkan piano, Minghe mengeluarkan suara “Ssh” dengan meletakkan jari telunjuk pada bibirnya, menunjukan kepada semua orang agar dapat diam sebentar.

Para penggemar menurutinya dan diam, menikmati irama piano yang romantis dan indah.

Perlahan – lahan, musik latar belakang berputar dengan waktu yang pas, Minghe telah selesai memainkan pianonya, musik latar belakang masih berlanjut diputar, dia berdiri, langkah demi langkah menuju ke ujung panggung.

“Minghe, Minghe, Minghe.” Penggemar di bawah panggung mulai bersorakan.

“Ssh, diam sebentar, ada beberapa kata yang ingin aku sampaikan.” Terdengar jelas, suara Minghe terkesan sangat grogi.

Idola grogi, para penggemar menjadi lebih grogi, semuanya menahan nafas dan fokus mendengarkannya.

Minghe melihat dibawah panggung yang gelap gulita, mencari mesin lampu yang menyinari pertengahan stadium, berkata pada mesin itu:”Hari ini, ada seseorang yang sangat penting bagiku, juga menghadiri acara ini, benar, dia datang menonton konserku.”

Kata – kata ini dilontarkan, para penggemar mengeluarkan suara “Oo” dengan serentak, suara yang membawa nada pengertian.

“Suli, terima kasih kamu dapat menghadiri acara konserku hari ini.” Minghe langsung menyebutkan nama Suli, pada waktu yang sama, posisi tempat duduk Suli, secara tiba – tiba diterangi oleh sebuah lampu.

Pada kerumunan orang, hanya terlihat dua arah cahaya yang semakin mendekat, seolah – olah hal yang lainnya telah tiada, hanya mereka berdua yang tersisa pada dunia ini.

Setidaknya, gambaran yang ditayangkan langsung dari internet, adalah seperti itu.

Suli yang berada di tempatnya sangat panik, akan tetapi, di depan penyaksian keramaian, dia tidak dapat bertindak apapun.

Minghe, apa yang ingin dia lakukan, kenapa tidak memberitahuku terlebih dahulu ?

Minghe, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan ?

Panggung penyambungan naik bertingkat-tingkat, langsung menyambungkan panggung dan area tempat duduk VIP, pada perjalanan tersebut dinyalakan lampu, lampu stereoskop, perpaduan lampu dan bayangan, pada “jalan kecil” itu, dihujani oleh kelopak bunga, bagaikan bintang di langit, tidak dapat di gambarkan.

Pemandangan seperti ini, membuat para penggemar di bawah panggung menjadi heboh, beberapa penggemar wanita Minghe langsung melontarkan tangisan, air mata memenuhi mukanya.

Minghe menginjak pada “jalan kecil”, dengan tatapan yang dipenuhi perasaan sambil menatap Suli, dia sambil jalan sambil berkata :”Meskipun waktu kita bersama tidak lama, juga dikarenakan kerjaan, waktu yang bisa mengenal sesama juga sedikit, tetapi, tidak ada hal lain yang membuat aku begitu yakin, aku, ingin melewati sisa hidupku bersamamu.”

Sorakan sangat nyaring, hampir menutupi musik pada pengeras suara.

“Kamu mungkin akan khawatir kalau kita masih belum cukup lama mengenal sesama, kamu juga mungkin akan khawatir jalan masa depan kita belum begitu meyakinkan, namun aku hanya ingin menyampaikan, Suli, kita jangan menghabiskan waktu untuk hal-hal belum yakin, aku sudah sangat yakin, aku juga berharap kamu jangan ragu lagi.”

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu