Cinta Pada Istri Urakan - Bab 535 Kesenjangan Diantara Keduanya

Keesokkan paginya, dua tetua Pradipta dengan semangat penuh datang ke Mansion Atmaja.

Allan dan Anna seperti pertama kali bersilahturahmi, membawa berbagai macam barang berharga, postur itu, sama seperti sedang melamar.

Dari Mansion Atmaja pindah ke Kediaman Gavin, juga hanya beberapa langkah, jadi Laras juga tidak membereskan banyak barang, barang tiga orang hanya dimasukkan ke dalam sebuah koper kecil.

Suasana hati Nana dan Bobi yang sangat bagus, seperti sedang ingin bertamasya saja, sekali turun dari tangga langsung berlari keluar.

"Kakek, Nenek…"

"Eh, eh. " Anna sudah tidak sabar dan langsung menjongkok, menangkap anak-anak, kalau bisa, dia ingin sekali langsung mengendong kedua anak itu, "Aduh, tidak bisa, Nenek tidak bisa menggendong kalian berdua, hanya bisa menggendong satu saja. "

Allan yang berada di belakang terlihat sangat panik, langsung mengingatkan: "Kamu jangan sampai tidak kuat, hati-hati nanti anak-anak jatuh. "

Bobi berkata: "Kakek, Nenek, aku jalan sendiri, tidak usah digendong. "

Sampai Anna mengendong Nana, dia pun berkata: "Babi kecil mau di gendong. "

Nana mengeluarkan suara tawa seperti bel nyaring, berkata: "aku adalah babi kecil, aku adalah babi kecil yang sangat sangat imut. "

Bobi menjulurkan lidah, "Eh, tidak tahu malu. "

Sejak awal Gavin telah menyerahkan laporan rancangan kepada kedua tetua ini, keesokkan harinya Anna langsung memanggil perancang, secara khusus menyuruhnya membuat kamar Nana dan Bobi di Kediaman Gavin, dan di gedung belakang dibangun sebuah taman bermain kecil, perosotan, bola laut, kastil labirin, semuanya yang disukai anak-anak.

Melihat Anna yang membawa kedua anak itu bermain, jelas-jelas sudah sangat lelah tetapi wajahnya penuh dengan senyum kebahagiaan, kemudian Laras pun berkata: "mereka memang bisa sampai tidak menyukai kakek dan nenek ya, sampai mau apa saja dituruti. "

"Maksud Papa Mamaku agar kita tinggal di kediaman sini, aku tahu mereka bisa memanjakan anak-anak, jadi terus teguh untuk menolak, tenang saja, ada aku yang menjaga, tidak akan membiarkan mereka terlalu memanjakan anak. "

"Sebaiknya kamu jaga baik-baik, masalah ini aku tidak enak bicara. "

"Baik…Jalan, kita naik ke atas melihat-lihat. "

Kediaman Gavin masih seperti itu saja, hanya saja pelayan di rumah banyak yang berubah, kecuali Paman Dewa dan Kak Pandu, semuanya adalah orang baru.

Gavin menaruh barang Laras ke tempatnya, barangnya memang seharusnya diletakkan disini.

Laras duduk di depan meja rias dengan tenang, tempat yang tidak asing, kamar yang tidak asing, orang yang tidak asing, lingkungan yang tidak asing, tidak menyangka lima tahun kemudian, dia kembali ke tempat ini lagi.

Perasaan yang tidak bisa diungkapkan, tidak begitu mengejutkan, tidak begitu bahagia, juga tidak begitu nyaman, bahkan ada sedikit canggung.

Dia terus menghibur dirinya sendiri, yang terpenting anak-anak bahagia, yang terpenting ini yang terbaik untuk anak-anak, dia bagaimanapun juga tidak masalah.

"Sudah diletakkan dengan baik, masih kurang apa? Kita pergi melihat-lihat? "

"Tidak perlu. "

Gavin berjalan ke belakangnya, dengan perhatian membantunya mengurut bahu, "Sekarang pindah ke Kediamanku, jangan khawatir tidak ada orang menjaga anak-anak, Papa Mama dan Nenek semuanya ada, dan masih banyak orang yang dapat membantu, tentu saja tidak perlu dirimu, kelak kita… masih bisa menikmati dunia milik berdua. "

Gavin melihat Laras di kaca yang tidak berekspresi, bahkan ekspresinya sedikit dingin.

"Pikir apa? " tangannya menyentuh dagu bawahnya, menggunakan ujung jari dengan pelan menunjuk dagunya, "Melihatmu sepertinya tidak begitu bahagia…"

"aku, haha…" senyuman Laras yang mengandung sedikit kepahitan, menggelengkan kepala, berharap dia tidak bertanya lagi.

Dia selamanya tidak akan tahu, ketika dia mengetahui kabar dia yang meninggal, sudah meneteskan seberapa banyak air mata di dalam kamar ini.

Gavin membuka rak di meja rias itu, mengambil kotak perhiasan, "Ini semua adalah milikmu. "

Laras menundukkan kepala melihat, pernah, dia duduk di posisi ini, hatinya sangat sakit, sangat pilu, sampai ketika sekarang dia memikirkan perasaan saat itu, masih sangat pilu.

Di dalam kotak perhiasan itu ada 4 cincin, cincin lamaran, cincin pasangan lelaki wanita, setiap permata yang dibersihkan sampai berkilau.

"Kamu ingin memakai yang mana? aku bantu kamu pakai? "

"Tidak. " Laras langsung menolak, langsung, tegas, seperti yang akan diberikan padanya bukan sebuah cincin, seperti sebuah bom.

Gavin: "…"

Kemudian, kedua orang masuk dalam suasana yang sangat tegang dan canggung.

Laras yang terus tidak bisa bahagia, dan Gavin, akhirnya merasakan jarak di antara mereka.

"Kamu rujuk dengan Paman Kedua, demi anak? "

“iyaa, dia merasa bersalah. Jika aku tidak punya anak, Ibunya akan secepatnya memberikan seorang gadis yang lebih baik menurut Ibunya.”

“Tapi tidak boleh bilang begini juga, karena perasaan paman kedua kepadamu itu sangat tulus.”

“Tulus atau tidak siapa yang tau, suami dan istri yang sudah menikah 20 tahun juga bisa berbalik, cinta itu murah, tidak dapat diandalkan seperti uang.”

Dalam pikiran Gavin terus mengingat perkataannya dengan Christian, sejak kapan, dia lebih ingin bicara apa yang dirasakannya dengan Christian, juga tidak ingin berkata satu kata jujur kepadanya?!

Empat tahun tak ada dirinya, dia berada di Amerika, mereka apakah pernah bertemu ?

Berpikir ke hal ini, dalam hati Gavin timbul sebuah luka, meragukan sesuatu, tetapi juga benci keraguan seperti ini.

Beberapa saat, dia menghela nafas, sedikit kewalahan dan berkata: "Jadi… kamu istirahat sebentar…aku turun pergi melihat…"

"Baik. "

Anak-anak telah bermain ria.

Sebenarnya di gedung utama lantai satu ada sebuah ruang hiburan, maksud Gavin ingin merubah ruang hiburan itu menjadi ruang bermain dalam ruangan saja sudah cukup, tetapi Anna tidak puas, berkata kalau anak-anak tidak bisa terus-terusan berada di dalam ruangan, harus berjemur di luar baru bagus.

Lalu, melewati persetujuan tiga tetua Keluarga Pradipta, di gedung utama antara lantai satu dan bawah tanah, membangun sebuah taman bermain kecil.

Di samping taman bermain adalah kolam renang, jadi, Nana dan Bobi bertambah senang lagi.

"Nenek, bolehkah aku mengundang teman baikku datang bermain bersama? "

"Tentu saja boleh. "

"Nenek, bolehkah aku turun bermain air? "

"Tidak bisa, bisa berenang baru boleh turun. "

"Nenek, aku mau belajar berenang. "

"Boleh saja, Nenek bantu kalian mencari guru, libur musim panas belajar berenang di rumah. "

"Nenek, kamu bersamaku bermain perosotan? "

Anna mendengar, terus menggelengkan kepala, "Nana, perosotan ini Nenek tidak bisa naik. "

Nana duduk di puncak perosotan, menendang-nendangkan kakinya, "aku bisa menarikmu ke bawah? "

Anna tertawa dan menggelengkan kepala, "Tidak tidak tidak, kalau memang Nenek bisa naik, juga tidak berani merosot ke bawah, Nenek tidak berani. "

"Nenek kamu penakut? "

"Emm, iya. "

"Hahahaha, Nenek penakut, aku pun tidak takut, Nenek lihat aku, lihat aku merosot. "

"Baik, kamu hati-hati, hati-hati…"

Sinar matahari bulan enam yang begitu besar, Anna yang biasanya sangat menjaga tubuh, berjemur matahari juga di balik kaca saja, tetapi sekarang, dia tidak mengeluh capek tidak mengeluh matahari, begitu saja menemani cucu-cucunya bermain di luar.

Allan juga sama, dirinya yang mengendalikan kursi roda, di atas permukaan tanah yang tidak begitu datar mondar-mandir, sepasang mata yang menua melihat jelas, anak-anak bermain berjarak agak jauh berlari sana-sini, dia pun melihat dengan jelas, "Hati-hati sedikit…lari pelan sedikit, jangan sampai terpeleset…"

Ketika Gavin turun ke bawah, yang dilihatnya adalah pemandangan seperti ini.

Dia membawakan cucu kepada Papanya, Papanya malah ikut menjadi cucu.

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu