Cinta Pada Istri Urakan - Sangat Memilukan

Ternyata kepribadian Manda itu sangat ceria dan semangat setelah mengetahui dirinya bukan anak kandung dari keluarga Atmaja. Selama bertahun-tahun dia melewati hari-harinya dengan tidak percaya diri dan tampak murung, menutupi kepribadiannya yang ceria dan semangat.

Setelah mengetahui bahwa dirinya ditinggalkan oleh orang tua kandungnya, Manda sangat berhati-hati dan menjalani kehidupannya dengan sikap rendah diri, bahkan lebih parah dari kehidupan Laras yang dulu.

Sekarang, tiba-tiba memutuskan untuk mengenali kerabatnya, dan pikirannya semakin terbuka.

Namun, meskipun pikirannya semakin terbuka, dia tetap merasakan ketegangan di dalam dirinya.

Setelah kembali ke rumah dan beberapa hari menunggu kabar, dia benar-benar menyadari apa rasanya tidur tidak nyenyak, makan tidak tenang, dia khawatir dan sekaligus bersemangat, dan adrenalinnya tidak turun.

Hari itu, Manda baru saja tiba di kantor, begitu setelah duduk di kursi, dia langsung menelepon Laras.

"Halo, Laras, apakah hasilnya sudah keluar?... Tidak, tidak, tidak, kamu jangan berbicara dulu... Jika hasilnya sudah keluar, kamu batuk sedikit, dan jika belum keluar, maka kamu katakan belum keluar."

"..."

"Apa maksudnya tidak batuk juga tidak berbicara? Sudah ditemukan? Apakah orangnya berpergian keluar kota? Atau... atau... apakah orangnya telah hilang?"

Laras bertanya dengan terus terang, "Apakah kamu sudah selesai berbicara? Bisakah aku bicara?"

"Bisa, Bisa, Haiyaa, Laras, Aku ini sangat cemas"

" Dokter Anis dan Gavin baru saja selesai berbicara, aku baru saja akan memberitahumu, tetapi kamu sudah menelepon lebih dulu, apakah kamu ingin tahu hasilnya?"

"Tentu saja," Manda sangat bersemangat, tangan yang memegang ponsel pun bergetar, "Tunggu sebentar, jangan katakan dulu, biarkan aku rilaks sebentar, rileks sebentar..."

Laras tertawa cekikikan di ujung telepon, meskipun tidak bertatap muka, tetapi dia bisa membayangkan kegelisahan Manda.

"Apakah sudah rileks? Sedikit bocoran, ini adalah kabar baik."

"Apakah mereka sudah ditemukan?"

"Sudah."

"Apakah mereka masih hidup dan sehat?"

"Iya, masih hidup tetapi sedang sakit, ayahmu mengalami Stroke Infark dan terbaring lumpuh di tempat tidur."

"..." Manda tertegun. Seketika hening, bibirnya bergerak, tetapi tidak berkata apa-apa.

"Manda, paman pertama adalah ayah kandungmu, sudah dipastikan melalui Tes DNA, tidak perlu ragu, kamu adalah putri dari keluarga Atmaja."

Manda tercengang, apa yang baru saja dia dengar? Dirinya adalah putri kandung Rama? Anak kandung?

Manda tertawa tanpa sadar, jadi, selama lebih dari dua puluh tahun ini, orang yang biasa dia panggil ayah, ternyata memang ayahnya, dan orang itu adalah ayah kandungnya.

"Apakah kamu senang?"

"Um, senang, kalau begitu, berarti kita berdua memiliki hubungan darah."

"Iya, hubungan persaudaraan kita ini adalah kenyataan dan kebenaran yang tidak bisa diubah.

"Lalu... lalu... ibuku?"

Dengan suara mantap dan bahkan terdengar senang, Laras berkata, "Bukan Nagita, tenang saja."

"Jadi siapa?"

"Namanya Ave, dan satu hal lagi, Manda, kamu bukan anak haram. Rama dan Ave memiliki surat nikah dan mereka adalah pasangan suami istri yang sah."

Manda sangat terkejut, pikirannya tiba-tiba kosong dan termenung. Dirinya benar-benar dalam keadaan tercengang.

"Gavin telah memeriksanya, dan hasilnya telah keluar setelah diverifikasi. Ayahmu dan ibumu adalah pasangan suami istri yang sah."

"Itu... itu..."

"Kejadian waktu itu tidak bisa di verifikasi oleh orang luar, tetapi Rama bercerai dan menikah lagi, selisihnya hanya satu hari. Saat Rama dan Nagita meregistrasi pernikahan mereka, Kak Maira sudah berusia dua tahun."

Setelah mengetahui semua ini, Manda duduk termenung sendirian di kantor, dia benar-benar tidak menyangka dengan semua ini, tetapi jika dilihat dari apa yang Laras katakan, Manda lebih kurang bisa memperkirakan apa yang terjadi.

Setelah menutup telepon, Laras mengirimkan laporan tertulis kepada Manda. Gavin menyelidikinya dengan sangat teliti. Selain laporan tes paternitas DNA, ada informasi rinci tentang Rama, Ave, dan Nagita.

Manda mencetak laporan itu satu per satu, dan kemudian mengambil selembar kertas putih dan pena, dan menulis beberapa daftar waktu untuk memeriksanya lebih lanjut.

Rama dan Ave bercerai pada tahun kesembilan setelah menikah, sehari setelah perceraian, Rama dan Nagita meregistrasi pernikahan mereka. Maira yang berusia dua tahun pada waktu itu adalah anak tunggal dalam keluarga.

Sedangkan Manda berada di keluarga Atmaja setelah setahun kemudian.

Nagita pernah berkata kepada Manda bahwa Manda ditinggalkan oleh orang tuanya di dekat tempat sampah di dekat rumah Atmaja. Saat ditemukan, ada catatan yang bertuliskan tanggal lahir di tempat tidur bayi.

Jika Nagita tidak berbohong dan tanggal kelahiran Manda benar, ini artinya, Manda lahir di bulan ketujuh setelah perceraian Ave, dan hamil pada bulan Oktober, kemudian melahirkan. Saat Ave dan Rama bercerai. Usia kehamilan Ave diperkirakan sudah dua bulan.

Rama dan Ave tidak memiliki anak selama sembilan tahun menikah, tetapi Nagita melahirkan seorang anak dari Rama. Jika dipikir, ini mungkin juga alasan utama mengapa Nagita bisa menikah dengan Rama.

Data menunjukkan bahwa setelah menikah, Ave menjadi ibu rumah tangga dan tidak pergi bekerja. Jika tidak bekerja maka tidak ada penghasilan, tidak ada penghasilan maka tidak ada status. Semua orang bisa mengetahui bahwa Ave tidak produktif saat bercerai.

Ave adalah orang yang ditinggalkan. Seorang wanita, tanpa suami, tanpa keluarga, dan tanpa pekerjaan selama bertahun-tahun, dan setelah bertahun-tahun infertilitas, akhirnya memiliki anak. Tentu saja

Ave tidak akan melakukan aborsi, bagaimanapun dia akan tetap melahirkan anak itu, hanya saja dia tidak bisa membesarkannya.

Semakin dipikirkan, Manda semakin merasa sedih, air matanya mengalir jatuh tanpa sadar. Dirinya mungkin tidak bisa merasakan kesullitan Ave pada saat itu, tetapi Manda bisa memahami keadaan Ave.

Salah satu bukti kasih sayang dan cinta orang tua pada anaknya adalah mempertimbangkan dan merencanakan masa depan anak-anaknya yang masih panjang. Ave mengirimnya kembali ke rumah Rama pasti demi kelangsungan hidup putrinya.

Kata-kata Nagita yang mengatakan bahwa Manda dibuang ke tong sampah tidak boleh dianggap serius.

Manda semakin berpikir semakin mengerti. Nagita yang jahat ini tidak hanya menghancurkan pernikahan orangtuanya, tetapi juga dengan sengaja menyembunyikan hubungan Manda dengan Rama. Nagita ini benar-benar sangat jahat, sangat mengerikan dan sangat menyebalkan.

Manda melihat riwayat hidup Ave, Ave tidak menikah lagi dan masih sendiri. Kemudian, Ave meninggalkan Kota Jakarta, pergi ke beberapa kota, dan telah mengganti beberapa kali pekerjaan. Dan kemudian, Ave pergi ke luar negeri.

“Tidak ada lagi?” Manda begitu fokus membacanya hingga dirinya tidak menyadari bahwa itu adalah halaman terakhir, Manda membolak-balik kertas itu, dan tidak ada lagi. Kemudian Manda mengecek salinan yang dikirimkan oleh Laras dari ponsel. Dan memang itu adalah halaman terakhir.

Manda melihat dan berpikir, masa lalu orang tuanya mungkin hanya itu saja, tetapi yang menyebalkan adalah Nagita selalu mempermainkan hubungan Rama dengan Manda, membuat hubungan antara ayah dan putri semakin jauh dan dingin.

Setelah memikirkan hal ini, Manda berdiri dan pergi menyapa Fanny, kemudian bergegas ke rumah sakit.

Manda tidak tahu di mana Ibu kandung berada, sedangkan ayah kandungnya bisa di lihat kapan saja dia mau.

Di bangsal rumah sakit, Rama sedang berbaring di tempat tidur dengan bantuan alat pernapasan di mulutnya, berbagai instrumen yang melekat pada tubuhnya dan beberapa alat detektor di kepala tempat tidur. Tubuhnya tak bergerak, hanya menatap langit-langit dengan mata berwarna kuning telur.

Setelah sadar, Rama hanya bisa melihat langit-langit ruangan.

Nagita belum pernah datang kemari sejak Rama dinyatakan lumpuh oleh dokter, Nagita datang ke rumah sakit hanya untuk bertemu dengan Maira di Departemen Luka Bakar, meskipun hanya butuh beberapa langkah saja untuk datang menjenguk Rama.

Meskipun tidak bisa bergerak dan tidak bisa bicara, tetapi pikiran Rama masih sangat jelas. Perawat yang bertugas sering mendengar suara tangisan dari bangsal ini.

Suara tangisan Rama kecil, tapi terdengar sangat memilukan.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu