Cinta Pada Istri Urakan - Bab 609 Kamu Tidak Bisa Memesan Cincin Pasangan Ini

Sekarang, malah karena keponakan paling besarnya, Christian, dia cemburu, marah dan kesal, dan juga dikecualikan oleh anak gadisnya, dia memang pantas mendapatkannya.

Tapi, juga tidak bisa menyalahkannya, setelah Christian meneruskan bisnis Ridwansyah, dia semakin menjadi lebih baik, bagaimanapun juga dulu pernah sebagai saingan dalam percintaan, tentu saja Gavin sedikit memikirkannya.

Meskipun Nana ada di dalam pelukan Gavin, tapi masih merasa tidak senang mengerutkan bibir kecilnya, masih melihat ke arah Christian merasa tidak tega.

Gavin dengan cemburu bertanya: "Apakah dia sebaik itu?"

"Ehn, Nana suka sekali dengan kakak besar."

"Apanya yang bagus?"

"Kakak besar tampan sekali."

"......Apa papamu tidak tampan?"

"Heng, papa sedikitpun tidak tampan."

"......"

Bobi yang di sebelah langsung berkata: "Salah, papa yang paling tampan, papa, papa, aku merasa kalau papa yang paling tampan sedunia."

Wajah suram Gavin baru bisa memaksakan sebuah senyuman, "Ehn, ini adalah kenyataan."

Nana langsung membantah: "Kakak, kamu jangan terus membela papa, papa, papa bisa tidak rendah hati sedikit? Sombong membuat orang mundur, rendah hati membuat orang maju."

Gavin sungguh ingin tertawa dan menangis, dia melihat ke arah Laras, dengan pelan bertanya: "Kalimat ini apakah kamu yang mengajarnya?"

Laras: "Dia mempunyai seorang papa yang sangat suka berceramah, apa masih butuh aku yang mengajarkannya?"

Gavin marah sampai giginya gatal, "Bagus sekali, kalian ibu anak bekerja sama untuk membullyku."

Laras menyampingkan badannya, membuang muka, merapatkan bibirnya, dia juga marah.

"......." Gavin merasa kanan kirinya bukan istri dan anaknya, sedikit asal bicara saja langsung membuat ratu dan tuan putri di rumahnya tersinggung.

Dia merasa kesulitan melihat ke arah Bobi, meminta bantuan padanya.

Bobi benar-benar adalah bantuan terbaik papanya, dengan mengerti berkata: "Papa, adik suka makan permen, mama suka beli tas."

Mata Laras bergetar, "Dasar anak nakal, siapa yang bilang mama suka beli tas?"

"Bukankah kamu bilang kalau tas bisa menyelesaikan segalanya?"

Laras: "......."

Gavin memberinya pandangan yang Laras mengerti, lain kali, tidak boleh, sembarangan berbicara, di hadapan anak-anak.

Laras melihatnya dengan tidak senang, lain kali, tidak boleh, menggodaku, di hadapan anak-anak!!

Laras langsung menggendong Nana dari tangan Gavin, menenangkannya: "Sudah, anak baik, apa sudah mau tidur? Mama gendong, kamu tidur di bahu mama saja."

"Ehn, mama, aku suka sekali dengan kakak besar."

"Kakak besar sibuk bekerja, dia sudah janji akhir tahun datang melihatmu, pasti akan memenuhinya, kakak besar adalah orang yang menepati janji."

"Baik, aku akan menunggunya."

Bobi langsung menggandeng tangan papanya, berkata: "Papa, jangan asal cemburu lagi, ayo pulang denganku, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian."

Gavin: "......." Lain kali, tidak boleh, asal cemburu, di hadapan anak-anak!

Setelahnya, anggota keluarga Pradipta kembali ke rumah masing-masing, pesta perayaan yang ramai dan meriah akhirnya selesai pada malam hari.

-------

Keesokan harinya, Aaron seperti biasanya tepat waktu pergi bekerja, hari ini malah diikuti oleh segerombolan wartawan, dari depan rumah diikuti sampai gedung perusahannya.

Dekorasi gedung Gumaya sebelumnya sudah dibereskan, tidak ada yang menghalangi, Aaron dengan cepat langsung dikelilingi oleh wartawan.

"Presir Pradipta, pertama-tama selamat atas pertunanganmu, apakah bisa di bocorkan tanggal pernikahan kalian kepada penggemar yang memperhatikanmu?"

"Presdir Pradipta, anda dengan nona Rope begitu cepat memutuskan untuk menikah, apakah nona Rope sudah hamil?"

Pertanyaan satu per satunya datang, tidak ada habis-habisnya, wajah Aaron tidak ada ekspresi, tidak menjawab satu katapun.

"Presdir Pradipta, jawab sebentar, para penggemar sangat memperhatikan pernikahan kalian."

"Presdir Pradipta, presdir Pradipta........"

Aaron masuk ke lobi gedung, dengan cepat menghilang dari lobi.

Satpam menghadang semua wartawan di luar, para wartawan juga sangat tidak berdaya.

Setelahnya, di internet mulai gila menyebar Aaron dengan wajah masamnya merespon berita pertunangannya, ada berita kecil yang mengatakan, kalau Aaron sebenarnya tidak ingin menikah, tapi Tasya sudah hamil, hanya bisa kawin tembak, jadi tidak tampak sedikitpun kebahagiaan di wajahnya, bahkan saat-saat penting mengumumkan berita pertunangan saja juga tidak hadir.

Rumor yang bukan tanpa berjuta alasan, Tasya pagi-pagi melihat beritanya langsung marah-marah.

"Ma, ma," Dia berlari kecil turun tangga, "Ma, kamu sudah lihat beritanya? Orang-orang ini benar-benar jahat sekali, bisa tidak semuanya dihentikan?"

Olip yang berlatar belakang militer, pada saat muda pernah menjadi tentara, meskipun sudah menjadi istri rumah tangga orang kaya, tapi dia masih mempunyai aura kepahlawanan yang kuat, dan juga berpegang pada prinsip "orang tidak menggangguku, maka aku tidak akan mengganggu orang, kalau orang menggangguku, akan kuhabiskan".

"Seluruh internet semua sedang menyebar, apa bisa dihentinkan sampai habis? Kamu panik apa, itu semua hanya tulisan sembarangan media, kamu digigit sekali, kamu mau gigit mereka balik? Tidak takut nanti tidak dapat apa-apa?"

"Tapi ma......."

"Sudahlah, sekarang kamu merespon itu semua tidak ada gunanya, lebih baik cari kesempatan dengan Aaron muncul di publik, gunakan perbuatan langsung untuk membalas rumor-rumor itu."

Tasya berpikir, benar juga, "Ma, mama benar, aku sekarang ajak dia pergi makan."

Awalnya Aaron tidak ingin keluar "memamerkan kemesraan" dalam keadaan rumor yang beredar, tapi tidak bisa menahan desakan calon istrinya, akhirnya menyetujuinya.

Di sebuah pusat perbelanjaan, Tasya melewati toko berlian, langsung bersikeras menarik Aaron masuk.

Karna memang sudah tunangan, barang semacam berlian itu, juga sudah seharusnya ada.

Toko berlian selalu suka menggunakan bahasa iklan yang memprovokasi, menggunakan penculikan moral untuk mengikat cinta antara pria dan wanita, contohnya-----"Setiap pria hanya boleh membuat sebuah cincin yang tak ada duanya untuk seorang wanita".

Kalimat iklan ini membuat banyak sekali pria dan wanita yang tidak puas atas hubungan mereka menjadi terprovokasi, contohnya, Tasya.

"Aaron, ayo kita pesan sepasang."

Aaron tidak mempunyai alasan untuk menentang, melihat tatapannya yang sangat menginginkannya, malah merasa bersalah padanya, hal seperti ini harusnya dia yang sebagai pria yang memikirkannya dulu, dia malah tidak menyiapkan apa-apa.

Tasya dengan senang memilih model dan ukuran, ketika mau membayar malah terjadi kesalahan.

Pelayannya sedikit tidak enak, dan berkata: "Maaf, tuan Pradipta, kamu tidak bisa memesan cincin pasangan ini."

Tasya merasa curiga bertanya: "Kenapa tidak bisa?"

Pelayan tersenyum kaku, dengan pandangan bertanya pada Aaron, "Tuan Pradipta, apakah kamu......dulu sudah pernah memesannya?"

Begitu pelayan berkata seperti itu, Aaron langsung teringat, dulu dia pernah memesan cincin berlian.

Hanya saja, dia tidak yakin apakah memesan di toko ini, karena saat itu asistennya membawa begitu banyak model cincin untuk dia pilih, dia langsung memilih satu dari sekian banyaknya.

Mengenai merek berliannya, dia tidak yakin.

Sekarang begitu pelayan mengatakannya, dia baru tau rupanya dia pesan disini.

Tasya merasa curiga melihat Aaron, Aaron sedikit canggung, "Kalau begitu kita pesan di toko lain, kita pesan yang lebih besar yang lebih bagus, yang penting kamu suka."

Kecemburuan di dalam diri Tasya bagaikan ombak laut, tapi wajahnya masih tetap begitu baik dan lucu, dia langsung mengangguk mengerti, juga tidak membuat Aaron kesulitan, mengembalikan cincin yang sudah dibungkus kepada pelayan, "Maaf merepotkanmu, terimakasih."

Aaron langsung menggandeng tangannya, dengan pelan berkata: "Maaf, aku yang lalai."

Tasya menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Aku tidak peduli dengan masa lalumu, karena tidak ada aku di dalamnya, aku hanya peduli dengan masa depanmu."

Aaron merasa lega dan juga tersentuh, dalam waktu yang sama juga sangat menyayangkan, kalau Suli mempunyai setengah pengertian dari Tasya, setengah cara berpikir dari Tasya, setengah mengerti Aaron seperti Tasya, kalau begitu pasti bagus sekali.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu