Cinta Pada Istri Urakan - Bab 204 Yang Penting Punyamu Tidak Ikut Patah

Pusat Intelijen Pasukan Khusus Serigala.

Selama proses pencarian dan penyelamatan, tim SAR menemukan sebuah kamera di dalam reruntuhan.

Pada saat ini, kamera ini sedang berada di tangan regu intelijen.

Kameranya sudah rusak, namun kartu memorinya tidak rusak sama sekali.

Hendro bertanya : "Apakah ada sesuatu di dalam sana?"

"Kapten Hendro, silahkan dilihat."

Hendro mengambil laptopnya dan menekan tombolnya dengan pelan, itu adalah video yang sedang mendokumentasikan perjalanan Ariel.

"Kapten Hendro, jika anda tidak ingin menonton artis besar yang sedang berpura-pura melakukan pertunjukan, anda bisa langsung lompat ke 1 jam 36 menit kemudian."

Hendro menarik tombolnya sampai ke jam yang dimaksud, saat dia melihat adegan yang ada di depannya, matanya langsung bersinar.

"Gempa, gempa......" di dalam video, seorang pria dengan suara yang kasar berteriak dengan panik.

Selanjutnya, gambarnya berguncang dengan sangat hebat, itu adalah adegan saat pria itu memeluk kameranya dan berlari keluar pintu, "Bukan gempa bumi, tapi tanah longsor, cepat lari......"

"brak" kameranya jatuh ke lantai, lalu kameranya kebetulan menghadap ke dalam ruang kelas.

Pada saat ini gambarnya hanya sedikit beguncang saja, di dalam video terekam jelas adegan Ariel dan asistennya yang sedang meninggalkan semuanya dan melarikan diri.

Di saat yang bersamaan, juga merekam adegan Rendra yang langsung berlari masuk ke dalam kelas untuk menyelamatkan anak-anak.

Tentu saja, juga ada adegan Laras dan Manda yang setelah tertegun selama 2 detik, lalu langsung berlari masuk tanpa memikirkan diri mereka sendiri ke dalam kelas dan berusaha untuk menyelamatkan anak-anak bersama dengan Rendra.

Bahkan ada adegan pada saat bangunan kelas runtuh, Rendra langsung membuka kedua lengannya dan menerjang ke arah Manda dan anak-anak dan juga adegan Laras yang melepaskan tangan Dimas dan berbalik lari ke sudut ruangan.

Kamera tidak akan mungkin bisa berbohong.

Lensa kamera sudah merekam reaksi setiap orang pada saat menghadapi bencana dengan sangat jelas.

Terakhir terdengar suara yang sangat keras "boom", lalu rekaman videonya selesai, saat kameranya rusak, langsung otomatis menyimpan film dokumenter ini dengan utuh ke dalam kartu memori yang ada di dalamnya.

Temannya yang lain sedang menonton siaran langsung jumpa pers Ariel.

Begitu membandingkan kedua rekamannya, Ariel memang benar-benar layak disebut sebagai aktris terbaik film internasional, suaranya saat berbicara bahkan lebih indah dari pada saat dia bernyanyi.

"Kapten Hendro, si artis terkenal Ariel ini bertindak seolah-olah semua hal itu adalah jasanya, perilakunya ini benar-benar sangat memalukan, bagaimana jika kita mengeksposnya?"

Hendro malah tidak menyetujuinya, "Ini bukan urusan kita, jangan menambah masalah......"

Namun setelah tertegun selama 2 detik, dia tiba-tiba berbalik dan berkata : "Tapi kita bisa memberikannya kepada yayasan kepahlawanan negara, agar Rendra, Laras, Manda dan juga komandan Dimas Agung kita mendapatkan penghargaan karena tindakan heroik yang mereka lakukan."

"Kedengarannya bagus, aku akan segera melakukannya."

Hendro mengambil rekaman video beberapa menit terakhir yang paling utama ini dan mengirimkannya kepada Gavin.

Saat Gavin yang masih berada di rumah sakit militer melihat rekaman ini, dia memiliki perasaan yang campur aduk, dia benar-benar merasa kagum terhadap gadis kecil ini.

Dulu dia selalu mengira kalau Laras suka membuat masalah dan tidak menurut, suka berkelahi dan mencari masalah dengan orang lain, selalu bertindak sembarangan.

Sebenarnya dia lebih setia kawan dibandingkan siapapun, memiliki hati yang hangat dan penuh kasih dibandingkan siapapun.

Saat bertemu dengan orang-orang yang suka menindas orang lain, ada orang yang memilih untuk menghindar, sedangkan dia lebih memilih untuk keluar dan membela keadilan.

Pada saat ini, timbul sedikit rasa bangga di hatinya.

Merasa bangga karena apa yang sudah dilakukan oleh Laras.

Romo bertanya dengan penasaran : "Ada apa?"

Gavin menyerahkan rekaman video yang ada di tangannya kepada Romo, setelah melihat rekamannya, air mata Romo mengalir.

Yang satu adalah seekor rubah tua yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis, yang satunya lagi adalah seseorang yang sudah pernah bertemu dengan banyak orang jahat, saat melihat putrinya menolong orang lain tanpa mempedulikan nyawanya sendiri, dia menangis dengan sedihnya.

"Laras, papa merasa bangga padamu."

Gavin berkata di dalam hatinya, Laras, suamimu ini juga merasa bangga padamu.

--------

Di bangsal ortopedi rumah sakit militer, Rendra sedang dirawat disini.

Kedua kakinya patah dengan tingkat keseriusan yang berbeda, keduanya dipasangi gips yang tebal.

Selama beberapa waktu ini dia harus berhubungan dengan kursi roda.

Banyak orang yang datang ke dalam kamar pasien, orang tuanya, Allen Pradipta dan Alexa, paman keduanya, Allan beserta istrinya, paman ketiganya, Alladin beserta istrinya, bibinya sekeluarga dan juga para kerabat dari ibunya.

Untung saja kamar pasiennya cukup besar, jika tidak maka tidak akan cukup untuk menampung mereka semua.

Bibi ketiga, Aswina menarik tangan kakak iparnya lalu menghiburnya : "Jika bisa lolos dari bencana besar maka pasti akan ada berkah yang menanti, Rendra kita sudah bisa melalui semua nasib buruknya, kelak pasti hanya akan ada keberuntungan, semua yang dia lakukan akan lancar."

Alexa menatap putranya lalu diam-diam menghapus air matanya, "Aku tidak berharap dia mempunyai karier yang sangat gemilang, aku hanya berharap dia dapat hidup tenang dan aman."

Allen menatap raut wajah Allan dan juga Anna yang terlihat muram, dia bertanya : "Laras masih belum sadar?"

Allan menggeleng, "Belum, dia masih berada di unit perawatan intensif."

Anna merasa sangat khawatir, dia tidak berniat untuk berpartisipasi dengan apapun yang sedang mereka semua bicarakan.

Meskipun dia tidak suka kepada menantunya ini dan selalu mencari-cari kesalahannya, tapi jika benar-benar terjadi sesuatu kepada dirinya, putranya pasti akan merasa sangat sedih.

Jika putranya sedih, maka dia juga akan merasa sedih.

Aaron juga ada disana, namun dia tidak bergabung bersama dengan para senior, melainkan duduk di pinggir ranjang dan mengetuk kaki Rendra yang sedang digips sambil berkata : "Tidak masalah jika kedua kaki ini patah, yang penting 'punyamu' tidak ikut patah."

Rendra memelototinya, "Bercanda terus."

Aaron kembali menggodanya dengan berkata : "Kak, aku sudah menonton jumpa pers kak Ariel, dia saat ini benar-benar sudah menjadi role model seorang pahlawan negara, katakan sejujurnya kepadaku, kamu pergi ke Gunung Sumbing karena dirinya bukan?"

Rendra tertawa lalu menggeleng dan berkata : "Kamu sudah berpikir terlalu banyak, aku duluan yang datang ke Gunung Sumbing."

"Oh, ternyata kak Ariel yang sudah berinisiatif untuk mencarimu, kalau begitu kalian berdua bisa dibilang sudah melewati bahaya bersama-sama, sudah saatnya untuk kalian kembali bersama bukan?"

Adik sepupunya, Sandra Dewi juga ada disana, saat mendengar perkataan Aaron, dia segera mendekat untuk mengorek informasi, "Apa apa, kak Rendra dan kak Arielku kembali bersama?"

Yang satu adalah kakak sepupu laki-laki yang paling dia kagumi, yang satunya lagi adalah kakak sepupu perempuan yang paling dekat dengannya, dia benar-benar berharap mereka dapat kembali bersama.

Suara Sandra tidak kecil, jadi dapat didengar jelas oleh para orang tua yang sedang berbicara dengan suara yang pelan, hal itu sukses menarik perhatian semua orang.

Semua orang menatap Rendra, ingin mendengar jawabannya.

Ibu Sandra, yang juga adalah istri dari paman Rendra berkata dengan gembira : "Ariel benar-benar sangat langka, dia tidak hanya mengeluarkan uang dan juga tenaga, dia bahkan masih menyelamatkan begitu banyak anak-anak pada saat yang genting, Rendra, kamu harus menghargai baik-baik kesempatan kali ini."

Aswina : "Aku juga sudah melihat berita, meskipun Ariel terlalu mengekspos apa yang sudah dia lakukan, tapi dia memang sudah menyelamatkan orang-orang, inilah artis besar yang sesungguhnya."

Bahkan Alexa menunjukkan ekspresi bahagia di wajahnya, dia bertanya : "Nak, kalian berdua benar-benar sudah kembali bersama? aku dan ayahmu melihat Ariel tumbuh besar, kami sangat suka terhadapnya, selain itu dia pernah berkata kepadaku kalau dia sudah lelah akan pekerjaan di industri hiburan, dia ingin menikah dan menjadi seorang istri dan ibu yang baik saja."

Mengatakan hal yang tidak-tidak seperti ini adalah keahlian para orang tua, terlebih para orang tua wanita.

Rendra sendiri belum mengatakan apapun, tapi semua orang sudah mengira kalau dia dan Ariel sudah kembali bersama, bahkan sudah mau menikah.

Dia terpaksa berkata dengan serius : "Topik pembicaraan ini selesai sampai disini saja, kalian jangan sembarangan menebak hal yang tidak ada."

Pada saat ini pintu kamar pasien dibuka dari luar, Ariel muncul di depan pintu dengan membawa seikat bunga segar.

Dia membeku di depan pintu, "Ternyata ada begitu banyak orang, aku.....aku.....apakah aku sudah mengganggu kalian?"

Begitu dia menyelesaikan jumpa persnya, dia langsung bergegas ke rumah sakit militer, hatinya terus memikirkan Rendra.

Namun dia tidak menyangka kalau di dalam kamar pasien ini akan ada begitu banyak orang, selain itu kebanyakan adalah para orang tua.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu