Cinta Pada Istri Urakan - Bab 824 Kalian Semua Keluar Dari Sini

Laras bingung dan tidak mengerti, sedangkan Gavin tetap tenang dan rasional.

Setelah penuh pertimbangan, dia memilih Rihana sebagai "orang dalam".

Karena dibandingkan dengan Alvin, Rihana lebih cocok dalam menyampaikan informasi kepada Laras. Dengan begitu, Laras bisa dengan leluasa mendapatkan informasi kekerasan rumah tangga yang dialami oleh Eli.

Mengenai kondisi Eli, Hendro telah membajak komputer dokter pribadi dan melihat catatan diagnosisnya.

Tetapi jika dipikir-pikir kembali, diagnosis dokter pribadi hanyalah sebatas penilaiannya saja dan bisa saja hasil diagnosisnya salah. Jika diperiksa dengan alat pemeriksaan, mungkin kondisi Eli lebih buruk, tulang rusuknya pun sudah patah, dan mungkin saja ada pendarahan internal.

Karena itu, masalah ini harus cepat dan akurat, dan jika ditunda lagi akan menjadi ancaman bagi nyawa Eli.

"Halo, bibi Rihanana," Laras memegang ponselnya dengan erat, dengan perasaan khawatir dan gugup. "Maaf sudah mengganggumu tengah malam."

"Tidak apa-apa Laras, ada apa kamu mencariku?"

"bibi Rihanana, aku menelepon mamaku. Tetapi dia tidak menjawabnya sama sekali. Aku khawatir terjadi sesuatu padanya."

Rihana bingung, "mamamu sudah memberimu informasi kontaknya?"

"Ya."

"Jangan khawatir, mungkin saja dia tidak bisa menjawabnya sekarang. Tuan Jin mengontrolnya dengan ketat. Jika Tuan Jin mengetahui kamu menelepon mamamu, itu akan buruk bagi mamamu."

"Tapi aku benar-benar khawatir. Kelopak mataku terus bergetar. bibi Rihanana, apakah kamu punya cara lain untuk menghubungi mamaku?"

Rihana berpikir, dan berkata, Begini saja, aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Aku akan pergi ke rumah mereka segera untuk melihatnya."

Laras sangat berterima kasih, "Baik, baik, terima kasih bibi Rihanana."

"Jangan khawatir, tunggu kabar dariku."

"Um."

Begitu menutup telepon, Gavin dan Laras dengan segera keluar dari rumah dan menyetir mobil pergi ke kediaman Morales lebih awal dan menunggu di bawah. Sambil menunggu telepon masuk dari Rihana, tidak peduli apakah dia melihat kondisi Eli atau tidak, mereka akan menerobos masuk kedalam.

Air mata Laras tidak berhenti mengalir. Jika bukan karena Gavin yang menahannya, dia pasti sudah bergegas masuk ke dalam rumah Morales tanpa mempedulikan apapun untuk menyelamatkan mamanya.

Namun, pengalaman hidupnya mengajarkan kepadanya bahwa kecerobohan hanya akan memperburuk situasi.

Malam yang luas menyelimuti bumi, dan angin barat laut bertiup kencang tanpa henti di kota ini, dan beberapa partikel es kecil menabrak kaca depan, dan sepertinya sudah mau turun salju.

Laras memegang ponselnya dengan erat,dengan cemas menunggu panggilan masuk dari bibi Rihanana.

Gavin telah menghubungi rumah sakit, dan Anis Tata siap setiap saat.

Rihana mencoba menelepon Eli tetapi tidak ada juga yang menjawab. Jika panggilan telepon Laras tidak bisa dijawab olehnya, maka tidak ada alasan bagi Eli untuk tidak menjawab telepon dariku.

Dalam kondisi bingung, Rihana menekan bel pintu rumah Jin.

Sudah menunggu begitu lama pintu tetap tidak dibuka, dia bahkan mejadi lebih bingung.

“Eli, Eli?” Rihana mulai mengetuk, “Tuan Jin, Tuan Jin, apakah kalian di rumah?”

Di dalam, Morales sedang duduk di sofa dan mengerutkan keningnya dengan wajah yang tidak senang.

Alvin: "Paman kelima, Rihana datang untuk menemui istri paman."

Morales : "aku sudah berkata istriku sudah tertidur. Dia bersikeras mengetuk pintu seperti itu, seperti ingin membangunkan orang yang sedang tidur."

Alvin: "Mungkin dia benar-benar dalam keadaan darurat."

Morales: "Kesehatan istriku lebih penting, jangan dibuka."

Alvin kemudian berkata, "Karena kondisi istri paman tidak sehat, haruskah aku mengantarnya ke rumah sakit untuk diperiksa?"

Morales dengan mata melotot, "Aku bilang dia tertidur, apakah kamu tidak mendengar?"

Alvin tidak berani melanjutkan pembicaraannya, dia hanya menundukkan kepalanya dan terdiam.

Rihana terus mengetuk pintu diluar, dan membuat Morales tidak tahan, "Pergi, kamu pergi dan usir dia."

Alvin berada dalam posisi yang sulit, tetapi dia tidak bisa menolak, kemudian berdiri dan membuka pintu.

Terdengar suara pintu terbuka.

Rihana merasa senang sejenak, tetapi orang yang membuka pintu ternyata Alvin.

"Tuan Jin muda juga ada di sini. Maaf sudah mengganggu tengah malam. Aku ada perlu untuk bertemu dengan Eli."

Alvin berkata, "Bibiku sedang tidak sehat dan sudah tertidur. Bagaimana kalau besok pagi saja kamu datang menemuinya?"

Rihana melihat-lihat kearah dalam pintu dan melihat Morales sedang duduk di sofa, dia tidak melihat Eli di dalam, dalam hatinya dia semakin bingung dan ragu.

Ini sudah larut malam, mengapa Alvin masih di sini? Dan dia membunyikan bel pintu begitu lama, mengetuk pintu begitu lama, padahal mereka jelas-jelas ada di dalam, mengapa butuh waktu yang begitu lama untuk membuka pintu?

“Eli dia... apanya yang sakit?” Rihana bertanya lagi.

Alvin menggelengkan kepalanya, "Sebenarnya, aku juga tidak tahu. Bibiku sudah tertidur ketika aku datang."

Rihana: "Karena aku sudah lama tidak melihatnya, jadi aku sangat khawatir tentangnya, Tuan Jin muda, bisakah kamu membiarkan aku melihatnya?"

Alvin menoleh dan melihat wajah muram paman kelima, dia menolak: "Benar-benar tidak bisa, silakan pulanglah."

Pada saat ini, pintu kamar terbuka tiba-tiba, dan Eli muncul di depan pintu, dia mencengkeram gagang pintu dengan kuat, dan keadaanya seperti dia bisa terjatuh kapan saja, dan sebelah wajahnya bengkak, dan rongga mata kanannya berdarah.

Dia mencoba menggunakan sekuat tenaganya dan berteriak, " Rihana , selamatkan aku..."

Morales bangkit dari sofa dan berusaha menghentikannya agar tidak keluar.

Alvin dan Rihana sangat terkejut, Kondisi ini benar-benar diluar imajinasi mereka.

Apa yang baru saja terlihat? Apakah itu Eli? Kenapa wajahnya bengkak seperti itu? Apakah itu darah atau apa? Astaga! !! !!

Alvin bergegas lari ke arah pintu dan menghalangi Morales, "Paman kelima..."

Dengan suara menakutkan itu, Morales nyaris melihatnya keluar, "Kamu, masuk ke dalam."

Saat dia memerintah Eli dan Alvin datang menghampiri.

Rihana mengikuti dari belakang, berteriak dengan tajam: "Eli... Kamu... Kamu... apa yang terjadi?"

Morales mendorong kebelakang dan menjauhkan Rihana yang sedang terkejut. "Kalian semua keluar dari sini. Ini adalah urusan keluargaku. Siapa pun yang berani mencampuri berarti orang itu siap mati."

Rihana ketakutan hingga tidak berani bersuara.

Sedangkan Alvin terus membujuknya: "Paman kelima, ini... Bibi harus segera di antar ke rumah sakit."

"Keluar !!!"

Pada saat ini, Eli tergeletak di lantai, kakinya lemes, dia bersandar di punggung Alvin, dan kemudian tergeletak di lantai.

"Bibi kelima, Bibi kelima..."

Selama ini Alvin tidak pernah berani memberontak melawan Paman kelima, tetapi saat ini, hati nurani dan logikanya mengatakan kepadanya bahwa dia tidak bisa membiarkan bibi kelima dalam keadaan sekarat.

"Paman kelima, aku tidak bisa menahannya lagi!"

Alvin menggendong Eli dan berjalan langsung ke arah pintu dan keluar.

Morales: "Kembalilah, aku menyuruhmu kembali, lepaskan orang, lepaskan!"

Alvin berbalik dan berkata, "Dia sudah sekarat!"

Setelah berbicara, Alvin menggendong Eli dan berlari keluar, Rihana mengikuti dari belakang.

"Halo, 120?"

Gavin dan Laras yang telah menunggu di lantai bawah, mereka tidak mendapatkan panggilan telepon, kemudian langsung melihat Alvin dan Rihana berlari bersama sambil menggendong Eli.

"Apa yang terjadi ?!"

Laras ingin turun dari mobil, tetapi dihentikan oleh Gavin. "Jangan khawatir, selama ada Alvin, ini jadi lebih baik, kita langsung pergi ke rumah sakit, bibi Rihanana pasti akan meneleponmu, dan pada saat itu, kehadiran kita tidak akan terlihat mencurigakan, bahkan jika berhadapan dengan Morales, itu juga tidak akan terlihat curiga. "

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu